[Blogtour+Giveaway] When Love is Not Enough

Judul : When Love is Not Enough
Penulis : Ika Vihara
Penerbit : Elex Media Komputindo
Tebal Buku : 282 Halaman
Cetakan Pertama, Januari 2017
ISBN : 9786020297682
Rating : 4 dari 5





If people don't get a second chance, how will they prove that they learned their lesson?

***

Blurb:


Awalnya, Lilja Henrietta Møller berpikir, menikah dengan sahabatnya, Linus Zainulin, dan tinggal bersamanya di Munchen, akan menjadi sebuah pernikahan yang sempurna. Tidak ada yang salah dengan pernikahan mereka. Karena Linus dan Lily bisa sama-sama melakukan apa yang mereka suka. Tapi semua tidak sesempurna angan-angan Lily. Karier Linus yang semakin menanjak ternyata malah menghancurkan gerbong kehidupan pernikahan mereka. 

Lily kehilangan laki-laki yang dia cintai. Ayah dari anaknya. Suaminya. Yang lebih buruk lagi, dia kehilangan sahabatnya. Sosok yang sudah bersamanya sejak dia dilahirkan. Lily kembali ke Indonesia, mencoba membangun kembali hidupnya, tanpa Linus bersamanya. 

***

Lily menikah dengan Linus atas dasar cinta. Cinta yang merekatkan mereka selama bertahun-tahun, bahkan sejak mereka bayi. Kedua orangtua mereka bersahabat, rumah mereka berdekatan, dan juga mereka membangun usaha bersama. Tidak butuh banyak usaha untuk mereka saling mengenal, lalu jatuh cinta. Barangkali mereka hanya membutuhkan waktu untuk mengubah brother-sister-zoned, menjadi sepasang kekasih, lalu naik tingkat sebagai suami-istri.

Menjelang pernikahan, Lily disibukkan dengan mengurus banyak hal seputar persiapan pesta pernikahannya. Tentang gaun, gedung, resepsi, dan lain sebagainya. Lily lupa kalau ada banyak hal yang jauh lebih penting dari itu. Pernikahan bukanlah sekadar pesta. Pernikahan itu penyatuan dua manusia. Baik pola pikirnya, impian, ambisi, dan kehidupan yang akan mereka bawa setelah menikah. 

Bisa dibilang, kehidupan mereka bahagia, Lily bekerja sebagai seorang programer, dan Linus, yang memiliki prestasi cemerlang dalam pekerjaannya di bidang industri lokomotif. Kehidupan awal pernikahan mereka pun menyenangkan. Mereka sering bepergian ke tempat-tempat baru, menonton sepak bola kegemaran Linus, dan banyak yang mereka lalui berdua. Namun, ada satu titik di mana keegoisan keduanya bersinggungan. Ada prinsip yang tidak bisa ditolerir oleh keduanya. Dan pada titik inilah awal mula menuju kehancuran yang lebih besar dari hubungan pernikahan mereka.

Lily hamil. Dan kehamilan itu tidak diinginkan oleh Linus. Linus tidak mau memiliki anak dulu sebelum dia merasa sanggup untuk menstabilkan perekonomian keluarganya. Namun, naluri menjadi seorang ibu tidak bisa begitu saja diindahkan oleh Lily. Lily menyabotase program penundaan kehamilannya, dan inilah yang membuat Linus murka. Semua orang yang mendengar kabar ini merasa bahagia, kecuali Linus, sang ayah dari jabang bayi yang dikandung Lily.

Tidak hanya sampai di situ saja, bahkan ketika lahir pun, Linus masih membekukan hatinya, tidak menerima kehadiran Leyna, anak perempuan mereka. Linus hanya memenuhi kebutuhan finansial Lily dan Leyna belaka, kebutuhan emosional mereka sama sekali tidak mendapat perhatiannya. Sampai suatu ketika, anak mereka itu tidak berumur panjang. Leyna yang masih bayi meninggal dunia.

Tidak ada lagi yang bisa dipertahankan Lily di sini. Karena, di setiap tempat dan setiap saat, Lily selalu teringat dengan anaknya, dan perlakuan dingin suaminya sendiri. Akhirnya, Lily kembali ke Indonesia, kembali pada orangtuanya. Di Indonesia, tekanan demi tekanan pun masih saja menghampiri, mengingat orangtua mereka bersahabat. Tidak ada yang menginginkan mereka berpisah. Tidak ada yang mengamini perceraian. Namun, bukankah hidup harus tetap berjalan? Lantas, bagaimana dengan nasib bahtera pernikahan mereka yang sebentar lagi karam? Sanggupkah Lily memaafkan Linus atas perlakuannya dulu? Atau apakah Linus mampu mengambil hati Lily kembali untuk menerima permohonan maaf dan penyesalannya itu?

***

"Banyak orang tidak tahu kalau menikah itu tidak melulu tentang kebahagiaan. Bukan berarti karena suami dan istri saling mencintai, merasa sudah sangat kenal satu sama lain, lalu pernikahan kalian akan lancar tanpa hambatan. Tanpa kesulitan." ---halaman 20

Membaca novel-novel seputar pernikahan itu rasanya..., bittersweet. Manis tapi getir, getir tetapi manis, apalagi bagi yang belum menikah seperti saya. Banyak orang yang mendorong untuk segera menikah, menceritakan betapa indahnya dunia setelah pernikahan. Mengayuh perahu berdua, lebih baik daripada sendirian. Ya, banyak hal. Hanya saja, terkadang euforia mengusung kampanye indahnya pernikahan tersebut lupa untuk dibarengi dengan sekelumit kisah tentang banyak hal yang bisa menggoyangkan pernikahan. Dan dalam hal ini, tak hanya ketidaksetiaan yang bisa membombardir perahu bernama pernikahan yang sedang berlayar tersebut. #nisasudahikutanseminarpranikah #yha

Bisa dibilang, saya mengalami blending yang cukup parah saat membaca ini. Dalam artian bagus, tentu saja, karena berarti penulis mampu menyampaikan maksud dan emosinya yang diterima dengan baik oleh pembaca. Hahaha, mungkin faktor umur, dan juga konflik yang didera oleh tokohnya begitu relate dengan kehidupan nyata.

Ada yang bilang, orang yang bisa melukaimu begitu dalam adalah justru orang yang mencintaimu begitu dalam pula. Membaca novel ini, membuat saya banyak berpikir. Berpikir dalam artian bagus lho ya, karena menambah pengalaman emosional dalam mengelola suatu konflik. Penulis membawa karakternya begitu real. Emosi dan konflik batin yang terangkai benar-benar seolah nyata. Jadinya, cerita ini benar-benar mengalir. Saya benar-benar merasakan bagaimana kesal dan murkanya Lily pada Linus. Namun, di lain sisi saya juga bisa membaca isi kepala Linus saat menghadapi masalah dari sudut pandangnya. Perkembangan karakter dalam novel ini berjalan beriringan dengan sebab-akibat yang pada akhirnya membuat pembaca paham dengan sikap mereka.

Untuk alurnya sendiri, disampaikan dengan pola maju-mundur, namun tidak membingungkan. Seperti sedang mengupas bawang, lapisan demi lapisannya memberikan pemahaman secara utuh. 

Secara keseluruhan, saya menyukai novel ini! Apalagi penulis menyampaikan background pekerjaan tokohnya dengan baik pula sehingga tampak nyata. Dan yang saya suka adalah..., ketika penulis mengandaikan kondisi rumah tangga tokohnya dengan hukum-hukum fisika.

Sekarang dia bisa membuat benda, yang besarnya berkali-kali lipat dari sebuah rumah, mengapung di air. Tapi sayang sekali, prinsip Archimedes yang bisa dimanfaatkan untuk membuat kapal mengapung, tidak berlaku untuk biduk rumah tangganya yang hampir karam. ---halaman 122

Atau, contoh lain yang ini (bisa jadi bahan analogi buat ngajar), tentang hukum ketiga Newton:

Untuk membuat sebuah perahu maju, kita harus mendayung ke belakang. Semakin kuat mendayung, semakin cepat perahu laju. Saat naik ayunan, kita mendorong ayunan ke belakang untuk mengayun ke depan. Semakin tinggi mendorong ayunan ke belakang, semkin tinggi mengayun ke depan. ---halaman 146.

Secara keseluruhan, saya suka dengan novel ini, meskipun di awal sempat terjadi kebingungan dengan banyaknya tokoh sampingan di dalam ceritanya. (Bayangkan saja, kakak Lily ada dua, kakak Linus satu. Mereka muncul dengan pasangannya.) Terlepas dari itu, saya masih menyematkan novel ini dengan bintang empat yang artinya: bagus sekali. 

Kalau kalian mengira novel ini serius banget, nyatanya tidak. Saya bahkan ketawa ngakak waktu membaca obrolan Lily dengan Nina, temannya, tentang "bobok-bobok lucu". Astaga =))

***

It's Giveaway Time!!!



Saya dan Kak Ika Vihara akan memberikan satu buah novel When Love is Not Enough pada kalian yang beruntung. Namun, jika saya seringnya mengadakan giveaway di blog, kali ini saya mengadakannya di Instagram. Jadi, kalau kalian belum punya Instagram, buat dulu ya. Dan kalau belum follow saya, silakan follow di: @niesya_bilqis

Apa saja ketentuannya, simak baik-baik:

  1. Memiliki alamat pos di Indonesia.
  2. Follow akun twitter twitter @IkaVihara @elexmedia & @niesya_bilqis
  3. Follow akun instagram @IkaVihara @elexmedia & @niesya_bilqis
  4. Berikan komentar pada postingan saya di Instagram (di sini), dengan melanjutkan kalimat ini. "Pernikahan adalah ..." 
  5. Jawaban hanya satu kalimat saja. Disertai dengan mention @IkaVihara dan dua orang temanmu. Diusahakan untuk tidak memention akun yang sama dengan yang sudah dimention peserta lain ya. Dan jangan memention yang sudah ikutan jawab.
  6. Giveaway berlangsung selama 25-31 Januari 2017 dan pengumuman pemenang satu hari setelahnya di Instagram, juga akan saya umumkan di Twitter dan di blog ini.
  7. Apabila ada yang kurang jelas, jangan sungkan untuk mention saya di Twitter! :D


Bagaimana, syaratnya mudah sekali, bukan? Buruan ajak teman-temanmu untuk ikutan giveaway ini.

Semoga beruntung! :)

5 komentar:

  1. Ayeey! Aku juga suka di bagian yang hukum-hukum Fisika itu. Keren ya. Pengandaiannya pas. :D

    ReplyDelete
  2. Aku ikutan yah kaka.. meluncur ke ig ah..😊😀😊😀

    ReplyDelete
  3. Aku ikutan yah kaka.. meluncur ke ig ah..😊😀😊😀

    ReplyDelete
  4. nama twitterku : @ervanedge
    nama IGku : @ervanedge

    ReplyDelete
  5. Twitter: @azwaravisin
    IG: @azwaravisin

    ReplyDelete

Recent Quotes

"Suatu ketika, kehidupanmu lebih berkisar soal warisanmu kepada anak-anakmu, dibanding apa pun." ~ Dawai-Dawai Ajaib Frankie Presto

Setting

Indonesia (40) Amerika (17) Inggris (11) Jepang (5) Perancis (4) Norwegia (3) Spanyol (3) Belanda (2) Irlandia (2) Korea (2) Saudi Arabia (2) Yunani (2) Australia (1) Fiji (1) Italia (1) Mesir (1) Persia (1) Swedia (1) Switzerland (1) Uruguay (1) Yugoslavia (1)

Authors

Jostein Gaarder (7) Paulo Coelho (6) Mitch Albom (4) Sabrina Jeffries (4) Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie (4) Colleen Hoover (3) Ilana Tan (3) John Green (3) Prisca Primasari (3) Annisa Ihsani (2) Cecelia Ahern (2) John Grisham (2) Miranda Malonka (2) Seplia (2) Sibel Eraslan (2) Suarcani (2) Adara Kirana (1) Adityayoga & Zinnia (1) Ainun Nufus (1) Aiu Ahra (1) Akiyoshi Rikako (1) Alice Clayton (1) Alicia Lidwina (1) Anggun Prameswari (1) Anna Anderson (1) Asri Tahir (1) Astrid Zeng (1) Ayu Utami (1) Charles Dickens (1) Christina Tirta (1) David Levithan (1) Deasylawati (1) Dee Lestari (1) Desi Puspitasari (1) Dewi Kharisma Michellia (1) Dy Lunaly (1) Dya Ragil (1) Elvira Natali (1) Emily Bronte (1) Emma Grace (1) Erlin Natawiria (1) Esi Lahur (1) Fakhrisina Amalia (1) Ferdiriva Hamzah (1) Frances Hodgson Burnett (1) Fredrick Backman (1) G.R.R. Marten (1) Gina Gabrielle (1) Haqi Achmad (1) Harper Lee (1) Hendri F Isnaeni (1) Ifa Avianty (1) Ika Natassa (1) Ika Noorharini (1) Ika Vihara (1) Indah Hanaco (1) JK Rowling (1) James Dashner (1) John Steinbeck (1) Jonathan Stroud (1) Kang Abik (1) Katherine Rundell (1) Korrie Layun Rampan (1) Kristi Jo (1) Kyung Sook Shin (1) Lala Bohang (1) Laura Lee Guhrke (1) Lauren Myracle (1) Maggie Tiojakin (1) Marfuah Panji Astuti (1) Mario F Lawi (1) Mark Twain (1) Maureen Johnson (1) Mayang Aeni (1) Najib Mahfudz (1) Nicholas Sparks (1) Novellina (1) Okky Madasari (1) Orizuka (1) Peer Holm Jørgensen (1) Pelangi Tri Saki (1) Primadonna Angela (1) Puthut EA (1) Rachel Cohn (1) Rainbow Rowell (1) Ratih Kumala (1) Rio Haminoto. Gramata (1) Rio Johan (1) Shinta Yanirma (1) Silvarani (1) Sisimaya (1) Sue Monk Kidd (1) Sylvee Astri (1) Tasaro GK (1) Thomas Meehan (1) Tia Widiana (1) Trini (1) Vira Safitri (1) Voltaire (1) Winna Efendi (1) Yuni Tisna (1)