Rasanya saya perlu memberi selamat kepada diri sendiri, atas pencapaian target baca tahun ini yang super fantastis. Tahun 2015, saya berhasil membaca 53 buku dari target 50 buku yang saya baca tahun itu. Sempat terseok-seok di akhir bulan Desember dan harus mengejar target baca dengan memilih bacaan yang ringan-ringan saja. Apakah saya terbebani? Jelas tidak. Ini justru memberikan pengalaman yang luar biasa dalam membaca. Oleh karena tahun 2015 berhasil 53 buku, tahun 2016 saya membuka target dengan membaca 60 buku. Lumayan lah ya, naik 10.
Bagaimana proses membaca saya tahun 2016? Seru. Banyak buku yang saya baca, banyak yang seru. Namun ternyata, dalam perjalanannya, kurang dari setengah tahun saya sudah membaca hampir 60 buku yang membuat saya menaikkan bacaan menjadi 70. Naik lagi 80. Naik lagi 90. Dan yang terakhir, 100. Meskipun masih ada kemungkinan untuk naik lagi, saya putuskan untuk sampai di angka itu saja.
Setelah berkali-kali menaikkan target bacaan, pertama 60 jadi 70 80 90 akhirnya mentok sampai di 100. Semoga nggak ganti challenge lagi—alias menurunkan target di akhir tahun :p Yuk lah, masih sebulan lagi, semangat Oo9 ---komentar di challenge GR saya, 27 Nov 2016
Dan ya, berhasil! *yeay* Alhamdulillah. 109 buku dengan 29.145 halaman.
Buku pertama yang saya selesaikan di tahun 2016 adalah The Fault in Our Stars. Colongan sih sebenarnya, saya sudah mulai membaca di akhir tahun 2015. Buku ini menemani perjalanan saya ke Banjarmasin akhir tahun itu, dan ada cerita juga tentang buku ini di sana (bisa dibaca di review saya ya). Buku terakhir yang saya tuntaskan adalah Elegi Rinaldo (belum ada review-nya, nanti kalau sudah ada saya sertakan tautan menuju ke sana). Buku ini saya dapatkan dari hasil menang tantangan nulis yang diselenggarakan editornya, Kak Jia Effendie. Cerpen saya jadi salah satu yang menang, *yeay* (Baca: Sungkawa Naya). Elegi Rinaldo memang wishlist nomor wahid dari seri Blue Valley yang diterbitkan oleh Falcon Fiksi. Kalau ternyata kemarin nggak dapat buku ini, saya bakal kejar bukunya kalau sudah sampai di Gramedia kota saya. Tapi tenang saja, saya sudah mengincar buku lain untuk saya baca kok, wkwkwk.
Dari hasil laporan Goodreads, ternyata buku terpendek adalah Benji's Toothache. Saya baca di iPusnas, karena tertarik dengan buku anak berbahasa Inggris. Dan alasan utamanya karena nama tokohnya Benji, mengingatkan saya pada salah satu karakter yang saya miliki bernama panggilan sama. Ternyata Benji di sini seekor singa laut yang sakit gigi. Dan mengejutkan karena halamannya cuma 24 saja. Buku terpanjang adalah Inteligensi Embun Pagi. Buku yang saya beli via pre order karena nggak mau mengulang cerita betapa lamanya menunggu Gelombang sampai ke Samarinda. Ternyata, ada drama gitu deh sama pihak jasa pengiriman yang membuat buku ini sampai dengan lambat ke tangan saya. Bahkan, di toko buku saja sudah keduluan ada. Cerita pamungkas dari seri Supernova yang agak sedikit mengecewakan, tapi tetap di hati. Nah bingung, kan? Selengkapnya baca saja review saya.
Buku paling populer di Goodreads, berdasarkan dari yang saya baca di tahun ini adalah The Fault in Our Stars dengan 3,151,081 people also read. Aha, nggak heran. Saya pun suka sekali sampai memberikan bintang lima. Buku paling tidak populer adalah Disleksia, yang hanya 1 people also read. Nonfiksi ini baru saya yang membaca dan me-rate di sana. Wah, saya perlu promosikan buku ini nih, hehehe. Soalnya, bukunya bagus sekali. Pemahaman tentang disleksia dijabarkan di sana dengan cukup banyak informasi.
Ketebalan rata-rata buku yang saya baca tahun ini adalah 275 halaman. Standar tebal buku yang bisa saya lahap dengan mudah ini Dan, rata-rata rating yang saya berikan adalah 3,5. Hehehe, saya termasuk yang ramah soal memberikan rating kok. Sering memberikan bintang 4 bahkan bintang 5 untuk yang spektakuler menurut saya. (Tahun ini saya memberi 13 bintang lima dan hanya 2 bintang satu.)
Dan, buku dengan highest rated on Goodreads jatuh kepada... Ada Cinta di SMA karya Haqi Achmad dengan rating 4,41. *berubah jadi dede-dede emesh fans qaqa Iqbaale* Buku ini memang seru. Saya baca karena lagi butuh bacaan teenlit untuk meng-improve tulisan saya sendiri saat draft editing datang. Dan pilihan saya untuk membaca buku ini nggak salah. Sama sekali nggak salah. Saya menyenangi tulisan penulis dan bagaimana cara penulis menyampaikan cerita. Singkat padat dan jelas. Semua emosi disampaikan dengan bagus dan tidak mengurangi minat baca meskipun banyak sekali tokoh utamanya di sana. (Saya cukup maklum mengingat personel Coboy Junior musti mendapatkan "peran" dan "cerita" mereka masing-masing). Saya berikan bintang empat untuk novel ini.
Kalau mau lihat buku apa saja yang berhasil saya baca, boleh tengok tautan ini.
Demikianlah cerita singkat saya, semoga bisa menjadi motivasi untuk baca lebih banyak lagi tahun ini. Bagaimana dengan kalian? Apakah target baca tahun kemarin tercapai? Buku menarik apa saja yang berhasil kalian temukan?
Selamat atas pencapaian Kak Nisa :D
ReplyDeleteSelamat juga untukmu, Hana :D
DeleteHebat ya bisa menyentuh 100 buku. Selamat :)
ReplyDeleteMakasih Aya, selamat juga untukmu ;)
DeleteBanyak juga, semoga tahun ini lebih rajin ya 😁
ReplyDelete