Panggilan Sang Monster - A Monster Calls

Judul : Panggilan Sang Monster - A Monster Calls
Penulis : Patrick Ness
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 216 Halaman
Cetakan Februari 2016
(Cetakan pertama versi buku asli, Mei 2011) 
ISBN : 9786020320816
Rating : 4 dari 5




Kau tidak menulis hidupmu dengan kata-kata, ujar sang monster. Kau menulisnya dengan tindakan. Apa yang kaupikirkan tidaklah penting. Satu-satunya yang penting adalah apa yang kaulakuan. ---halaman 202

Blurb:

Sang Monster Muncul Persis Lewat Tengah Malam. Seperti Monster-Monster Lain. Tetapi, dia bukanlah monster seperti yang dibayangkan Conor. Conor mengira sang monster seperti dalam mimpi buruknya, yang mendatanginya hampir setiap malam sejak Mum mulai menjalani pengobatan, monster yang datang bersama selimut kegelapan, desau angin, dan jeritan… Monster ini berbeda. Dia kuno, liar. Dan dia menginginkan hal yang paling berbahaya dari Conor. Dia Menginginkan Kebenaran. 


***

Conor O'Malley, seorang anak beranjak remaja yang mempunyai masalah pelik dengan keluarganya. Ayah dan ibunya sudah lama berpisah, dan ia tinggal dengan seorang ibu yang menderita kanker stadium akhir.

Setiap malam, ia mengalami mimpi buruk. Dan mimpi itu, tanpa ia sadari membuat seorang monster datang mendekatinya; monster itu adalah pohon yew yang berasal dari bukit di belakang rumahnya.

Aku punya begitu banyak nama, sebanyak tahun-tahun yang telah ada! raung sang monster. Aku Hern sang Pemburu! Aku Cernunnos! Aku sang manusia hijau yang abadi! ---halaman 44

Conor tidak memercayai apa yang terjadi padanya. Namun, sang monster meninggalkan jejak-jejak, berupa ranting dan dedaunan di kamarnya, dan buah beri pada lain kesempatan. Sangat sulit bagi Conor untuk menyangkal keberadaan benda-benda tersebut.


Sang monster datang di waktu yang sama, pukul dua belas lewat tujuh menit. Meskipun mulanya ia merasa ketakutan, tapi pada akhirnya ia menerima keberadaan monster tersebut yang berjanji akan pergi setelah menceritakan tiga kisah padanya, dan satu kisah yang akan diceritakan Conor padanya.

Kisah adalah makhluk liar, kata sang monster. Begitu kau melepaskan mereka, siapa yang tahu kekacauan apa yang mungkin mereka ciptakan. ---halaman 61

Di sekolah, Conor mengalami pem-bully-an oleh teman sekelasnya. Itu dikarenakan seorang anak perempuan teman ibunya memberitahukan kondisi sang ibu hingga berita itu tersebar ke sepenjuru sekolah. Tatapan iba dan pemakluman pun dirasakan olehnya. Ia benci mendapatkan perlakuan istimewa seperti itu, yang membuat Conor semakin membenci keadaan yang menimpanya.


Pada akhirnya, Conor harus memaksakan dirinya untuk melengkapi kisah sang monster, dengan menceritakan kisah keempat, yang menjadi alasan mengapa monster itu datang kepadanya.



***


Novel ini memang memiliki sentuhan fantasi, meskipun mulanya saya mengira sepenuhnya berkisah tentang fantasi. Apalagi, judulnya ada kata monsternya, dan ilustrasi di sampul maupun di dalamnya terkesan suram. Andai saya tahu bahwa kisah utamanya adalah tentang seorang remaja yang berkutat dengan kisah bersama ibunya yang menderita kanker, tentu saja akan membacanya sejak dulu.


Berkisah tentang Conor dan monster yang tak sengaja datang karena panggilannya, serta ketakutan demi ketakutan tentang keadaan ibunya yang kian parah. Lebih dari itu, ini adalah cerita tentang bagaimana Conor menyikapi kehidupannya yang tidak berjalan sebagaimana anak seusianya menjalani hidup mereka.

A Monster Calls adalah buku Patrick Ness pertama yang saya baca, dan saya menyukainya. Kisah Conor benar-benar menyentuh hati. Saya menikmati interaksi antara Conor dan si monster, juga tentang kisahnya dan sang ibu. Apalagi, cerita tentang Lily pun berhasil membuatku mengerti kenapa Conor benar-benar membencinya. Menjadi sorotan memang tidak menyenangkan. Apalagi, jika alasan di balik itu berhubungan dengan tragedi yang menimpa kita.

Tadi sudah saya sebutkan bahwa ilustrasi di novel ini suram. Meskipun begitu, harus saya akui bahwa ilustrasinya keren. Ditunjang dengan penataan lay-out yang juga tak kalah kerennya.


Screenshoot dari aplikasi SCOOP

Saya ikut belajar memaknai banyak hal tentang kehidupan dari novel ini. Apalagi, tiga dongeng yang diceritakan oleh si monster menyiratkan banyak makna. Pun begitu juga dengan alasan di balik munculnya monster tersebut dalam kehidupan Conor O'Malley.



Lost and Found

Judul : Lost and Found
Penulis : Fanny Hartanti
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 248 Halaman
Cetakan Pertama, Januari 2017
ISBN : 9786020327693
Rating : 3 dari 5



Terkadang, seseorang bisa begitu mudah menilai orang lain tanpa tahu cerita lengkap di baliknya. Padahal setiap manusia punya kisahnya sendiri. ---halaman 147

Blurb:

Rachel tak sengaja meninggalkan organizer-nya di taksi, padahal di dalamnya berisi paspor, SIM, dan KTP. Akibatnya dia batal melakukan liputan ke Singapura dan terpaksa merelakan rivalnya, Amy, bertugas menggantikannya.

Andy menemukan organizer tersebut, tapi kesalahpahaman terjadi sehingga dia tidak pernah mengembalikan benda itu pada Rachel.

Takdir mempertemukan Andy dengan Rachel dan cinta pun tumbuh. Namun, rahasia dan luka masa lalu menghalangi kebersamaan mereka. Apakah cinta cukup untuk mengisi apa yang pernah hilang dalam hidup mereka?

***

Rachel, seorang wanita muda yang bekerja di majalah POSH, hendak melakukan peliputan di Singapura. Namun, nasib malang menimpanya setelah organizer miliknya tertinggal di taksi. Bukan hanya berisi tentang agenda dan catatan-catatan saja, rupanya di dalam organizer itu terdapat kartu identitas serta paspornya. Karena kehilangan benda tersebut, kehidupannya menjadi kacau; ia tidak bisa berangkat ke Singapura dan harus merelakan tugas itu diberikan pada Amy, saingannya. Ia juga tidak bisa mengemudikan mobil karena tidak memiliki SIM. Belum lagi, tidak memiliki KTP tentu bisa menghambat aktivitasnya.

Sementara itu, Andy, secara kebetulan menjadi penghuni taksi selanjutnya yang ditempati Rachel. Ia yang menemukan organizer tersebut dan bermaksud mengembalikannya pada sang pemilik. Namun, organizer itu tidak lantas kembali dengan mudah. Justru semakin rumit karena terjadi tarik-ulur proses pengembalian benda tersebut.

Alhasil, Rachel merasa kebingungan bagaimana ia berkendara. Sementara, Andy yang akhirnya mengenal Rachel (tapi belum berani mengembalikan benda itu padanya), merasa bersalah karena kerepotan demi kerepotan yang dialami Rachel karenanya. Akhirnya Andy berinisiatif mengantar-jemput Rachel hingga keduanya menjadi akrab dan menjalin hubungan percintaan.

Nah, bagaimana kelanjutan cerita ini? Bagaimana juga ya nasib si organizer itu?

***

Lost and Found menyajikan kisah yang menarik, dengan premis yang unik. Kisah yang ringan tapi tidak sederhana, membuatnya memikat hingga pembaca dibuatnya terbuai dengan kisah ini hingga paragraf terakhir.

Saya suka dengan interaksi para tokohnya, dengan perkembangan karakter mereka masing-masing. Rachel yang agak-agak jutek, tapi manis. Andy yang sepertinya cool tapi nggak cool-cool banget. Bahkan, si tokoh utama pria ini menarik karena ia memiliki hubungan sangat dekat dengan adik perempuannya. Belum lagi aktivitas Rachel dan gengnya, meskipun karakter sampingan itu tidak terlalu menonjol, karena kisah ini terfokus ada pada perkembangan kisah karakter utamanya. Justru, itu dibutuhkan agar pembaca tidak kehilangan fokus utama saat membacanya.

Selain menyuguhkan kisah percintaan, dalam Lost and Found ini unsur pekerjaan si karakter utama cukup menonjol. Lalu, ada unsur lari yang menyenangkan, membuat saya ingin lari setelah sekian lama tidak berlari (kalimat yang selalu saya copas tapi pada kenyataannya saya belum ada jogging lagi sejak sebulan lalu, haha).

This is why they did it. For this victory feeling. Rasa kemenangan setelah berhasil mengalahkan musuh terbesarmu; dirimu sendiri. Keberhasilan untuk semua kerja keras, keringat dan latihan selama berbulan-bulan. Melawan kemalasan, kesakitan, rasa capek, takut, frustrasi, dan marah. Saat kamu membuktikan kalau kamu bisa. Mampu menyelesaikan apa yang kamu mulai. Sanggup menggapai apa yang kamu inginkan. ---halaman 187

Sayangnya, novel ini adalah novel kedua yang saya baca dengan judul sama. Sebenarnya tidak masalah, sih. Hanya saja, pastinya orang akan membandingkan novel ini dengan novel berjudul sama lainnya. Apalagi yang sudah membaca keduanya. Meskipun, dari segi aura dan feel cerita, keduanya memiliki perbedaan yang cukup kentara. (Baca: Lost and Found karya Dy Lunaly)

Secara keseluruhan, saya menyenangi novel ini. Ringan, mengasyikkan, dan lumayan seru.



March Giveaway Hop

Halo teman-teman semuanya.

Bulan Maret merupakan bulan yang istimewa untuk beberapa orang. Meskipun bulan ini bukan kelahiran saya, atau sejauh ini belum ada hal-hal yang teramat berkesan pada bulan ini, tapi tidak mengurangi kegembiraan saya untuk ikutan dalam giveaway hop yang sedang kami adakan.

Sebenarnya, saya punya nazar pribadi yang berhubungan dengan suatu project. Dan project saya itu beberapa waktu yang lalu terealisasi. Bukan project yang "wah" sih, tapi itu memang pencapaian pribadi yang perlu dirayakan *yeay* Pokoknya, doakan saja project-project lainnya bisa tercapai yaa, sehingga saya akan sering-sering berbagi bersama kalian :D 

Saya dan ketujuh teman-teman blogger sedang menyelenggarakan March Giveaway Hop, di mana kami semua bersepakat untuk membuat giveaway hop dengan total hadiah sebesar Rp400.000,00 untuk dua orang pemenang. Jadi, masing-masing akan mendapatkan voucher buku sebesar Rp200.000,00. Wah, menggiurkan sekali, bukan?

Dan karena giveaway ini dipandu oleh delapan host, jadi kalian harus mengunjungi kami semua dan menebak tebakan yang sudah kami siapkan untuk kalian ya. Siapa saja sih kedelapan orang itu?


Rizky – rizkymirgawati.com

Nah, sekarang kalian berada di Resensi Buku Nisa. Untuk persyaratan, sama dengan yang sudah disampaikan oleh teman-teman di blog lainnya. Saya akan sampaikan lagi syaratnya di sini:

  1. Periode giveaway ini mulai tanggal 13 Maret 2017 hingga 19 Maret 2017.
  2. Peserta wajib share tentang giveaway ini di media sosial dengan mencantumkan hashtag #MarchGiveawayHop dan menyertakan link postingan giveaway dari salah satu host.
  3. Peserta wajib follow blog dan akun media sosial semua host. Media sosial Resensi Buku Nisa yang wajib kamu follow adalah twitter: @niesya_bilqis
  4. Setiap host akan memberikan petunjuk yang jawabannya adalah nama tokoh di buku tertentu. Tugas peserta adalah menebak nama lengkap tokoh yang dimaksud.
  5. Hanya peserta yang menjawab semua pertanyaan dari semua host yang memiliki kesempatan memenangkan hadiah utama.
  6. Jawaban cukup di-submit melalui google form di salah satu blog setelah mendapatkan semua jawabannya. Google form-nya sama, jadi peserta hanya diperbolehkan submit jawaban sebanyak satu kali, di salah satu blog saja.
  7. Hanya untuk peserta yang memiliki alamat kirim di Indonesia.
  8. Pemenang akan dihubungi via e-mail. Jadi, setelah memastikan semua syarat terpenuhi, kalian hanya tinggal menunggu e-mail saja, ya.

Dan, petunjuk jawaban dari saya adalah:

Aku seorang pemusik, yang memanggil guruku dengan sebutan "Maestro". Namaku terdiri dari dua kata, dan juga menjadi bagian dalam judul bukuku. Penulisku adalah salah satu penulis favorit si pemilik blog ini. 

Jadi, siapakah Aku? Silakan cari jawabannya pada blog ini, ya.





Selain hadiah utama, saya akan memberikan hadiah tambahan. Hadiahnya adalah paket buku dari koleksi pribadi saya. Salah satu bukunya adalah Semesta Sebelum Dunia karya Fahd Pahdepie/Fahd Djibran (kondisi bersampul alias baru). Untuk buku lainnya, saya belum bongkar rak. Bisa buku baru juga, bisa pula preloved yang masih layak baca. Pokoknya, kalau kamu menang hadiah tambahan, saya akan hubungi untuk memberitahukan buku apa saja yang akan saya kirim (supaya nggak dobel, siapa tahu kamu sudah punya bukunya). 

Nah, apa saya syaratnya untuk mendapatkan hadiah tambahan?
  1. Disarankan untuk mengikuti persyaratan yang sudah disebutkan di atas. (Tapi kalau mau ikut yang hadiah tambahan saja juga tidak apa-apa.)
  2. Menuliskan komentar di bawah ini yang berisikan nama, akun twitter, domisili, serta apa target yang ingin kamu capai di bulan Maret ini? Pokoknya, jawabnya singkat, jelas, dan padat saja, ya... hehehe.
  3. Pemenang hadiah tambahan di Resensi Buku Nisa akan dipilih berdasarkan random. Jadi, siapa saja mempunyai kesempatan yang sama untuk menang.
Mudah sekali, bukan? Kalau ada yang perlu ditanyakan, silakan hubungi saya via twitter di @niesya_bilqis. Good luck! ;)


~~~ UPDATE ~~~

Setelah merandom pemenang untuk giveaway tambahan, saya memutuskan pemenangnya adalah...

Selamat kepada @alfari_12 kamu berhak mendapatkan paket buku dari saya 😁👏

Terima kasih kepada teman-teman semua atas partisipasinya. Semoga dengan menuliskan target pencapaian di bulan ini, kita semua bisa mencapainya dan yang membaca turut mengamini.

Bagi yang belum menang, tenang, masih ada giveaway-giveaway lainnya di blog saya ya 😉




Love Trip

Judul : Love Trip
Penulis : Putu Kurniawati
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 272 Halaman
Cetakan Pertama, Juni 2016
ISBN : 9786020329055
Rating : 2 dari 5



Blurb:

Selain untuk melanjutkan studi, Cakra pindah ke Denver untuk mengobati penyakit yang ia derita. Menjelang kelulusan, ia mengikuti penelitian di Kyoto dan bertemu Luna. Tak disangka pertemuan itu membuat mereka akrab hingga memutuskan pacaran—meski harus menjalani LDR.

Tapi menjaga hubungan jarak jauh tidak semudah itu. Makin lama Luna merasa perhatian Cakra kepadanya jauh berkurang. Belum lagi tampaknya Cakra menyembunyikan sesuatu darinya. Apalagi Steve, teman masa kecilnya, semakin gigih dan bersedia nyentana demi dirinya.

Luna mulai berpikir untuk mengetes keseriusan Cakra dengan permainan yang dia buat. Dan permainan itulah yang membuat mereka menjejakkan kaki mulai dari Denver, Kyoto, Bali, Lombok, sampai Praha.

***

Cakra adalah mahasiswa yang berkuliah di Denver. Suatu hari, bersama Junot sahabatnya, mereka berdua mengikuti kunjungan dosen mereka ke Kyoto, Jepang. Di sana, mereka bertemu dengan seorang gadis Asia yang ternyata dari Indonesia. Lebih tepatnya, berasal dari Bali, bernama Luna. Melalui perkenalan supersingkat tersebut, keduanya memutuskan pacaran. Otomatis, mereka melalui proses LDR.

Luna memiliki teman bernama Steve, teman dari kecil yang bahkan sekarang berada satu kampus dengannya di Kyoto. Kehadiran Steve yang terang-terangan menyatakan diri suka dengan Luna, membuat Cakra terusik. Apalagi, Steve yang agresif selalu berusaha memancing Luna untuk menjauhi Cakra. Termasuk mengompori saat Cakra tidak hadir dalam peristiwa-peristiwa penting yang dialami Luna (ya nurut ngana, kayak jarak Kyoto-Denver atau Bali-Denver itu dekat aja #upsbelummasukpembahasan).

Sementara itu, pilihan berkuliah di Denver bagi Cakra selain untuk melanjutkan studi adalah dalam rangka pengobatan penyakit yang ia derita. Beruntung bagi Cakra, ia bersahabat dengan Junot, pemuda yang teramat perhatian padanya. Junot bisa dipastikan hadir dalam momen-momen penting kehidupan Cakra; mereka berdua diutus sebagai asisten dosen saat kunjungan ke Universitas Kyoto, Junot yang rela balik meninggalkan kehidupannya untuk menemani Cakra pulang ke Indonesia, Junot pun ada saat Cakra mengejar Luna sebagai pembuktian cintanya.

Ya, singkat cerita, saat pembuktian cinta pada Luna pun terjadi. Karena takut Steve akan mengambil Luna darinya, Cakra memutuskan untuk resign dari pekerjaannya di Denver dan kembali ke Bali (Junot juga ikut, sudah saya ceritakan duluan, kan?). Rupanya, setelah di Bali, ada momen di mana kakak Luna menentang hubungan mereka. Luna melakukan permainan find me yang membuat Cakra rela mengikuti ke mana Luna pergi (dan Junot juga ngintilin Cakra pergi). Perjalanan itu berlangsung dari Bali, ke Lombok, bahkan hingga Praha.

Apakah itu cukup untuk membuktikan cinta Cakra pada Luna?


***

Sebelumnya, saya meminta maaf terlebih dahulu kalau sekiranya ulasan saya kurang menyenangkan. Saya berusaha membuat tulisan ini seobjektif mungkin dan dengan bahasa sebaik mungkin. Kalau sekiranya ada salah kata, harap dimaklumi dan dimaakan.

Mari menghela napas panjang dan mengembuskannya pelan-pelan sebelum saya melanjutkan menulis ulasan ini.

Sudah. 

Hehe.

Karena penulis menggunakan beberapa istilah fisika di awal novelnya, saya pun akan melakukan yang sama sebagai permulaan tulisan ini. Saya pernah menjelaskan tentang prinsip LDR yang dikaitkan dengan Hukum Coulomb: "Besarnya gaya tarik-menarik atau tolak-menolak antara dua benda bermuatan listrik berbanding lurus dengan muatan masing-masing benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua benda tersebut." Gaya ikatan cinta di antara dua orang yang LDR itu berbanding lurus dengan kedua muatannya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Jadi, kalau mau membuat ikatan cinta antardua pelaku LDR, masing-masing harus memperbesar muatan, karena terbentang jarak (yang dikuadratkan) di antara mereka. (Iya, saya mah guru galau, emang #plak)

Sudah hukum alam bagi pelaku LDR bahwa besarnya jarak yang terentang di antara mereka harus diimbangi dengan besarnya muatan yang diberikan. Muatan itu yang bagaimana? Tentu saja rasa saling percaya, saling menghargai, tidak mengkhianati, dan lain sebagainya. Nah terus, kaitannya dengan novel ini apa? Sabar, hehe. Sebentar lagi akan saya jelaskan.

Cakra dan Luna adalah pasangan yang jadian dengan singkat sekali tapi berhasil menjalani LDR dalam jangka waktu yang lama (hore! Saya saja beberapa kali LDR gagal #heh). Padahal, waktu perkenalan mereka saja hanya beberapa hari. Berhasil menjalani LDR bukan berarti membuat jalinan keduanya mulus. Akibat sahabat yang kompor, membuat hubungan mereka yang manis itu (diwarnai dengan kejutan-kejutan di momen penting di mana salah satunya datang ke salah lain yang berbeda benua itu) sedikit goyah. Cakra yang takut ditikung Steve memutuskan untuk balik ke Bali dan meninggalkan pekerjaannya (yang baru ditekuni dalam jangka waktu beberapa bulan! Wah, kontraknya gimana, tuh? Dia kerja dikontrak dulu nggak, ya?). Apalagi, Luna mengancam kalau Cakra nggak datang, dia bakal ditunangkan atau bahkan menikah dengan Steve.

Nah, Junot ikut ke Bali. Alasannya, dia kangen Mami. Tapi, yang ada malah di Bali-nya dia ngintilin Cakra ke mana dirinya pergi. Mami hanya jadi alasan. Sabar ya, Mi. Dan Junot, rela ngintilin Cakra (pakai uangnya sendiri) buat pergi mengikuti permainan find me-nya Luna yang jaraknya ribuan kilometer itu.

Ah, sudahlah. Saya nggak mau bahas hubungan Cakra-Junot berkepanjangan. Karena, masih banyak yang mau saya bahas selain mereka, hehehe.

Ada beberapa keluhan yang akan saya utarakan di sini, selain yang sudah saya tuliskan di atas, dan mungkin bakal ada Cakra-Junot lagi deh ya (lah, katanya nggak mau bahas lagi?). 

Pertama, saya merasa aneh dengan banyaknya kebetulan-kebetulan di kisah ini. Kebetulan ketemu Luna yang orang Indonesia. Kebetulan Luna orang Bali sama seperti Cakra. Kebetulan Cakra dan Junot yang diutus sebagai asisten dosen ke Kyoto. Kebetulan Cakra dan Junot satu kamar. Kebetulan ketemu orang Indonesia saat party di Denver. Kebetulan kakak Luna dan kakak Cakra ternyata saling kenal. Kebetulan pas dalam pencarian Luna ketemu sama teman lama yang kenal Steve. Kebetulan... apa lagi, ya? Sampai di sini saja deh, kebetulannya.

Kedua, saya juga mau mengomentari latar belakang Cakra dan Junot (yah, kebahas lagi deh mereka berdua). Saya dibingungkan dengan Cakra. Dia ini anak dari kalangan berada, kah? Tapi kok sepertinya hidupnya nelangsa di Denver. Meskipun nggak nelangsa-nelangsa banget, tapi dia seperti mahasiswa-mahasiswa beasiswaan begitu kesehariannya. Namun, Cakra bisa dengan mudah berpindah-pindah posisi di mana pun dia inginkan. Okelah perjalanan pertama ke Kyoto dibiayai kampus. Tapi, selanjutnya? Belum lagi Luna. Dikisahkan orangtuanya seniman. Tapi dia bisa dengan mudahnya mengunjungi Cakra di Denver. Bukan berarti saya meremehkan penghasilan seniman, sama sekali bukan. Namun, aneh saja. Teman saya yang berada saja, harus nabung berbulan-bulan dari penghasilannya untuk bepergian nonton konser idolanya. Itu dia sudah berpenghasilan, lho. Sementara Luna, statusnya waktu itu masih mahasiswa.

Ketiga, saya bingung dengan pengembangan karakter si pria-pria di tokoh ini. Ada dua jenis karakter menyebalkan (atau katakanlah, yang membuat pembacanya kurang simpatik dengan mereka pada awalnya). Yang pertama adalah dia yang menyebalkan karena tuntutan plot, sehingga setelah pembaca mengetahui alasan di balik sikapnya itu, membuat rasa simpati dan empati tercurah padanya. Contohnya, Severus Snape. Lalu, yang kedua, adalah karakter menyebalkan yang ketika pembaca sudah berpikiran positif tentangnya, tapi ternyata tidak menemukan alasan di balik sikap menyebalkannya itu. Untuk Cakra, saya memasukkannya pada golongan kedua. 

Saya tidak bisa merasakan simpati pada Cakra, entah bagaimana ceritanya. Meskipun dia didera penyakit, dan memiliki masa lalu kelam karena masa depannya disetir orangtuanya, tapi sikap Cakra sama sekali tidak menerbitkan rasa simpati. Terlebih, setelah dia memutuskan resign begitu saja dari pekerjaan karena mendapat ancaman dari Luna. Laki-laki itu dilihat dari kesungguhannya. Ketika dia memang cinta dengan Luna, kenapa tidak ditunjukkan dengan kesiapannya untuk menikahi Luna, misalnya, yang mana salah satu faktornya adalah kemapanan secara ekonomi? Dan darimana dia bisa mendapatkan itu kalau bukan dari pekerjaan? Eh dia malah resign dan melakukan pencarian bodoh itu yang notabene menghabiskan uang. (Dan tiket Denver-Bali itu nggak murah, hiks.) Oh ya, mungkin orangtuanya kaya raya, jadi urusan materi dan pekerjaan tidak perlu digubriskan. Tapi, bukankah karakter yang membuat simpatik itu kalau dia berhasil dengan tangannya sendiri ketimbang yang mendapat jaminan kemapanan dari orangtua, ya?


Apalagi, usia karakternya yang termasuk usia dewasa muda, seharusnya sudah bisa berpikir dan berperilaku layaknya orang-orang yang menuju ke awal masa kedewasaan mereka. Teman-teman saya (dan saya juga, sepertinya) saat seumuran mereka, sudah banyak yang bisa mengambil tindakan yang lebih mencerminkan sikap kedewasaan ketimbang mereka.

Ah, sudahlah. Saya tidak berhak masuk terlalu dalam ke karakter orang lain.

Lalu, (lagi-lagi) Junot. Tidak, saya tidak akan membahas kekurangkerjaannya yang mengintilin Cakra ke mana pun dan melupakan masa depan serta kehidupannya sendiri. Namun, Junot ini tipe cowok rempong dan bermulut lemes... (apa ya bahasa Indonesianya?) Saking lemes-nya, bahkan dia sampai ditampar pakai sandal sama salah satu karakter cewek di sini. Kurang lemes apa lagi, coba. Cowok kok lemes. Cowok kok rempong.

Sementara Steve, another lemes guy. Tidak ada kelebihan cowok ini selain rela melakukan nyentana dan punya banyak uang untuk selalu nempel dengan Luna.

Saya rasanya tidak perlu menjelaskan tentang Luna karena rasanya dari penjelasan tentang karakter-karakter lain, si Luna sudah terjelaskan meskipun tidak dengan gamblang.

Sekarang alasan keempat. Banyaknya tempat yang dikunjungi di novel ini menurut saya tidak lebih dari sekadar tempelan. Tentang kehidupan di Denver, tidak ada feel yang kerasa tentang itu. Feel tentang setting itu sebenarnya tidak melulu harus digali dengan mengunjungi tempat-tempat keren dari suatu lokasi. Menurut saya, justru dengan membangun suasana keseharian, setting itu jauh lebih kerasa. Dan sementara itu, Denver maupun tempat-tempat lain tidak dieksplor dengan jelas di sini. (Saya merekomendasikan Almost 10 Years Ago atau New York after the Rain kalau mau mendapatkan deskripsi suasana luar negeri yang benar-benar mengena.)

Kelima (dan semoga ini yang terakhir), banyaknya percakapan yang terjadi di novel ini membuat saya merasa bahwa novelnya "berisik". Saya justru merindukan membaca narasi dan deskripsi. Meskipun, untuk membuat cerita yang "show", alangkah lebih baik mengurangi panjangnya narasi dan deskripsi. Namun, kalau porsi dan proporsinya kurang pas, rasanya kesan berisik itu terus menempel di kepala. Sayangnya, karena akhirnya banyak perasaan dan kesan yang kurang tergali dalam novel ini.

Ya, alhamdulillah, karena ternyata itu tadi beneran yang terakhir.

Namun, di balik kekurangan yang saya rasakan itu, saya merasa sedikit terhibur dengan gaya penulisan yang sebenarnya oke. Secara keseluruhan tulisan ini rapi dan rasanya nyaris bersih dari kesalahan penulisan (ternyata proofreader-nya teman saya, wakakaka, good job, Orin.) Oleh karenanya, kekurangan di atas sedikit bisa dimaafkan. Lalu, sampulnya cantik. Perpaduan merah muda, kuning, dan putih, serta ilustrasi yang seperti doodle, juga membuat novel ini memiliki nilai plus. 

Sekian ulasan dari saya. Semoga apa yang saya tuliskan bisa menjadi sebuah kritik yang membangun dan membuat ke depannya lebih bagus lagi. Semoga bisa dijadikan masukan. Dan bagi kamu yang ingin membaca novel ini, selamat membaca. Semoga tidak terpengaruh dengan ulasan saya, hehehe. Karena, bisa jadi sudut pandang saya berbeda dengan apa yang akan kamu dapatkan nantinya.



Tips Menyampul Buku Part 1



Halo teman-teman semuanya.

Kali ini saya hadir untuk memberikan tips menyampul buku. Ada dua tips menyampul buku yang akan saya berikan pada kalian. Yang pertama, ini yang sering saya lakukan untuk menyampul buku-buku saya. Lupa darimana saya belajarnya, tapi yang jelas, buku saya kebanyakan disampul dengan cara ini :D

Sebelum memulai penjelasannya, terlebih dahulu kalian harus menyiapkan peralatan yang dibutuhkan:

1. Tentu saja buku yang mau disampul
2. Sampul plastik bening
3. Selotip
4. Gunting



Pertama yang harus dilakukan adalah merentangkan sampul plastik menutupi buku. Lalu beri jarak kurang lebih 3 sentimeter pada tiap sisinya. Setelah itu, pada sisi kanan dilipat ke dalam, dan berikan perekat pada bagian dalamnya.


Kedua, setelah direkatkan dengan selotip, lipat sisa bagian atasnya membentuk segitiga. Dibiarkan saja dulu ya, karena sisi di dekat punggung buku belum kita gunting.


Ketiga, nah sekarang kita akan menggunting sisi di dekat punggung buku. Caranya, gunting menyerong dari sudut buku. Lakukan lagi pada sisi yang bersebrangan. Setelah itu, di bagian tengahnya digunting sejajar dengan ukuran tebal buku hingga rapi. Perhatikan gambar kiri di bawah ini, yang masih ada sisa pada tebal bukunya. Lalu, gambar kanan, bagian sisanya sudah dihilangkan.

Keempat, bagian yang kita lipat segitiga tadi, dilipat ke dalam dan dieratkan. Lalu, setelah itu diberi selotip pada kedua sisi; bagian yang terlipat, dan bagian yang digunting. Lakukan pula hal yang sama pada sisi lainnya. Hasil akhir di bagian dalamnya, terlihat di gambar paling bawah ini. Setelahnya, lakukan pada bagian belakang buku.



Selesai. Sekarang, tidak perlu khawatir lagi cover buku kita akan terlipat-lipat. Karena, bukunya sudah tersampul dengan cantik.



Semoga penjelasan singkat saya ini bisa bermanfaat.


[Master Post] IRRC 2017



Halo teman-teman.

Postingan ini saya buat dalam rangka ikut IRRC 2017 yang diadakan oleh Kak Rizky Mirgawati dan Kak Asri Rahayu. Saya memutuskan untuk ikut meramaikan karena saya adalah pencinta genre romance. Kebanyakan buku yang saya baca memiliki unsur romance yang kental. Karena, kalau kata Bang Ridho Rhoma, hidup tanpa cinta itu bagai taman tak berbunga. Jadinya, buku yang dibaca pun kental dengan nuansa percintaannya sehingga hari-harinya pun berbunga-bunga. 

Oke, jadi aneh. Baiklah saya akan menghentikan keabsurdan ini hahaha.

Level yang saya pilih adalah Married. Yang artinya, saya menargetkan akan membaca lebih dari 50 buku. Wish me luck!

Kalau mau tahu rulesnya, saya akan copy-kan di sini, ya. Atau kamu bisa membacanya langsung di sini.

1. Indonesian Romance Reading Challenge ini berdurasi selama satu tahun, dimulai dari bulan Januari sampai 31 Desember 2017. 

2. Peserta wajib memasang button IRRC 2017 di sidebar blog kalian dan memberikan tautan balik ke link postingan ini atau yang ada di blog Asri

3. Disarankan membuat master post dan menautbalikkan ke link post ini. Dan pada akhir tantangan, dipersilahkan membuat wrap-up post sebagai rekap hasil bacaan selama setahun ini. Jika tidak membuat masterpost, mohon setelah mendaftarkan link blog kalian dan juga alamat email di google form, sebutkan level yang akan kalian ambil di kolom komentar. 

4. Bagi yang tidak punya blog, bisa membuat shelf di Goodreads dengan nama shelf "IRRC 2017" dan silakan daftarkan linknya di  google form dan sebutkan level yang akan kamu ambil di kolom komentar.

5. Syarat buku bacaan yang dapat diikutkan dalam IRRC 2017  ini adalah:

- Buku yang dibaca adalah buku fiksi bergenre romance, boleh berupa novel, antologi, kumpulan cerpen, novella, dan sejenisnya; bukan komik dan buku nonfiksi
- Buku yang dibaca harus buku karya pengarang Indonesia, bukan buku terjemahan karya pengarang luar negeri. 
- Buku yang dibaca boleh terbitan dari tahun kapan pun, penerbit mana pun, asal masih memiliki nuansa romance di dalamnya.
- Buku yang dibaca minimal 150 halaman.

6. Diperbolehkan re-read atau membaca ulang. 

7. Diharuskan menyelesaikan bacaan dan membuat review. Review dapat ditulis di blog (tidak harus blog buku, tapi masih merupakan blog aktif), notes Facebook, atau review Goodreads. Jika sudah membuat review boleh juga loh dishare di akun twittermu dan mention @RizkyMirgawati dan @princessashr sertakan hastag #IRRC2017

8. Buku-buku yang dibaca boleh digabung dengan reading challenges lain yang teman-teman ikuti. 

9. Teman-teman dapat memilih level challenge IRRC 2016 berikut ini : 

Fling : membaca 1 - 10 buku 
First Date : membaca 11 - 25 buku
Going Steady : membaca 26 - 40 buku
Engaged : membaca 41 – 50 buku
Married : membaca lebih dari 50 buku

Naik level diperbolehkan. Mohon untuk memberitahukan lewat kolom komentar jika teman-teman berencana naik level.

10. Pendaftaran dibuka mulai hari ini, 6 Januari 2017 sampai 30 November 2017 

11. Update reading progress akan dibuka di bulan April dan September 2017. Akan diadakan giveaway untuk peserta yang mengupdate progressnya saat link update dibuka.

Nah, di postingan ini, saya berencana untuk menuliskan target baca saya, dan semoga saya rajin update-nya hehehe.


Sejauh ini (per 9 Maret 2017) buku romance yang sudah saya baca adalah:

1. Jogja Jelang Senja by Desi Puspitasari
2. Gadis Penenun Mimpi dan Pria yang Melipat Kertas Terbang by Gina Gabrielle
3. Infinity by Mayang Aeni
4. Apa Pun Selain Hujan by Orizuka
5. The Playlist by Erlin Natawiria
6. When Love is Not Enough by Ika Vihara
7. The Number You're Trying by Adara Kirana
8. Sky by Aiu Ahra
9. Rule of Thirds by Suarcani
10. Some Kind of Wonderful by Winna Efendi
11. Semua Ikan di Langit by Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
12. Lost and Found by Dy Lunaly
13. Kamu Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya by Sabda Armandio

Dan kalau ternyata buku yang saya maksud bukan bergenre romance (meskipun menurut saya berunsur romance), boleh lho memberitahu saya. :D

Semoga saya beruntung dengan RC ini ya.


Aku Ingin Tahu Sains 23—Bumi dan Antariksa

Judul : Aku Ingin Tahu Sains 23—Bumi dan Antariksa
Cerita & Gambar : Calvin & Elissa 
Penerbit : Elex Media 
Tebal Buku : 49 Halaman
ISBN : 9786020009223
Rating : 3 dari 5



Blurb:

Antariksa (atau yang disebut sebagai angkasa luar) adalah sebuah ruang hampa yang sangat luas terdiri dari objek apapun yang ada.


Objek-objeknya termasuk ruang, waktu, galaksi, bintang, blackhole, nebula, planet, komet, meteor dan materi lainnya.

Ukuran dari antariksa lebih besar daripada antariksa yang dapat diamati sekarang yang berdiameter 93 miliar tahun cahaya atau 880 x 1026 meter.

Galaksi adalah suatu kumpulan obyek yang terdiri dari berbagai macam benda, seperti: planet, asteroid, bintang, sisa-sisa ledakan bintang, nebula, blackhole, dan sejumlah material bintang lainnya yang menempati volume ruang yang sangat besar. Semua benda-benda tersebut akan kita bahas di dalam buku ini.

***

Apakah antariksa itu?



Seperti yang sudah dijelaskan di blurb, pertanyaan-pertanyaan seputar antariksa, galaksi, bintang, kenapa galaksi Bima Sakti disebut sebagai Milky Way, nebula, blackhole, dan beberapa istilah tentang antariksa, dijelaskan secara singkat dan padat di sini, disertai ilustrasi yang beraneka warna. Sebagai buku yang ditujukan untuk segmen pembaca anak-anak, Bumi dan Antariksa memberikan pemahaman dan pengetahuan awal seputar galaksi dan antariksa. Menjadikannya buku yang informatif dan mudah dipahami.

Meskipun, ada beberapa istilah yang seharusnya bisa diubah lebih mudah lagi, agar pembaca anak-anak tidak kesulitan memahaminya. Misalnya, "densitas", itu kan bisa ditulis pakai "massa jenis". Lebih umum didengarnya.

Ada satu yang membuat saya bingung di sini, saat membahas tentang blackhole: "Tetapi bintang seperti matahari kita akan menjadi bintang kerdil putih dan tidak mampu menjadi blackhole karena massanya tidak lebih dari 10 kali massa Matahari." Nah loh. Ini bahasanya yang ambigu (antara "matahari" di awal atau "Matahari" di akhir), atau memang informasinya yang gimana gitu?


Overall, buku ini bagus dan direkomendasikan untuk dibaca. Apalagi untuk anak-anak. Gambarnya juga lucu.




Recent Quotes

"Suatu ketika, kehidupanmu lebih berkisar soal warisanmu kepada anak-anakmu, dibanding apa pun." ~ Dawai-Dawai Ajaib Frankie Presto

Setting

Indonesia (40) Amerika (17) Inggris (11) Jepang (5) Perancis (4) Norwegia (3) Spanyol (3) Belanda (2) Irlandia (2) Korea (2) Saudi Arabia (2) Yunani (2) Australia (1) Fiji (1) Italia (1) Mesir (1) Persia (1) Swedia (1) Switzerland (1) Uruguay (1) Yugoslavia (1)

Authors

Jostein Gaarder (7) Paulo Coelho (6) Mitch Albom (4) Sabrina Jeffries (4) Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie (4) Colleen Hoover (3) Ilana Tan (3) John Green (3) Prisca Primasari (3) Annisa Ihsani (2) Cecelia Ahern (2) John Grisham (2) Miranda Malonka (2) Seplia (2) Sibel Eraslan (2) Suarcani (2) Adara Kirana (1) Adityayoga & Zinnia (1) Ainun Nufus (1) Aiu Ahra (1) Akiyoshi Rikako (1) Alice Clayton (1) Alicia Lidwina (1) Anggun Prameswari (1) Anna Anderson (1) Asri Tahir (1) Astrid Zeng (1) Ayu Utami (1) Charles Dickens (1) Christina Tirta (1) David Levithan (1) Deasylawati (1) Dee Lestari (1) Desi Puspitasari (1) Dewi Kharisma Michellia (1) Dy Lunaly (1) Dya Ragil (1) Elvira Natali (1) Emily Bronte (1) Emma Grace (1) Erlin Natawiria (1) Esi Lahur (1) Fakhrisina Amalia (1) Ferdiriva Hamzah (1) Frances Hodgson Burnett (1) Fredrick Backman (1) G.R.R. Marten (1) Gina Gabrielle (1) Haqi Achmad (1) Harper Lee (1) Hendri F Isnaeni (1) Ifa Avianty (1) Ika Natassa (1) Ika Noorharini (1) Ika Vihara (1) Indah Hanaco (1) JK Rowling (1) James Dashner (1) John Steinbeck (1) Jonathan Stroud (1) Kang Abik (1) Katherine Rundell (1) Korrie Layun Rampan (1) Kristi Jo (1) Kyung Sook Shin (1) Lala Bohang (1) Laura Lee Guhrke (1) Lauren Myracle (1) Maggie Tiojakin (1) Marfuah Panji Astuti (1) Mario F Lawi (1) Mark Twain (1) Maureen Johnson (1) Mayang Aeni (1) Najib Mahfudz (1) Nicholas Sparks (1) Novellina (1) Okky Madasari (1) Orizuka (1) Peer Holm Jørgensen (1) Pelangi Tri Saki (1) Primadonna Angela (1) Puthut EA (1) Rachel Cohn (1) Rainbow Rowell (1) Ratih Kumala (1) Rio Haminoto. Gramata (1) Rio Johan (1) Shinta Yanirma (1) Silvarani (1) Sisimaya (1) Sue Monk Kidd (1) Sylvee Astri (1) Tasaro GK (1) Thomas Meehan (1) Tia Widiana (1) Trini (1) Vira Safitri (1) Voltaire (1) Winna Efendi (1) Yuni Tisna (1)