[Master Post] Tantangan Baca Buku tentang Buku




Tantangan lagi... Kali ini masih dihost oleh Mbak Evyta di blognya (link menuju postingan). Nama tantangannya adalah Tantangan Baca Buku tentang Buku. Intinya, dalam tantangan ini yang akan dibahas seputar dunia perbukuan. 

Kategori topik ‘buku tentang buku’ dalam tantangan baca ini ada tiga:
  1. Kategori 1 – Buku yang membahas segala hal tentang buku. Bisa spesifik tentang buku saja, bisa juga biografi pengumpul/kolektor buku, sejarah buku, sejarah kitab suci, sejarah penerbitan, sejarah penulisan buku, dll. Tidak harus sejarah, apa saja pokoknya tentang buku.
  2. Kategori 2 – Buku yang membahas tentang dunia arsip. Arsip yang dimaksud adalah dokumen non buku seperti koran, jurnal, surat, kliping atau bibliografi lainnya. Bisa seperti buku tentang biografi pengumpul arsip atau klipinger, tentang sejarah surat, sejarah arsip, dll. Tapi, buku teks kuliahan atau pelajaran tentang arsip, panduan pengarsipan dan sejenisnya tidak termasuk dalam kategori ini.
  3. Kategori 3 – Buku yang membahas tentang perpustakaan. Bisa sejarah perpustakaan, geliat taman baca, dll. Contohnya seperti buku Bait Al-Hikmah, Room to Read, dan sebagainya. Kategori ini ada lumayan juga bukunya. Tapi, buku panduan mengelola perpustakaan dan sejenisnya tidak termasuk ke dalam kategori ini.



Ada beberapa aturan main dalam tantangan ini:
  1. Buku yang dibaca sesuai dengan tema berdasarkan salah satu dari 3 kategori di atas.
  2. Buku yang dibaca boleh buku cetak dan buku elektronik, fiksi dan nonfiksi, bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.
  3. Tantangan baca ini tidak ada jangka waktunya, tetapi untuk permulaan, targetnya saya buat untuk 1 tahun dulu saja, dimulai dari periode 15 Februari 2016 sampai 15 Februari 2017. Nanti kalau sudah setahun, saya perpanjang lagi, in sya Allah. 
  4. Peserta wajib menulis review/ulasan di blog dari buku yang dibaca.
  5. Membuat master post di blog yang berisi informasi tentang tantangan ini dan list postingan review dari buku-buku yang sudah dibaca. Jadi tidak perlu menyetor link review secara terpisah. Cukup setor link master post saja. Setiap selesai membaca dan mengulas satu buku, peserta harus menambahkan link post reviewnya di master post tersebut.
  6. Cantumkan juga di list review dalam master post kamu, termasuk kategori 1, 2 atau 3 buku yang dibaca tersebut.
  7. Kalau ada buku tentang buku yang sudah pernah dibaca dan diulas di blog sebelum tanggal 15 Februari 2016, silakan linknya boleh dicantumkan juga di master post.



Itu dia tantangannya. Adapun progress baca saya, akan di-track di postingan ini.


***

READ:
1. People of The Book (1)

[Master Post] Islamic Translated Book Reading Challenge 2016 (IsTBRC)



Assalamualaikum...,

Hari ini saya menyatakan diri siap untuk mengikuti tantangan yang dibuat oleh Mbak Evyta di blognya (link menuju ke postingan asli). Kenapa saya ingin mengikuti tantangan ini? Mungkin alasannya sama dengan apa yang diutarakan oleh hostnya, bahwa saya pun ingin membabat habis timbunan buku agama Islam yang ada di rak buku yang sepertinya mulai berdebu. Membaca buku nonfiksi, apalagi kategori Islam, bisa dibilang tantangan yang berat. Dulu saya biasanya giat baca saat ada momen-momen tertentu seperti misalnya persiapan training. Tapi berhubung sudah jarang ngisi materi training (karena kesibukan huhuhu), jadinya kegiatan ini tergerus oleh aktivitas-aktivitas lainnya. (Bahkan membaca buku religi bergenre fiksi saja rasanya kok berat yaaa.... Duh banyak sekali godaannya). Yah, saya malah curhat, hehehe.

Oke, kembali ke tantangannya sendiri, ada beberapa aturan untuk challenge ini yaitu:

  1. Tantangan ini berlangsung dari 1 Januari 2016 – 31 Desember 2016. Jadi bagi yang sudah membaca buku Islam sesuai ketentuan sebelum postingan ini diterbitkan tetap boleh menyetorkan link reviewnya.
  2. Ketentuan buku yang dibaca adalah:
    1. Buku-buku agama Islam terjemahan, yaitu yang ditulis oleh penulis luar (bebas negara mana saja) dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.
    2. Umumnya memang yang banyak diterjemahkan di Indonesia itu yang dari negara-negara Timur Tengah, Arab Saudi, India, bahkan Eropa, misalnya seperti penulis Ibnu Taimiyah, Ibnu Katsir, Syaikh Safiyurrahman al-Mubarakfuri, Syaikh Muhammad bin Utsaimin, dan lain sebagainya. Tidak harus terpaku pada penulis yang disebutkan tadi, bebas, yang penting terjemahan.
    3. Genre buku untuk saat ini hanya yang nonfiksi saja. Kategorinya bebas, boleh akidah, fikih, sejarah, motivasi, kisah dan hikmah, dll. Intinya bukan novel atau fiksi.
    4. Buku yang dibaca boleh buku cetak maupun dalam format e-book.
    5. Boleh baca ulang buku yang sudah pernah dibaca asalkan belum pernah menulis reviewnya.
  3. Membuat ulasan/review/resensi buku yang dibaca dan di-posting di media apa saja (bebas), boleh blog, note FB, review goodreads, tumblr, dll, asalkan postingan disetting untuk umum, sehingga yang bukan friend list tetap bisa melihat isinya.
  4. Bagi yang menggunakan blog, harus membuat master post yang menginformasikan bahwa Anda mengikuti reading challenge ini dan sertakan banner RC di atas berikut link ke postingan saya inisebagai hostnya.
  5. Setiap ulasan harus menyertakan info bahwa buku yang diulas tersebut diikut sertakan dalam Islamic Translated Book Reading Challenge 2016. Boleh juga mencantumkan link ke postingan master post Anda masing-masing (optional). Intinya supaya orang lain juga mengetahui info Islamic Translated Book Reading Challenge 2016 yang Anda ikuti. Syukur-syukur kalau mereka jadi ingin ikut juga.
  6. Like Facebook page Lensa Buku di https://www.facebook.com/lensabukuku/ atau follow twitter @lensabuku
  7. Mendaftarkan diri melalui formulir yang ada di postingan aslinya. Pendaftaran dibuka hingga 30 November 2016.
Ada hadiah menarik juga bagi yang memenangkan challenge ini yaitu:

In sya Allah reward akan dibagi menjadi 2 periode, yaitu periode semester pertama (Juni 2016) dan periode semester kedua (Desember 2016). Hadiahnya apa saja?
  1. Voucher buku Islam senilai Rp. 200.000 untuk pemenang pertama
  2. Voucher buku Islam senilai Rp. 150.000 untuk pemenang kedua
  3. Hadiah hiburan untuk pemenang ke-3, 4, dan 5, berupa masing-masing mendapat 1 buku Islam dari saya

Hadiah ini berlaku untuk masing-masing semester. Jadi tiap semester akan dipilih 5 pemenang yang berbeda. Untuk semester pertama akan dipilih dari keaktifan peserta mulai 1 Januari 2016 sampai akhir Juni 2016. Sedangkan untuk semester kedua akan dipilih dari keaktifan peserta mulai 1 Juli 2016 sampai 31 Desember 2016. Bisa jadi pemenang di semester pertama tidak sama dengan pemenang di semester kedua dan bisa jadi juga sama. Ini akan memberikan kesempatan yang sama bagi peserta yang ikut.


Penilaian pemenang didasarkan pada poin berikut:
  1. Jumlah buku yang dibaca dan diulas/review. Semakin banyak, semakin bagus. Ketebalan buku juga menjadi pertimbangan. Tentu tak sama antara membaca buku tipis dengan buku tebal/bantal hehe.
  2. Cara penulisan review. Review harus mencakup kesan kamu setelah membaca buku tersebut, kelebihan dan kekurangan (kalau ada) dari buku yang dibaca, serta ulas sedikit apa yang dibahas di dalam buku. Tidak harus memakai bahasa baku.
  3. Cantumkan data buku seperti judul aslinya, judul terjemahannya, penulis, penerjemah, penerbit, jumlah halaman dan lain-lain yang dirasa perlu.


Setiap selesai menulis review, setor link review bukunya di form yang ada di postingan asli milik host ya. Lalu share juga link ulasan tersebut ke salah satu media sosial seperti akun Facebook (dengan mention FP Lensa Buku) atau tweet ke twittermu dengan mention akun @lensabuku dan @evytaar (pilih salah satu saja) supaya bisa saya share atau tweet ulang. Jangan lupa cantumkan hashtag #IsTBRC16.

Ditunggu partisipasinya ya....

The Time Keeper

Judul : The Time Keeper
Penulis : Mitch Albom
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 312 Halaman
ISBN : 9789792289770
Rating : 4 dari 5 





Blurb:

Dialah pencipta jam pertama di dunia. Dia dihukum karena mencoba mengukur anugerah terbesar dari Tuhan, diasingkan ke dalam gua hingga berabad-abad dan dipaksa mendengarkan suara orang-orang yang minta diberi lebih banyak waktu. Lalu dia kembali ke dunia kita, dengan membawa jam pasir ajaib dan sebuah misi: menebus kesalahannya dengan mempertmukan dua manusia di bumi, untuk mengajarkan makna waktu pada mereka.


***


Ketiganya, pada mulanya adalah teman: Dor, Alli, dan Nam. Hingga waktu berlalu dan mereka tumbuh menjadi dewasa. Dor dan Alli menikah, memiliki tiga orang anak, sementara Nam yang kuat menjadi penguasa kaya raya. Dor melakukan sebuah kesalahan besar yakni menghitung waktu. Dor memulai perhitungan dengan menghitung bayangan matahari, tetesan-tetesan air. Hingga dia dapat menghitung ukuran antara kegelapan dan cahaya.

Tidak ada perang tak berkesudahan antara siang dan malam. Dor telah memerangkap kedua-duanya di dalam mangkuk.
--- halaman 42

Dor dan Alli diasingkan di sebuah pulau karena Dor tidak berkenan membantu Nim dalam urusan kekuasaannya. Hal ini membuat Dor memiliki banyak waktu untuk melakukan pekerjaannya dalam menghitung waktu. Hingga suatu saat, Alli istrinya tertular penyakit dari orang yang berkunjung ke pulaunya. Dor menginginkan waktu, agar istrinya bisa disembuhkan, supaya ia bisa pergi memanggil penyembuh untuk istrinya. Saat itulah ada lelaki tua yang menghukumnya dalam masa yang teramat panjang, membuatnya mengerti terhadap pelajaran waktu yang begitu berharga. Dor terpenjara dalam gua, di sana dia dapat mendengar suara-suara manusia yang menderita; penderitaan yang ditimbulkannya karena berusaha menghitung waktu. Dia mendengar tentang orang-orang yang meminta lebih banyak waktu..., lebih banyak waktu....

Ketika manusia semakin terobsesi dengan jam-jamnya, kesedihan akibat waktu yang telah hilang menciptakan kekosongan permanen di hati manusia.
--- halaman 89

Sarah Lemon dan Victor Delamonte adalah orang-orang yang menginginkan waktu. Sarah adalah seorang gadis remaja yang pintar, namun bertubuh besar. Sarah tumbuh dari keluarga yang bercerai. Ibu dan ayahnya tidak bersatu lagi sejak ia berusia dua belas tahun. Sejak itu, ia tidak lagi dekat dengan ibunya, tak pernah mengobrol atau membicarakan tentang kehidupannya lagi. Ia menjadi sesosok gadis yang tertutup. Ia dikucilkan oleh pergaulan teman-temannya yang menilai fisik adalah segalanya. Sarah tidak pernah mengenal konsep cinta sampai ia bertemu dengan seorang pemuda bernama Ethan.

Sementara Victor Delamonte, seorang konglomerat yang waktunya dihabiskan untuk mengurus perusahaannya yang banyak. Ia memiliki istri bernama Grace, namun tidak mempunyai anak dari pernikahannya. Karena kesibukannya itulah Victor didera penyakit kanker dan gagal ginjal. Waktu yang dimilikinya di dunia tersisa dua bulan lagi. Victor mencari cara supaya dia bisa memilik waktu yang panjang, ia bersedia membayar mahal dari kekayaan yang dimilikinya. Dan ia dikenalkan dengan krionika.

Dari gua, Dor mendengarkan kedua orang ini dan jutaan orang lainnya mengeluh soal waktu. Pria tua yang dulu menghukumnya kembali datang, memberi Dor sebuah misi, untuk membantu dua orang yang tengah bermasalah dengan waktu. Dor diutus ke bumi, di masa kini, jauh setelah masa kehidupannya yang dia alami dulu bersama Alli, enam ribu tahun kemudian. Dor diberi jam pasir yang dapat ia gunakan untuk mengulur waktu sehingga banyak hal yang bisa ia pelajari dalam kehidupannya di masa kini. Ia bisa memperlambat suatu kejadian, namun tidak bisa benar-benar menghentikan waktu.

Dor memilih untuk bekerja di sebuah toko jam. Di sinilah ia bertemu dengan dua orang bagian dari misinya, yang membutuhkan kehadirannya untuk sesuatu yang belum Dor ketahui. Sarah Lemon menghabiskan uang jajannya untuk bepergian jauh dari rumahnya, mengunjungi toko jam, demi memberikan hadiah kepada Ethan; sebuah jam tangan. 

Kadang-kadang, kalau kau tidak mendapatkan cinta yang kauinginkan, dengan memberi kaupikir kau akan mendapatkannya.
--- halaman 162

Sarah bertemu dengan Dor, si pegawai toko jam, dan dengan pria tak dikenal itulah Sarah menceritakan semuanya tentang Ethan. Sebuah kisah yang tidak mungkin diceritakan kepada ibunya, atau teman-temannya yang tak ia punya.

Victor Delamonte pergi ke toko jam itu, sebelum memutuskan untuk melakukan misi tentang krionika yang akan mengubah hidupnya. Ia minta dicarikan jam paling antik yang bisa ia temui di sini, untuk dibawanya dalam percobaan krionika yang akan membawa Victor melampaui masa kini. Victor butuh banyak waktu, dan yang ingin dibawa bersamanya adalah penunjuk waktu. 

Dor sudah menemukan dua orang yang akan ditolongnya itu, maka dengan kemampuan memperlambat waktu dia mengamati kedua orang tersebut. Sarah seorang gadis yang tengah jatuh cinta dan memiliki problematika keluarga, dan Victor seorang jutawan yang membutuhkan waktu lebih, karena mengidap kanker yang menggerogotinya.

Akankah Dor bisa membantu mereka? Dapatkah ia kembali ke sisi istrinya yang tengah sekarat?


***


Buku ini bercerita tentang waktu. Sebuah dongeng tentang orang pertama yang mengukur waktu. 

Bayangkan bagaimana hidup kita apabila tidak ada pengukur waktu? Kita tidak akan pernah tahu jam berapa harus berangkat sekolah atau kerja, jam berapa seharusnya pulang atau berapa usia kita sekarang. 

Tetapi di sekitarmu tak ada yang menghitung waktu. Burung-burung tidak terlambat. Anjing tidak perlu melihat jam tangan. Rusa tidak ribut-ribut tentang hari-hari ulang tahun yang telah lewat.
Hanya manusia yang mengukur waktu.
Hanya manusia yang menghitung jam.
Itu sebabnya hanya manusia yang mengalami kketakutan hebat yang tidak dirasakan makhluk-makhluk lainnya.
Takut kehabisan waktu.
--- halaman 17

Membaca novel ini, pembaca disuguhkan tentang cerita soal waktu. Bagaimana orang melihat waktu dari sudut pandang Sarah Lemon, seorang gadis yang sedang jatuh cinta, lalu patah hati. Atau dari sisi Victor Delamonte yang kehidupannya dihabiskan dengan urusan bisnis, menumpuk harta kekayaan hingga dia terlupa peran istri yang begitu mencintai dan memperhatikannya. Waktu tidak bisa membeli kesehatan yang sudah hilang dari dirinya. Waktu juga tidak bisa bertambah hanya karena persiapan Sarah untuk bertemu dengan Ethan belum sempurna. "Waktu itu bagaikan pedang, jikalau kamu tidak bisa menggunakan pedang itu, maka pedang itu sendiri yang akan menghunusmu." Begitulah nasehat Imam Syafi'i kepada kita.

Terkadang kita bertanya-tanya, mengapa waktu yang kita miliki kurang? Bisakah kita menambah waktu untuk urusan-urusan yang belum selesai? Mengapa waktu kita miliki sehari hanya 24 jam saja? Itu kurang. Tidak cukup. Mungkin kita jugalah orang-orang yang didengar oleh Dor dalam penjaranya di gua, orang-orang yang selalu mengeluhkan waktu, orang-orang yang menyia-nyiakan waktu. Dalam novel ini. tamparan halus itu begitu keras terasa. Banyak pelajaran yang bisa dihimpun dari membaca kisahnya. Tentang orang-orang yang ingin mengakhiri hidupnya, namun di sisi yang lain ada pula yang ingin memperpanjang umurnya.

Saya jadi ingat sebuah surah di dalam al Qur'an tentang waktu:


Demi masa.  Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati dengan kesabaran. [Q.S. Al Ashr: 1-3]

Betapa tentang waktu mendapatkan porsi perhatian yang penting sekali, bahwa manusia yang tidak dapat memanfaatkan waktunya adalah termasuk orang-orang yang merugi. 

Dari novel ini saya mendapatkan banyak penjelasan, dan banyak tamparan. Saya (dan mungkin juga yang lainnya) terkadang termasuk orang-orang yang lalai, tidak memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Dan waktu yang berjalan itu menebas kita dengan pedangnya. Saya, seperti juga Dor, Sarah, dan Victor, adalah orang-orang yang belajar tentang "waktu". 

Tidak pernah ada kata terlambat atau terlalu cepat. Semuanya terjadi pada waktu yang telah ditetapkan.

Bila kita diberi waktu tak terbatas, tidak ada lagi yang istimewa. Tanpa kehilangan atau pengorbanan, kita tidak bisa menghargai apa yang kita punya.


Terima kasih kepada Mitch Albom atas pelajaran indahnya tentang waktu, untuk lebih menghargai waktu. :)

"Ada sebabnya Tuhan membatasi hari-hari kita."
"Mengapa?"
"Supaya setiap hari itu berharga."

One Hundred Names

Judul : One Hundred Names
Penulis : Cecelia Ahern
Penerjemah : Nurkinanti Larakusuma
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 464 Halaman
ISBN : 9786020312125
Rating : 4 dari 5 




Blurb:

Kitty Logan ditugaskan Pete, pemimpin redaksi barunya, untuk menulis kisah terakhir yang tidak sempat ditulis Constance, pemimpin redaksi Etcetera yang baru meninggal karena kanker.

Kitty menyanggupinya, demi terus bertahan di Etcetera.

Kitty mendapat petunjuk berupa daftar seratus nama yang disimpan Constance. Ia hanya punya waktu dua minggu untuk menulis kisah dari keseratus nama itu. Tidak ada penjelasan apa pun tentang nama-nama itu. Padahal, Kitty tak pernah mendengarnya satu pun. Akankah Kitty berhasil membuktikan pada Pete bahwa ia layak dipertahankan di Etcetera?


***

Setiap orang punya kisah untuk diceritakan


***

Nama aslinya adalah Katherine Logan, ia seorang wartawan di Etcetera, sebuah surat kabar yang mempunyai nama dan reputasi yang baik, meskipun oplahnya tidak terlalu fantastis. Ia juga bekerja di acara Thirty Minutes, sebuah acara yang memberinya nama sekaligus menghancurkan namanya sendiri. Kitty dituduh menghancurkan kehidupan seseorang setelah memuat cerita yang terbukti tidak benar. Colin Maguire menuntutnya serta jaringannya karena telah mencemarkan nama baik dan menyiarkan kebohongan tentangnya. Tidak hanya harus membayar ganti rugi yang fantastis, namun Kitty Logan juga harus bersiap untuk kehilangan pekerjaannya.

Constance, seseorang yang berdiri di belakang kesuksesan Etcetera, seseorang yang dulu mempekerjakan Katherine, tengah menderita penyakit kanker. Setelah sekian lama berada di rumah sakit, Katherine baru menjenguknya setelah dirinya sendiri tersandung masalah yang membelitnya itu. Constance bercerita banyak kepada Kitty, terutama tentang alasan mengapa dia menerima Katherine bekerja serta masih menginginkan gadis itu masih bekerja sebagai wartawan di Etcetera. Constance juga menceritakan tentang sesuatu yang ingin ditulisnya dan berharap Kitty mau melakukan itu untuknya. Constance memberitahunya tentang proyek seratus nama yang ingin diwawancarainya.

Beberapa saat setelah kunjungan Kitty tersebut, dikabarkan bahwa Constance meninggal dunia. Di sela-sela teror yang menimpa dirinya akibat pemberitaan tentang Colin Maguire itu (Kitty mendapatkan berbagai macam bentuk teror yang diterimanya di depan rumahnya), kepedihan melandanya. Ia memberanikan diri untuk hadir dalam rapat di Etcetera untuk membahas tentang edisi khusus mengenang Constance. Ia ingin sekali mewujudkan keinginan Constance untuk mewawancarai orang-orang tersebut. Keinginannya bersambut dengan dukungan dari Bob, suami Constance yang memiliki kedudukan penting di Etcetera, meskipun Pete, pimpinan redaksi sekarang, menyangsikannya, dan malah mengajukan orang lain untuk menangani pekerjaan tersebut. Dan akhirnya, pekerjaan mencari dan mewawancarai seratus orang itu diberikan pada Kitty, sebagai pertaruhan terakhir apakah artikelnya layak terbit--yang itu juga berarti apakah ia masih akan dipakai di Etcetera ataukah dipecat.

Kitty mendapati keseratus nama itu namun bingung harus melakukan apa. Tenggat waktu yang diberikan hanyalah dua minggu, sementara dirinya masih blank apa yang harus dilakukan atau memulainya dari mana. Tidak ada petunjuk, tidak ada kata pengantar, apalagi sinopsis yang menghubungkan nama-nama tersebut. Namun Kitty menemukan titik terang ketika menemukan buku telepon di rumah Constance dengan tanda berupa nomor yang bisa dihubungi tentang seratus nama yang ditulis oleh Constance tersebut. Dari seratus nama itu, setidaknya ia menemukan beberapa nama yang mempunyai kisah berbeda-beda:

Bridget Murphy, atau Birdie, adalah seorang nenek tua yang berusia nyaris delapan puluh lima tahun, tinggal di sebuah panti jompo. Lalu ada Eva Wu, seseorang yang memiliki blog bertajuk 'Dedicated' yang memiliki pekerjaan dalam bidang jasa untuk membantu orang-orang yang kesulitan memberikan hadiah untuk orang yang dicintainya. Archie Hamilton, orang keenam puluh tujuh dalam daftar, mulanya seorang yang antipati dengan wartawan. Masa lalunya begitu keras; pernah tersandung masalah yang melibatkan anak perempuannya yang diperkosa lalu dibunuh orang, dan berhasil membuat Archie mendekam dalam penjara. Sekarang ia bekerja sebagai penjual burger dan kentang goreng. Orang lainnya yang Kitty temui adalah Mary-Rose Godfrey, seorang gadis yang selalu dilamar oleh temannya di setiap kesempatan. Gadis ini juga punya cerita yang lain; ibunya yang stroke dan bolak-balik masuk rumah sakit, mengenalkan dirinya pada kehidupan rumah sakit, sehingga membuat Mary-Rose memiliki pekerjaan lain yakni menjadi perias bagi orang-orang sakit. Ambrose Nolan, seorang wanita tertutup karena merasa dirinya tidak cantik (ada tanda lahir yang menutupi separuh wajahnya, dan juga karena warna matanya yang berbeda), adalah seorang pemilik museum kupu-kupu. Ambrose begitu mencintai kupu-kupu dan mengembangbiakkannya. Bersama Edward, seorang pria yang begitu bersemangat memberikan kuliahnya tentang segala hal yang berhubungan dengan kupu-kupu, Ambrose mengembangkan museum itu. Dan hanya kepada Edward itulah dirinya bisa terbuka. Selanjutnya adalah Jedrek Vysotsky, seorang pria berkebangsaan Polandia yang bekerja dalam bidang perbaikan komponen bagian panas mesin turbin baling-baling pesawat dan dipecat dari pekerjaannya. Malangnya, keahliannya yang langka harus terkubur karena tidak ada pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya, membua Jedrek harus bertahan di Irlandia. Dia tidak mungkin kembali ke negara asalnya karena keluarganya tidak memiliki kenangan atau kehidupan di tempat asalnya karena mereka hidup dan berkembang di Irlandia. Bersama temannya Achar Singh, dia bermaksud untuk menancapkan eksistensinya hingga membuat mereka berarti, yakni dengan memecahkan rekor dalam bersepeda air di Guinness Book of Record.

Sampai tenggat waktu yang dimilikinya, Kitty bahkan tidak mengetahui benang merah dari orang-orang yang berasal dari catatan seratus orang milik Constance. Di sela-sela kesibukannya mengumpulkan bahan wawancara ini, ia masih terus saja diteror oleh Colin Maguire. Selain itu, kisah ini juga menyuguhkan cerita romansa Kitty dan orang-orang yang ia wawancarai. Untuk kehidupan Kitty sendiri, ada beberapa sosok lelaki yang mewarnai hari-harinya. Yang pertama Steve, temannya sedari kuliah. Lalu ada Pete, bosnya di Etcetera, dan ada Richie, teman lamanya yang tiba-tiba hadir mewarnai kisah Kitty. Ada kisah cinta, pengkhianatan, dan persahabatan di sana.

Sampai pada satu momen dia menyerah, Kitty mengunjungi rumah Constance dan berbincang dengan Bob di sana. Dari kisah yang dituturkan oleh Bob itulah, Kitty berhasil menghimpun cerita itu dan merasa yakin dapat menyuguhkan kisah yang diinginkan Constance untuk dituliskannya.


***

Harus saya akui, membaca kisah ini membutuhkan perjuangan bagi saya. Pada bagian-bagian awal, terasa cukup membosankan. Selain karena kisahnya yang monoton, tokoh heroine yang tidak menyenangkan (karena dia baru saja menjatuhkan dan merusak hidup seseorang), dan jalan cerita yang tidak tahu akan seperti apa. Namun, saat melalui setengah dari buku ini, seolah saya mendapatkan pencerahan dan rasa penasaran berhasil menggeret saya untuk membacanya sampai habis.

Tokoh Kitty yang tangguh dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, sejalan dengan alur cerita ini di mana dia harus mampu menghadapi permasalahan yang menimpanya. Kitty harus menekan egonya dan juga harus bangkit dari keterpurukan untuk mengobati rasa bersalah yang dimilikinya. Satu-satunya peluang adalah dengan mewujudkan keinginan Constance dan membuktikan pada semua orang kalau dirinya tidak mengecewakan mentornya itu.

Kitty menghabiskan waktunya dalam tenggat waktu yang diberikan, di bawah tekanan, serta teror dan rasa bersalah karena perkara Colin Maguire. Namun ternyata, dia berhasil menghimpunnya, menemukan apa yang Constance mau dari kisah seratus nama itu. Kitty mendapatkan pengalaman baru, menyelami emosi mereka semua, bahkan membentuk keterikatan antara keenamnya beserta mimpi yang ingin mereka wujudkan. Bagaikan satu lingkaran yang saling memiliki, mereka pun pada akhirnya membantu Kitty agar kisah mereka bisa diterima oleh meja redaksi. Bahkan, membantu Kitty menemukan seseorang yang tepat untuknya.

Penulis berhasil meramu emosi tokoh-tokohnya sehingga membuat pembaca merasakan apa yang dirasakan orang-orang dalam kisah ini. Saya benar-benar merasakan bagaimana Kitty dikhianati oleh orang yang memanfaatkan kesialannya. Saya juga turut menyelami kisah orang-orang yang diwawancarai Kitty. Bagaimana Archie menemukan Tuhan dalam penderitaannya.

"Dulu aku tidak percaya Tuhan. Lalu percaya, dan Dia mengecewakanku dan aku menghabiskan tujuh tahun membenci kekurangajaran-Nya, membenci gagasan akan Dia. Tapi itu sama saja dengan berterima kasih kepada-Nya, bukan? Bagaimana kau bisa membenci seseorang kalau kau tidak percaya mereka ada?"
--Halaman 256

Atau bahkan bagaimana Eva yang di awal cerita teramat tertutup hingga bagaimana dia mendedikasikan dirinya dalam pekerjaan yang dia jalani. Saya suka pekerjaan Eva, saya juga suka bahwa Eva memiliki detail yang mengejutkan dalam melakukan pekerjaannya.

Harus saya akui, saat saya membaca buku ini, bisa dibilang saya tidak berada dalam kondisi terbaik dalam hidup saya. Mengetahui bahwa semua orang punya kisahnya sendiri, saya jadi bercermin ke dalam diri sendiri bahwa saya, dalam kondisi yang seperti ini pun masih banyak punya kisah yang bisa saja saya bagi ke orang lain. Dengan semangat Kitty, juga bagaimana tokoh-tokoh di dalam kisah ini meramu penderitaan mereka dan menjalani hidup mereka masing-masing membuat saya dan bisa jadi pembaca lainnya memandang hidup dengan optimis.




Tiap orang biasa memiliki kisah luar biasa. Kita semua mungkin menganggap diri kita tidak hebat, bahwa kehidupan kita membosankan, hanya karena kita tidak melakukan sesuatu yang menggemparkan atau menghasilkan tajuk di surat kabar atau memegang penghargaan. Tapi sebenarnya kita semua melakukan sesuatu yang menakjubkan, yang berani, sesuatu yang seharusnya kita banggakan. Setiap hari orang melakukan hal-hal yang tidak dirayakan. Itulah yang harus kita tulis. Pahlawan tak dikenal, orang-orang yang tidak percaya bahwa mereka adalah pahlawan karena mereka hanya melakukan apa yang mereka yakini harus mereka lakukan dalam kehidupan mereka.
--Halaman 449

Oke, ini buku Cecelia Ahern pertama yang saya baca, dan saya tidak kapok untuk menikmati kisah yang lainnya :)




Selama Kita Tersesat di Luar Angkasa

Judul : Selama Kita Tersesat di Luar Angkasa
Penulis : Maggie Tiojakin
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 241 Halaman
ISBN : 9789792296167
Rating : 3 dari 5




Selama Kita Tersesat di Luar Angkasa adalah kumpulan cerita yang menyajikan kisah-kisah sehari-hari namun ada unsur "absurd"-nya di dalam cerita-cerita tersebut. Seperti misalnya, munculnya binatang-binatang yang tak terduga keberadaannya, lalu keabsurdan beberapa ceritanya, menggantungnya ending yang membuat pembaca bertanya-tanya.

Saya akan membahas beberapa yang menarik di sini, ada pula yang saya suka karena benar-benar larut dalam plot ceritanya:

1. Kristallnacht
Kelemahan saya adalah saya sangat mudah tersentuh oleh kisah ayah-anak. Di sini, dikisahkan tentang seorang anak yang keluarganya dituduh sebagai seorang pemberontak. Suatu hari mereka dapat peluang untuk bisa membebaskan anaknya dari situasi terhimpit--ya, hanya anaknya saja yang kemungkinan bisa bebas. Tapi karena satu hal--perbuatan ayahnya, mungkin ini wujud kasih sayang yang ditampakkan namun dampaknya begitu fatal--terjadi pada anak kecil itu. Hingga pertanyaan wartawan kepadanya membuat ia diam tidak bisa menjawab.

2. Fatima
Duh saya nggak ngerti plot twist yang ini bikin mutar kepala banget =)) Si Pinot dan Fatima yang ternyata adalah....

3. Suatu Saat Kita Ingat Hari Ini
Cerita yang ada di sini sedikit banyak mengingatkan saya sama dunia per-RP-an. Seseorang memainkan peran di dimensi yang berbeda, lalu berinteraksi dengan orang lain--di dunia role-play maupun di dunia nyata. Ya ngapain lagi interaksinya kalau tidak untuk membahas tentang apa yang terjadi dengan karakter mereka. Sebuah dunia yang cukup familiar kan? Yang lucu itu ada gantungan dari kardus di kamar Salina yang bertuliskan: "Do Not Distrurb, Off to Another World" menginspirasi hahaha =))

4. Dia, Pemberani
Saya suka cerita ini. Tentang seorang petualang bernama Masaai dan istrinya. Masaai menemukan kedamaian justru saat menghadapi tantangan-tantangan dari kegiatan ekstrem. Karena cintanya sang istri dengan suaminya, ia akhirnya luluh juga mengizinkan sang suami untuk memenuhi hasratnya dalam bertualang. Kalimat yang saya suka di bagian ini: "Jadi, pada intinya, aku tidak mencoba untuk mati. Aku justru merayakan hidup." (Halaman 145)

5. Saksi Mata
Cerita miris tentang pembunuhan di depan rumah susun yang sebenarnya disadari oleh penghuni rusun. Namun karena kepedulian mereka yang minim dan membiarkan saja peristiwa itu terjadi, berakibat fatal terhadap si korban.


Kesimpulannya, sebenarnya saya sudah cukup terbiasa membaca cerita-cerita absurd sehingga tidak terlalu terkejut dengan sajian cerita pada buku ini. Ternyata imaji saya juga sudah out of the box sepertinya jadi membaca ini, seperti biasa-biasa saja, hanya pada cerita tertentu saja baru ikutan bersorak-sorai :)) Tapi seru, kisah-kisahnya menyimpan banyak hal yang dapat direnungkan. Sebuah perenungan yang menyenangkan.

Fairly

Judul : Fairly
Penulis : Yuni Tisna
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 275 Halaman
ISBN : 9786020316437
Rating : 2 dari 5 




Blurb: 
Nadia yang ceroboh dan pemalas tinggal di Jakarta hanya bersama mamanya. Nadia menyukai Rei, cowok dingin di kelasnya.
Begitupun Priska, musuh bebuyutan Nadia.
Luna yang rajin dan pintar tinggal di Bandung hanya bersama papanya.
Luna berkali-kali minta putus dari Ethan, pacarnya yang posesif.
Nadia terkejut mendapati seraut wajah yang serupa dengannya di ruang tamu.
Dan perkara jepit rambut berbentuk bunga membuat Nadia rela bertukar tempat dengan sosok tersebut.

***

Nadia dan Luna adalah dua orang gadis kembar yang terpisah akibat perceraian kedua orangtuanya. Nadia yang lemot tinggal dengan Mama di Jakarta sementara Luna yang pintar bersama Papa di Bandung. Suatu hari saat Mamanya pergi ke Bandung dan pergi ke danau untuk mengenang masa lalunya dengan Papa, Papanya muncul di sana. Pertemuan kembali ini berbuntut panjang dengan rujuknya sang Papa dan Mama. 

Kedua gadis kembar yang mempunyai hidupnya masing-masing ini akhirnya bertemu dan tinggal satu rumah. Luna yang mempunyai pacar posesif bernama Ethan, harus menghadapi Ethan yang gila dan psikopat sampai harus menguntitnya hingga sampai ke Jakarta. Bahkan, Ethan juga pindah sekolah dan bersekolah di sekolah Luna. Sementara Nadia, dia menyukai temannya yang bernama Rei. Nadia juga harus menghadapi temannya yang menyebalkan bernama Priska. 

Karena lelah dengan perlakuan Ethan padanya, Luna mengajak Nadia untuk bertukar posisi dan berganti peran selama sebulan. Pertukaran tempat itu pun terjadi, membuat Luna yang menjadi Nadia akrab dengan Rei, dan Nadia yang menjadi Luna harus menghadapi kebocahan Ethan. Bagaimana kelanjutan kisah mereka? Apakah akan berakhir saling bahagia atau justru sebaliknya?


***


Mungkin memang ekspektasi saya ketinggian saat membaca blub novel ini. Mulanya saya berpikir tentang cerita yang mirip (atau mendekati) film masa kecil yang pernah saya tonton yang berjudul "The Parent Trap", yang mengisahkan dua saudara kembar yang bertemu di perkemahan, menyadari bahwa mereka terpisahkan karena permasalahan orangtua. Lalu mereka bertukar posisi demi menggoalkan misi untuk membuat kedua orangtua mereka kembali lagi.

Sebenarnya kisah ini teramat klise, alur cerita juga dengan mudah bisa ditebak. Ada beberapa kesamaan dari kisah itu, meskipun ada pula perbedaannya, banyak sekali. Yang pertama adalah tentang dua orang yang tidak menyadari kalau kembar hingga berumur tujuh belas tahun. Lalu, kedua orangtua mereka yang terpisah karena perceraian. Ketiga, tentang bertukar peran.

Mungkin karena ekspektasi saya yang ketinggian sehingga saat ada beberapa hal yang saya rasa kurang sreg, jadinya memudarkan kesan saya pada cerita ini. Kisah pertemuan kembali kedua orangtua mereka menurut saya agak dipaksakan. Entah karena plotnya yang kurang nendang atau penyajiannya yang kurang mulus sehingga kesan itu muncul. Saya menganggap kalau scene ini terkesan dipaksakan. Misalnya, kan si Luna sudah kelas tiga, kenapa mereka terburu-buru untuk pindah sekolah dan rumah juga? Kan bisa menunggu Luna lulus dulu gitu, tinggal beberapa bulan lagi aja. Lagi pula, prosedur pindah sekolah bagi anak kelas tiga kan nggak mudah, apalagi kalau sudah didaftarkan namanya sebagai peserta UN (ini juga berlaku buat si Ethan anyway, cuma saya mau bahas bocah satu itu di paragraf tersendiri :p). Trus tentang pekerjaan ayahnya, dan hal-hal yang menyangkut kepindahan super kilat itu. Memang sih ini kan karya fiksi, tapi kelogisan juga perlu.

Kedua, tentang Ethan. Menurut saya karakternya unik, tapi menurut saya jadi berlebihan. Tentang posesifnya (meskipun ada penjelasan kenapa dia begini di belakang) yang menurut saya sudah menjurus ke psikopat yang..., ini beneran psikopat lho sampai menguntit ke Jakarta segala, mengganggu kehidupan orang. Kalau saya ada di posisi Luna atau Nadia, hal pertama yang saya lakukan adalah mengadukan ini ke orangtua. Hei, ini masalah serius, ada bocah baru gede yang kaya raya super wow fantastis nguntit! Sampai gue nggak nyaman sekolah, sampai harus bertukar tempat (yang mana alasan bertukar tempatnya itu bego banget). Kalau kamu dikuntit orang, terus punya saudara kembar dan kamu bertukar tempat sama dia, bukankah sama aja mencari aman dengan membuat saudaramu ketiban masalah yang kamu ngga bisa selesaikan? Apalagi si Ethan songong ini gampang banget hamburkan uang, gampang ngancam orang demi menurutkan kemauannya. Ya ampun, bocah banget. Kepindahan dia ke sekolah Luna--bahkan minta dimasukkan ke kelas Luna pakai pelicin--itu nggak banget.

Lalu tentang alasan mereka pindah posisi: di The Parent Trap itu, si kembar punya alasan logis untuk berpindah tempat, ada misi penting yang mereka perjuangkan. Tapi di sini, saya nggak dapat kesan yang mendalam. Karena si Luna menghindari Ethan. Lalu, di hari pertama mereka tukar tempat, Luna dan Nadia pakai kacamata dan topi untuk mengelabui orangtua mereka. Tapi kan, ini tukar tempatnya setiap hari, orangtuanya nggak sadar apa ya? :)

Di ending, saya juga kecewa dengan siapa yang pada akhirnya jadian sama siapa.

Nah itu dia, sedikit racauan dari saya. Dan karena novelnya kurang memuaskan dan menurut saya banyak nggak sinkronnya, jadi saya hanya bisa memberikan dua bintang untuk kisah ini. :)

Zahir


Judul : Zahir
Penulis : Paulo Coelho
Penerjemah : Andang H. Sutopo
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 440 Halaman
ISBN : 9786020301174
Rating : 4 dari 5 




Blurb: 

Seorang suami ditinggalkan istrinya tanpa alasan, tanpa jejak. Kepergiannya menimbulkan pertanyaan besar yang makin menggerogoti hati dan pikiran, kenangan yang ditinggalkannya tak terhapuskan, hingga menjadi obsesi yang nyaris membawa sang suami pada kegilaan. Untuk menjawab pertanyaan "Mengapa" itu, sang suami menelusuri kembali jejak kebersamaannya dengan sang istri, hal-hal yang terjadi dalam perkawinan mereka, hingga terjadinya perpisahan itu. Pencarian ini membawanya keluar dari dunianya yang aman tenteram, ke jalur yang tidak dikenalnya, dan membuka matanya terhadap makna cinta serta kekuatan takdir.

***

Zahir, dalam bahasa Arab, berarti terlihat, ada, tak mungkin diabaikan. Zahir adalah seseorang atau sesuatu yang, sekali kita mengadakan kontak dengannya atau dengan itu, lambat laun memenuhi seluruh pikiran kita, sampai kita tak bisa berpikir tentang hal-hal lain. Keadaan itu bisa dianggap sebagai tingkat kesucian atau kegilaan.

***


The Zahir bercerta tentang seorang penulis yang ditinggal oleh istrinya. Sang istri bernama Esther adalah seorang wartawan yang meliput perang. Kehidupan mereka yang mulanya berjalan biasa saja, dikejutkan dengan hilangnya Esther. Si penulis diinterogasi, bahkan polisi melakukan prosedur standar dengan memenjadakan pria tersebut. Namun, seorang wanita datang memberitahukan alibi yang meringankan pria itu. Akhirnya dia dibebaskan.

Pencarian istrinya masih berlanjut, hingga dia menyerah dan memutuskan untuk menulis buku yang isinya berupa surat yang ia tujukan pada Esther. Buku itu berjudul "Ada Waktu untuk Merobek, Ada Waktu untuk Menjahit". Dia yakin bahwa istrinya baik-baik saja, dan menghilangnya Esther memang adalah sebuah pilihan, bukan penculikan atau sebuah tindak kejahatan. Mungkin benar bahwa istrinya terpikat oleh seorang pemuda yang sering dibicarakan oleh Esther sebelum memutuskan pergi, seorang pria berusia dua puluh lima tahun yang bernama Mikhail.

Dalam pencariannya terhadap Esther inilah sang penulis kemudian merefleksikan lagi bagaimana pertemuannya dulu dengan Esther dan bagaimana upaya yang dilakukan Esther dalam membantu sang penulis untuk menemukan jati dirinya. Penulis ingat bahwa sebelumnya dia pernah berkelana untuk menemukan itu. Hingga proses menemukan Jalan Santiago itulah yang pada akhirnya membuat ia menemukan arti kehidupannya, dan menulis sebagai jalan hidupnya.

Pada sebuah acara penandatanganan bukunya, si penulis dikejutkan dengan kedatangan Mikhail, yang mengatakan bahwa istrinya baik-baik saja. Dari pertemuan itulah ia kemudian mengikuti ke manapun Mikhail pergi hingga mengetahui aktivitas ganjil Mikhail dan perkumpulannya di sebuah kafe setiap kamis malam.

Si penulis menemui banyak orang yang rupanya pernah bertemu dengan Esther sebelumnya. Si penulis heran karena mereka semua mendapatkan potongan kain berdarah milik serdadu perang yang bertemu dengan Esther sebelum ia meninggal. Ia begitu heran mengapa orang-orang itu memiliki potongan kain sementara dirinya tidak. Dan ini berhasil membuatnya bertanya-tanya.

Mikhail mengatakan bahwa ia mengetahui di mana keberadaan Esther. Namun dirinya bersikeras tidak akan memberitahu si penulis sebelum mendapatkan arahan dari "Bunda", yang berupa bisikan ghaib. Saat sebuah kecelakaan terjadi pada si penulis, itu menjadi titik balik dalam kehidupannya seolah segalanya dilihatnya dalam perspektif berbeda.

Keberadaan seorang perempuan bernama Marie dalam kehidupan penulis, membuat warna tersendiri dalam kisah ini. Apakah dia berhasil menemukan di mana Esther berada ataukah justru memilih untuk hidup dengan Marie yang selama ini telah begitu baik padanya?


***


Buku Paulo Coelho menurut saya tidak bisa diprediksi sebelumnya bagaimana sehingga saya tidak akan berekspektasi terlalu banyak terhadapnya. Saya yang teramat menyukai The Alchemist merasa kurang puas saat membaca Aleph. Bahkan kemudian, saya merasakan terjun bebas ketika membaca Brida. Dari situ kemudian saya belajar untuk tidak berekspektasi apapun terhadap isi buku yang saya baca. Dan yang saya dapat adalah..., kejutan! Buku ini menarik sekali. Bahkan saya sempat tercenung dan tidak konsentrasi dengan buku berikutnya yang saya baca karena masih terpesona dengan sihir Zahir yang menimpa saya.

Dari segi plot, cerita ini cukup simpel karena menceritakan tentang seorang penulis yang memiliki kekayaan luar biasa dari royalti penulisan lirik dan bukunya. Ia dikejutkan dengan perginya sang istri yang bernama Esther entah ke mana. Ia yakin bahwa istrinya itu memang sengaja pergi, namun prosedur kepolisian tetap dijalankan yang menyebabkan ia sempat menjadi tertuduh atas hilangnya sang istri. Dia juga sempat mengira Mikhail yang membawa lari istrinya, meskipun pada akhirnya atas bantuan Mikhail pula petualangan mencari Esther itu dilakukan.

Kisah yang begitu sederhana menjadi tidak sederhana saat Paulo Coelho menggarapnya dengan sentuhan spiritual yang membuat pembaca akan banyak merefleksikan apa yang ia tulis pada dirinya sendiri. Saya begitu menyukai konsep "Bank Budi" yang dijelaskan oleh Paulo di sini. Dulu saya pernah dapat konsep serupa saat ada pelatihan Seven Habits di kantor, dan saking mendalamnya materi itu sehingga saya masih mengingatnya sampai sekarang. Di sini, Paulo kembali menyegarkan ingatan saya tentang itu.

Namun seperti yang sudah saya duga sebelumnya, ciri khas tulisan Paulo yang lainnya adalah dengan memasukkan ritual-entah-apa di dalam novelnya. Kali ini, melalui tangan Mikhail, ia menggagas ritual yang saya sebut dengan "membuka hati dengan bicara". Pesertanya yang datang melakukan semacam berbicara tentang hal-hal tabu tentang dirinya di depan umum. Mungkin ini disebabkan oleh paham individualis di kalangan manusia abad ini yang membuat mereka tertutup. Padahal, untuk menyelesaikan permasalahan atau membuka hati, yang harus dilakukan adalah berbicara. Saya nggak setuju tentu saja dengan pemahaman ini (yang tentang ritualnya, bukan "berbicara"nya ;)), apalagi kalau di Indonesia ada perkumpulan ini bisa saja dikategorikan sebagai aliran sesat hahaha :D. Selebihnya, tentang perenungan-perenungan, dan banyaknya kalimat bernapaskan spiritual, membuat saya mampu mengorelasikannya dengan konsep yang ada di agama saya, dan ini adalah sebuah jalan yang bagus :)

Dan kutipan yang saya suka..., sebenarnya banyak sekali, tapi baiklah ini saya berikan yang bertemakan tentang cinta:


Cinta adalah kekuatan yang tak akan pernah ditundukkan. Kalau kita berusaha mengendalikannya, cinta akan menghancurkan kita. Kalau kita berusaha mengurungnya, cinta akan memperbudak kita. Kalau kita berusaha memahaminya, cinta akan meninggalkan kita dalam kebingungan.

Kekuatan ini ada di dunia untuk membuat kita bahagia, untuk membawa kita lebih dekat pada Tuhan dan pada tetangga-tetangga kita, tapi dengan cara kita mencintai sekarang ini, kita mengalami satu jam kegelisahan untuk setiap menit kedamaian.---Halaman 125


Ending kisah ini juga sedikit mengejutkan dan membuat saya mengerutkan dahi, sambil tertawa dan berkata, "Astaga, hahaha."



Recent Quotes

"Suatu ketika, kehidupanmu lebih berkisar soal warisanmu kepada anak-anakmu, dibanding apa pun." ~ Dawai-Dawai Ajaib Frankie Presto

Setting

Indonesia (40) Amerika (17) Inggris (11) Jepang (5) Perancis (4) Norwegia (3) Spanyol (3) Belanda (2) Irlandia (2) Korea (2) Saudi Arabia (2) Yunani (2) Australia (1) Fiji (1) Italia (1) Mesir (1) Persia (1) Swedia (1) Switzerland (1) Uruguay (1) Yugoslavia (1)

Authors

Jostein Gaarder (7) Paulo Coelho (6) Mitch Albom (4) Sabrina Jeffries (4) Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie (4) Colleen Hoover (3) Ilana Tan (3) John Green (3) Prisca Primasari (3) Annisa Ihsani (2) Cecelia Ahern (2) John Grisham (2) Miranda Malonka (2) Seplia (2) Sibel Eraslan (2) Suarcani (2) Adara Kirana (1) Adityayoga & Zinnia (1) Ainun Nufus (1) Aiu Ahra (1) Akiyoshi Rikako (1) Alice Clayton (1) Alicia Lidwina (1) Anggun Prameswari (1) Anna Anderson (1) Asri Tahir (1) Astrid Zeng (1) Ayu Utami (1) Charles Dickens (1) Christina Tirta (1) David Levithan (1) Deasylawati (1) Dee Lestari (1) Desi Puspitasari (1) Dewi Kharisma Michellia (1) Dy Lunaly (1) Dya Ragil (1) Elvira Natali (1) Emily Bronte (1) Emma Grace (1) Erlin Natawiria (1) Esi Lahur (1) Fakhrisina Amalia (1) Ferdiriva Hamzah (1) Frances Hodgson Burnett (1) Fredrick Backman (1) G.R.R. Marten (1) Gina Gabrielle (1) Haqi Achmad (1) Harper Lee (1) Hendri F Isnaeni (1) Ifa Avianty (1) Ika Natassa (1) Ika Noorharini (1) Ika Vihara (1) Indah Hanaco (1) JK Rowling (1) James Dashner (1) John Steinbeck (1) Jonathan Stroud (1) Kang Abik (1) Katherine Rundell (1) Korrie Layun Rampan (1) Kristi Jo (1) Kyung Sook Shin (1) Lala Bohang (1) Laura Lee Guhrke (1) Lauren Myracle (1) Maggie Tiojakin (1) Marfuah Panji Astuti (1) Mario F Lawi (1) Mark Twain (1) Maureen Johnson (1) Mayang Aeni (1) Najib Mahfudz (1) Nicholas Sparks (1) Novellina (1) Okky Madasari (1) Orizuka (1) Peer Holm Jørgensen (1) Pelangi Tri Saki (1) Primadonna Angela (1) Puthut EA (1) Rachel Cohn (1) Rainbow Rowell (1) Ratih Kumala (1) Rio Haminoto. Gramata (1) Rio Johan (1) Shinta Yanirma (1) Silvarani (1) Sisimaya (1) Sue Monk Kidd (1) Sylvee Astri (1) Tasaro GK (1) Thomas Meehan (1) Tia Widiana (1) Trini (1) Vira Safitri (1) Voltaire (1) Winna Efendi (1) Yuni Tisna (1)