Selain aktivitas membaca buku yang lumayan super tahun lalu, aktivitas membeli buku juga mengalami kegilaan yang benar-benar menguras kantong. Banyaknya bazar buku murah baik online maupun offline sungguh menggoda saya lahir batin. Alhasil, banyak sekali buku-buku wishlist yang terpenuhi (alhamdulillah). Namun, yang jadi masalah adalah...
So many books, so little time---Frank Zappa
Ahahahaha *menatap rak buku dengan hampa*
Sebagai penyemangat dan pemotivasi diri, saya akan membuat postingan ini khusus untuk menuliskan buku-buku yang sudah saya punya, yang cukup terkenal dan ngehits di kalangan pecandu buku, dan yang belum saya baca. Supaya, dalam waktu dekat buku-buku dalam list ini akan segera saya eksekusi. Apa saja sih judulnya?
Juara satu Kusala Sastra Khatulistiwa kategori prosa! Sebelumnya, sudah lama beredar di timeline Goodreads yang membuat saya penasaran banget. Akhirnya, dalam satu kesempatan, berhasil juga pesan buku ini secara online beserta dua buku lainnya (Rumah Kertas yang sudah saya baca dan The Seven Good Years yang akan saya bahas di bawah ini). Ternyata bukunya lumayan tebal. Dan akan saya baca dalam waktu dekat.
Buku karangan Etgar Keret, seorang Yahudi, berisi memoar hidupnya yang disampaikan dengan lucu dan satir. Kata orang-orang. Saya membelinya bersama dengan dua buku lainnya, karena buku ini termasuk lumayan sering dibaca oleh penulis terkenal di negeri ini. Taruhlah nama Eka Kurniawan, Aan Mansyur, dan Bernard Batubara. Bagaimana bisa saya tidak penasaran sama buku ini? Terutama sekali, penasaran dengan opini penulis tentang konflik Palestina.
Ini saya beli di Gramedia, awal-awal masuk sini yang jauh lebih lama dari tanggal rilisnya. Penulisnya dari Jepang. Ini adalah J-Lit pertama yang akan saya baca. Penasaran banget, apakah saya bisa menebak jalan ceritanya atau ternyata tidak? Soalnya, gini-gini saya pandai menebak plot twist. Hehe.
Sejak terkagum-kagum dengan Meniti Bianglala, saya jadi tertarik dengan buku baru Mitch Albom ini. Sempat jadi wishlist saat menang resensi pilihan Gramedia, tapi buku yang didapat bukan ini. Hehe. Akhirnya beli sendiri dengan harga yang cukup mahal karena buku ini tebal, sekitar seratus lima puluh ribuan kalau nggak salah ingat.
Buku Sibel Eraslan yang bercerita tentang Ibunda Maryam. Kalau tentang Sibel Eraslan, saya bisa jamin bukunya pasti bagus. Hanya saja, menemukan beberapa perbedaan gaya penulisan (gaya penerjemahan?) dari beberapa buku yang saya baca. Semoga Maryam dieksekusi dengan baik. Penasaran banget bagaimana kehidupan wanita mulia dalam Islam ini.
Dibeli hasil "Hunger Games" Harbolnas Gramedia yang memberikan diskon 70%. Perjuangan pinjam ATM teman terbayarkan juga. Hahaha. Salah satu buku yang lumayan berseliweran di timeline Goodreads. Penasaran, apakah sama kerennya dengan A Man Called Ove.
Ini sudah saya baca setengahnya. Namun entah kenapa terhenti di tengah jalan. Salah satu resolusi saya adalah menyelesaikannya dengan segera. Semoga.
Yang ini dapat dari Harbolnas juga. Akan segera dibaca karena gaya penulisan Stroud enak banget, dan tema hantu yang dikemasnya lain dari hantu-hantuan yang ada. Jadi semangat.
Kok tambah pusing ya. Hahahaha. Terlalu banyak buku bagus yang harus dibaca di tengah kesibukan yang mungkin akan kembali menggila. *tarik napas dalam-dalam dan embuskan* Semoga dengan ini buku-buku tersebut bisa selesai saya baca dan buat ulasannya. Dan juga, semoga buku terbaik tahun 2017 diawali dengan kehadiran mereka.
Buku apa yang kalian ingin baca dalam waktu dekat ini?
Kok tambah pusing ya. Hahahaha. Terlalu banyak buku bagus yang harus dibaca di tengah kesibukan yang mungkin akan kembali menggila. *tarik napas dalam-dalam dan embuskan* Semoga dengan ini buku-buku tersebut bisa selesai saya baca dan buat ulasannya. Dan juga, semoga buku terbaik tahun 2017 diawali dengan kehadiran mereka.
Buku apa yang kalian ingin baca dalam waktu dekat ini?
Selamat membaca Nisa, semoga target baca 2017 nya tercapai :)
ReplyDeleteTerima kasih... Aamiin, semoga tercapai juga target baca 2017-nya! :))
Delete