You Are (not) My Bestfriend

Judul : You Are (not) My Bestfriend
Penulis : Esi Lahur
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 208 Halaman
Cetakan Pertama, April 2015
ISBN : 9786020315669
Rating : 1 dari 5



Blurb:

Mau tahu rasanya jadi murid pindahan yang masuk saat tahun ajaran baru sudah berjalan dua setengah bulan? Itu yang dirasakan Ingrid ketika kembali ke Jakarta setelah lima belas tahun tinggal di Kopenhagen.

Peraturan sekolah memaksa Ingrid mengikuti ekskul jurnalistik. Ekskul ini pula yang menyebabkan Ingrid harus berhadapan dengan Mirabel dan Mita, cewek cantik dengan antek-anteknya yang selalu mencari masalah.

Seiring waktu, kebencian Ingrid terhadap Jakarta dan rasa rindu pada Kopenhagen pelan-pelan terkikis. Tapi misteri kematian seorang siswa baru pada tahun kedua Inggrid di SMA Bhinneka membuatnya ragu apakah Jakarta benar-benar membuatnya betah. 

***

Kalau awalnya bingung mau kasih bintang tiga atau empat di cerita ini, sekarang saya galau mau kasih bintang dua atau satu.

Saya merasa tertipu dengan plot novel ini. Separuh lebih bercerita seperti teenlit kebanyakan, tapi di belakangnya kok....

Dan sepertinya mengandung spoiler. (Bingung mau mereviewnya bagaimana tanpa harus membuka kedok cerita dan tokoh utama di novel ini, jadi ya, kalian sudah diperingatkan :))

Jadi, novel ini pada mulanya berkisah tentang Ingrid, seorang gadis remaja pindahan dari Denmark. Sejak lahir berada di negeri orang dan nyaris tidak mengenal negaranya sendiri, membuat Ingrid mengalami culture shock yang parah. Ini juga membuatnya sangsi apakah akan betah di sekolah dan Jakarta yang menurut Ingrid jauh berbeda dengan Kopenhagen yang menyenangkan. Tapi, sejak berkenalan dengan Orella dan Shirley, Ingrid pelan-pelan mencoba mencintai negerinya ini. Tapi aneh ah, sudah setahun dia belum bisa memaafkan Jakarta yang nggak bisa dipakai buat sepedaan selain di Car Free Day padahal banyak hal menarik yang sudah dialami Ingrid di negerinya ini, seperti misalnya mencoba makanan yang enak-enak, atau melakukan hal-hal seru dengan teman-temannya di Indonesia.

Selain keduanya, ada pula Mirabel yang sok ngartis (kalau dalam bahasa saya) dan Mita minionnya. Mulanya geng ini menyebalkan, tapi dengan tidak disangka-sangka--dan nggak melewati plot yang dramatis (seperti misalnya yang saya baca di A Untuk Amanda, tokohnya temanan sama cewek populer, tapi ada sebab akibat yang masuk akal yang membuat pembaca sejalan dengan apa yang dipikirkan si tokoh utama), akhirnya mereka berteman. Geng yang mulanya bertiga jadi berlima.

Dan jujur, di bagian ini saya suka. Mulanya saya mengira penulis akan mengangkat cerita nasionalisme dari sudut pandang yang berbeda. Duh saya excited banget malah. Cerita ketemu pemain bulutangkis Denmark membuat saya dejavu saat nonton final Thomas Cup tadi siang di televisi. Kisah cintanya juga seru. Saya jadi berspekulasi kira-kira Ingrid bakal berpaling dan melupakan impiannya memiliki kekasih Denmark, dan mulai membuka hati untuk Salvo atau Elang (saya timnya Elang :p) nggak yaaa.

Nah lalu, saya jadi bertanya-tanya, kenapa judulnya You Are (not) My Best Friend. Apa mungkin Ingrid akan dikhianati teman-temannya? Mungkin Orella diam-diam naksir Elang atau Mirabel merebut Salvo? Ternyata bukan saudara-saudara! "My" di situ merujuk pada Mita! Hah? Kok bisa? Separuh cerita yang ditulis menggunakan sudut pandang orang ketiga yang berfokus pada Ingrid, berubah haluan menjadi membahas Mita. Dan jeng-jeng, genrenya berubah menjadi thriller.

Saya kurang suka (karena mungkin kata "kecewa" terlalu berlebihan, tapi ya emang kecewa sih) karena merasa ditipu dengan plotnya :( Mungkin penulis mau membuat elemen surprised yang membuat pembaca tidak menyangka siapa pelakunya..., yang sebenarnya kurang berhasil juga sih, karena saat tabir thriller tersingkap, saya sudah tahu siapa pelaku pembunuhan itu. Tapi, remah roti yang ditinggalkan penulis itu kayak nggak niat. Saya bisa bilang seperti ini karena di awal benar-benar tidak ada jejak cerita ini akan diusung dengan genre thriller. Kirain ya cerita teenlit pada umumnya. Padahal kalau mau dibuat thriller justru lebih bagus lagi, dan sekalian saja tokoh utamanya bukan Ingrid. Dan jika kisah yang diangkat tentang nasionalisme versi "orang luar" yang meragukan nasionalismenya, dibumbui persahabatan dan cinta-cinta khas remaja dengan tokoh utama Ingrid, Elang, dan Salvo, saya akan lebih senang lagi.

Jadi, banyak tokoh "tempelan" di sini. Elang dan Salvo perannya apa ya? Tidak ada, selain hanya sebagai bumbu dalam cerita. Saya menyayangkan ini. Lagi pula, menurut saya, karakter Salvo tidak cukup kuat. Mulanya digambarkan sebagai sosok cool, tapi nggak sinkron dengan suka ngerjain orang. Juga nggak pas dengan character development sesudahnya.

Kalau memang ini bergenre thriller, kenapa kok kesannya nanggung ya? Tokoh psikopatnya nggak banget. Sebagai pencinta drama-drama Korea berbau psikopat, penggambaran karakter mereka lebih oke dan lebih masuk di akal orang awam. Tapi di sini, sepertinya terlalu dipaksakan. Metode "tell" dengan menuliskan pikiran si pelaku benar-benar nggak membuat saya puas karena saya nggak merasakan horror atau misterinya sama sekali. Dan lagi pula, ada banyak plot yang nggak masuk ke logika dan membuat saya bingung. Entah karena saya yang nggak teliti bacanya, atau memang ada yang aneh di sini. Yaitu ketika Mirabel dan Mita diinterogasi di kantor polisi. Saat polisinya nanya ke Mirabel, yang jawab Mita. Tapi di beberapa paragraf sesudahnya, dikasitahu kalau dialog Mirabel itu ada di dalam rekaman. Jadi, Mita menyahut itu, menyahuti Mirabel yang ada di dekatnya atau menyahut rekamannya ya...?

Terakhir..., ada typo. Typo nama: Ingrid ditulis Indrid. Lalu ada tanda penghubung yang lupa dihapus. Dan yang amat mengganggu saya adalah penulisan kata "silahkan" di halaman 139. Istilah saya sih, "membuyarkan segalanya".

Dek Mita, kamu kurang saiko :p sini belajar sama Kakak ;p

3 komentar:

  1. OOOOOOMG. Mbak Nisa itu ratingnya jeblok banget. Waduh, dari penuturannya sih logis jika diganjar segitu. Semoga nanti dapat teenlit yang lebih greget ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehehe, padahal saya termasuk yang "baik hati" kalau kasih bintang lho. Tapi ya kalau dikecewakan berkali-kali ya mau nggak mau sih.... :))

      Delete

Recent Quotes

"Suatu ketika, kehidupanmu lebih berkisar soal warisanmu kepada anak-anakmu, dibanding apa pun." ~ Dawai-Dawai Ajaib Frankie Presto

Setting

Indonesia (40) Amerika (17) Inggris (11) Jepang (5) Perancis (4) Norwegia (3) Spanyol (3) Belanda (2) Irlandia (2) Korea (2) Saudi Arabia (2) Yunani (2) Australia (1) Fiji (1) Italia (1) Mesir (1) Persia (1) Swedia (1) Switzerland (1) Uruguay (1) Yugoslavia (1)

Authors

Jostein Gaarder (7) Paulo Coelho (6) Mitch Albom (4) Sabrina Jeffries (4) Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie (4) Colleen Hoover (3) Ilana Tan (3) John Green (3) Prisca Primasari (3) Annisa Ihsani (2) Cecelia Ahern (2) John Grisham (2) Miranda Malonka (2) Seplia (2) Sibel Eraslan (2) Suarcani (2) Adara Kirana (1) Adityayoga & Zinnia (1) Ainun Nufus (1) Aiu Ahra (1) Akiyoshi Rikako (1) Alice Clayton (1) Alicia Lidwina (1) Anggun Prameswari (1) Anna Anderson (1) Asri Tahir (1) Astrid Zeng (1) Ayu Utami (1) Charles Dickens (1) Christina Tirta (1) David Levithan (1) Deasylawati (1) Dee Lestari (1) Desi Puspitasari (1) Dewi Kharisma Michellia (1) Dy Lunaly (1) Dya Ragil (1) Elvira Natali (1) Emily Bronte (1) Emma Grace (1) Erlin Natawiria (1) Esi Lahur (1) Fakhrisina Amalia (1) Ferdiriva Hamzah (1) Frances Hodgson Burnett (1) Fredrick Backman (1) G.R.R. Marten (1) Gina Gabrielle (1) Haqi Achmad (1) Harper Lee (1) Hendri F Isnaeni (1) Ifa Avianty (1) Ika Natassa (1) Ika Noorharini (1) Ika Vihara (1) Indah Hanaco (1) JK Rowling (1) James Dashner (1) John Steinbeck (1) Jonathan Stroud (1) Kang Abik (1) Katherine Rundell (1) Korrie Layun Rampan (1) Kristi Jo (1) Kyung Sook Shin (1) Lala Bohang (1) Laura Lee Guhrke (1) Lauren Myracle (1) Maggie Tiojakin (1) Marfuah Panji Astuti (1) Mario F Lawi (1) Mark Twain (1) Maureen Johnson (1) Mayang Aeni (1) Najib Mahfudz (1) Nicholas Sparks (1) Novellina (1) Okky Madasari (1) Orizuka (1) Peer Holm Jørgensen (1) Pelangi Tri Saki (1) Primadonna Angela (1) Puthut EA (1) Rachel Cohn (1) Rainbow Rowell (1) Ratih Kumala (1) Rio Haminoto. Gramata (1) Rio Johan (1) Shinta Yanirma (1) Silvarani (1) Sisimaya (1) Sue Monk Kidd (1) Sylvee Astri (1) Tasaro GK (1) Thomas Meehan (1) Tia Widiana (1) Trini (1) Vira Safitri (1) Voltaire (1) Winna Efendi (1) Yuni Tisna (1)