Gadis Kretek



Judul : Gadis Kretek
Penulis : Ratna Kumala
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 9789792281415
Tebal Buku : 274 Halaman
Rating : 4 dari 5
 


PERINGATAN: MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN.


Cerita bermula dari saat Pak Raja dalam kondisi sekaratnya, menyebutkan satu nama, "Jeng Yah", dan ingin sekali bertemu dengannya, yang kemudian menimbulkan spekulasi oleh ketiga anak lelakinya. Terlebih lagi, reaksi ibu mereka yang terlihat kesal, cemburu, dan marah yang bercampur jadi satu saat dalam kondisi sekaratnya, si romo justru malah menyebutkan nama lain, yang berasal dari masa lalu.

Pak Raja, adalah seorang pebisnis rokok sukses dengan merk dagang Djagad Raja yang kerajaan bisnisnya bahkan dapat menghidupi keluarganya selama tujuh turunan. Ketiga anaknya, yang pertama Tegar, sejak kecil sudah disiapkan untuk menjadi pewaris utama kerajaan bisnis keluarganya. Anak kedua, Karim, juga memiliki andil dalam mengembangkan perusahaan rokok ini. Sementara anak ketiga, Lebas, adalah sosok pemuda yang bebas, independen, terkesan tidak peduli dengan perusahaan keluarga tersebut, justru memilih untuk keluar jalur. Ia mengambil kuliah musik dan memiliki minat dalam dunia perfilman. Kiprahnya sebagai sutradara namun masih level bawah, hanya sebatas terkenal karena menyutradarai film-film horor Indonesia yang kualitasnya level B dan C, serta sinetron stripping. Ketiganya dihadapkan pada persoalan mencari sosok Jeng Yah, demi meloloskan keinginan terakhir romo mereka untuk bertemu dengan perempuan itu, yang katanya dulu adalah mantan kekasih ayahnya dan bahkan saat pernikahan sang ayah dengan ibunya, menorehkan luka dengan memukul kepala sang romo dengan semprong petromaks.

Setting cerita mundur ke masa sebelum kemerdekaan, dengan seorang tokoh bernama Idroes Moeria, seorang pemuda yang bekerja sebagai pelinting rokok di pabrik milik Pak Trisno. Dari Pak Trisno inilah Idroes Moeria belajar banyak tentang pembuatan rokok dan banyak hal. Ia memiliki teman sebaya yang bernama Soedjagad. Idroes muda ini diam-diam menyukai seorang gadis, anak Juru Tulis bernama Roemaisa. Namun ternyata, diam-diam Soedjagad juga menyukai gadis itu dan Idroes mengetahuinya. Soedjagad melamar gadis itu terlebih dahulu, namun ditolak, karena Juru Tulis ingin suami anaknya bisa membaca, seperti Roemaisa. Karena rupanya Roemaisa mencintai pemuda lain, yakni Idroes, maka diberitahukannya kepada Idroes Moeria dengan dua kata, "Belajar membaca." Idroes mengikuti petunjuk itu.

Situasi politik saat peristiwa itu terjadi adalah, Jepang datang untuk menjajah kota M, setting di mana cerita ini digelar. Pabrik Pak Trisno bangkrut, semua hartanya diambil oleh Jepang. Sisa tembakau milik Pak Trisno dibeli oleh Idroes dengan uang yang dikumpulkannya, dan dengan itu ia memulai sendiri pabrik rokoknya dengan merek dagang Klobot Djojobojo, ditulis tangan dengan tulisan yang tidak rapi. Namun ternyata, Soedjagad pun melakukan hal yang sama dengan Idroes Moeria, membuat rokok sendiri dengan nama Klobot Djagad. Idroes memiliki pesaing baru, yakni temannya sendiri.

Bersama ibunya, Idroes Moeria melamar gadis itu dan tak lama keduanya akhirnya menikah.Usahanya pun semakin lancar, apalagi saat mengetahui dua bulan kemudian bahwa istrinya tengah mengandung. Idroes ingin mengembangkan usahanya dengan mencetak desain untuk etiketnya. Saat hendak mencetak itulah, sebuah kejadian tak terduga terjadi. Idroes diangkut oleh Jepang dan dibawa ke Soerabaia. Istrinya dirundung kesedihan, sehingga tidak ada yang bisa dilakukannya selain menangis dan dirundung kemalangan hingga bayi yang dikandungnya meninggal.

Pada satu titik, saat Roem mengisap rokok suaminya, ia merasakan titik kebangkitannya. Sejak itulah Roemaisa menjelma menjadi seorang yang baru, dengan upayanya kembali menghidupkan usaha rokok yang dirintis oleh suaminya sambil mengharapkan kehadiran Idroes Moeria kembali. Soedjagad kembali mendekati Roem, pantang menyerah, seolah mendapatkan kembali peluang setelah Idroes Moeria tidak ada kabarnya. Namun Roem bersikeras untuk menunggu suaminya kembali. Saat Jepang menyerah kepada sekutu, tak lama Indonesia memproklamirkan dirinya. Semua tahanan Jepang kembali, tak terkecuali Idroes Moeria. Ia kembali kepada istrinya, dan melanjutkan usaha rokoknya. Selama ditawan di Soerabaia, Idroes mengamati pasar rokok di sana, dan sekembalinya, ia mengembangkan rokoknya. Idroes tidak lagi menggunakan nama Djajabaia, melainkan sekarang menggunakan nama baru, dengan mengusung semangat kemerdekaan, Roko Kretek Merdeka!. Pesaingnya, mengikuti jejak Idroes, juga membuat saingan dengan membuat rokok dengan nama Proklamasi.

Tak lama kemudian, istrinya kembali hamil dan melahirkan, seorang anak perempuan. Namun, ari-arinya dicuri orang. Menurut 'orang pintar', konon katanya yang mencuri itu adalah pesaingnya, yang akan digunakan untuk menjatuhkan usahanya. Anak perempuannya cantik, bernama Dasiyah, yang kelak dikenal dengan sebutan Jeng Yah. Tak lama, adiknya pun lahir dengan nama Rukiyah. Soedjagad menikah dengan seorang perempuan kaya dari Madura, dan juga akhirnya memiliki lima orang anak.

Dasiyah tumbuh dekat dengan pabrik rokok. Kegiatan melinting, dan sejenisnya dilakoni Dasiyah sejak kecil. Dari tangan Dasiyah, ia membuat rokok spesial dari sari tembakau yang berasal dari tangannya saat melinting. Dan dengan jilatannya, ia melem rokok itu dan memberikan kepada sang ayah. Ayahnya memercayai bahwa gadis ini adalah titisan Roro Mendut yang dengan idu-nya bisa menghasilkan rokok yang nikmat. Dari racikan saus Dasiyah pulalah lahir merk dagang rokok bernama Kretek Gadis.

Dasiyah jatuh cinta dengan seorang pemuda bernama Soeraja, pemuda pengelana yang singgah di kota M saat digelar pasar malam tahunan. Dasiyah jatuh cinta pada Soeraja, mempekerjakannya. Soeraja menyadari bahwa dirinya seolah tidak mempunyai harga diri karena hidup dari keluarga Idroes, lantas meminta izin pada Dasiyah untuk bisa membuka usaha rokoknya sendiri. Akhirnya Soeraja dikenalkan oleh PKI dan membuat rokok dengan dibiayai oleh PKI. Beberapa hari sebelum pernikahan keduanya, Soeraja dan antek PKI lainnya dicari. Beruntung Soeraja berhasil melarikan diri. Ia pergi ke kota Kudus, memutus hubungan karena dia termasuk orang yang dicari oleh TNI. Malang nasib keluarga Dasiyah, ia dan ayahnya ditangkap dan dipenjara karena berhubungan dengan oknum PKI.

Sudah ya, spoiler banget. Kelanjutan cerita bisa dibaca sendiri.


***

Buku ini menarik. Awalnya saya mengira kalau novel ini berkisah tentang seorang perempuan pecandu rokok. Namun ternyata tidak seperti itu. Mengisahkan tentang bagaimana sejarah kerajaan rokok dirintis, disertai latar sejarah yang sedang terjadi di masa itu, misalnya kemerdekaan Indonesia yang kemudian melahirkan merk rokok "Roko Kretek MERDEKA!" atau "Kretek Proklamasi", dan saat PKI marak di tanah Jawa, rokok pun hadir sebagai alat propaganda penyebaran paham komunis dengan merk dagang "Kretek tjap Arit Merah". Situasi politik yang terjadi juga memberikan dampak pada kehidupan para tokoh.

Kisahnya begitu romantis, di mana dalam perkembangannya, mengalirkan cerita. Aroma persaingan yang dibumbui kisah percintaan yang manis. Kerja keras untuk menghasilkan sebuah karya, rokok, yang mampu bertahan dan melebarkan sayapnya di kancah dunia perokokan. Meskipun ceritanya mudah ditebak, namun alurnya pas, membuat pembaca bisa melahapnya dengan cepat. Tidak berat, ringan, namun berisi.

Satu hal yang tidak dapat dilepaskan dari kisah yang disajikan ini adalah... bahwa fakta, ratusan ribu orang menggantungkan kehidupannya pada industri rokok. Humm, miris yah. Saya termasuk orang yang anti rokok, sebisa mungkin menghindarkan diri dari terpapar asap rokok (sebagai perokok pasif) karena mengetahui dampaknya. Penghasilan negara dari rokok pun tidak sedikit, melainkan sangat banyak. Apalagi dari rokok pun banyak memberikan kontribusi yang tidak bisa dibilang sepele. Apalagi, bahwa rokok pun memiliki kisahnya sendiri. Ini fakta, yang akhirnya membuat saya sadar bahwa upaya penanggulangannya adalah kembali ke diri masing-masing, dengan tidak menjadi perokok aktif dan menghindari diri dalam sekup lingkungan terkecil dari bahaya rokok, dengan bagaimana? Ya dengan tidak merokok.

Sekali lagi, jika di awal saya menuliskan peringatan yang ada di halaman awal buku ini, di akhir saya memberikan peringatan dengan peringatan yang baru:

MEROKOK DAPAT MEMBUNUHMU.

The Scorch Trials


Judul : The Scorch Trials
Pengarang : James Dashner
Penerjemah : Meidyna Arrisandi
Penerbit : Mizan Fantasi
ISBN : 9789794338506
Tebal Buku : 441 Halaman
Rating : 3,5 dari 5


Meski sudah keluar dari Maze, tidak membuat Thomas dan teman-temannya merasa aman, dan semua pertanyaan mereka terjawab. Misteri belum semua terpecahkan, justru tantangan baru harus mereka hadapi. 

Terisolasi dalam satu ruangan, mengetahui bahwa Teresa dipisahkan dari mereka dan diberi label "pengkhianat", munculnya sosok baru yakni Aris, dengan label Grup B, membuat sedikit pengetahuan mereka tentang dunia luar Glade terkuak. WICKED membuat dua grup bagi mereka, dengan perlakuan yang sama namun berbeda gender. Grup A, yang kesemuanya laki-laki dengan Teresa sebagai pengecualian, sementara di tempat lain ada pula Grup B yang dihuni oleh perempuan dengan Aris sebagai pengecualian. Mengejutkan, Aris memiliki kemampuan yang sama dengan Thomas yakni mampu berbicara dengan telepati. Dan terputusnya telepati Thomas dengan Teresa, membuat Thomas sedikit kacau.

Situasi dalam tempat itu cukup menegangkan. Tidak ada makanan, tidak ada petunjuk mengenai apa yang sebenarnya terjadi. Lantas kemunculan seseorang dari WICKED membuka babak baru petualangan mereka. Tikus Botak--begitu julukannya--membagikan informasi bahwa mereka semua terjangkit virus berbahaya flare. Dikatakan bahwa mereka semua telah lolos dalam fase pertama dan harus melalui fase kedua untuk bisa disembuhkan. Dengan sebuah portal yang dinamakan dengan Flat Trans, mereka semua mendapatkan misi untuk melalui tempat yang dinamakan The Scorch Trial, mengarungi perjalanan 100 mil ke utara selama dua minggu untuk menyelamatkan diri, menuju tempat yang dijanjikan.

Perjalanan dimulai dengan melalui lorong bawah tanah gelap. Ancaman melanda para Glader yakni adanya bola perak yang menyerang kepala para Glader. Kemudian, Minho sang pimpinan memutuskan untuk menempuh perjalanan di luar terowongan, tepatnya di atas permukaan bumi. Namun terik matahari yang sangat menyengat menjadi tantangan mereka.

Tidak hanya itu, selang beberapa lama setelah perjalanan, mereka dikejutkan dengan keberadaan kota yang dihuni para Crank, makhluk setengah zombie yang telah terinfeksi flare dan mengancam mereka, karena makhluk itu gemar memakan tubuh manusia. Thomas bernegosiasi dengan salah satu dari mereka, membuat kesepakatan bahwa Crank ini akan menuntun mereka untuk lolos dari tempat itu. Thomas menyetujui, dengan membawa dua orang Crank yang masih berada pada level awal mengidap flare sehingga masih berada dalam level kesadaran yang cukup. Jorge dan Brenda bergabung dalam kawanan para Glader. Namun para Crank lain menganggap mereka sebagai ancaman, dan berupaya menghabisi semuanya. Membuat grup ini terpecah-pecah. Thomas melanjutkan perjalanan bersama Brenda. Mereka menyusuri kota melalui lorong bawah tanah, dengan tetap mendapatkan ancaman dari para Crank.

Lantas keduanya memilih kembali ke permukaan, mendapati situasi bahwa ancaman para Crank penghuni tempat ini masih mengintai. Ia bertemu kembali dengan teman-temannya, Minho, Newt, Frypan Jorge, dan lainnya. Naasnya, Thomas diserang peluru oleh salah satu Crank, yang ternyata, itu bukanlah bagian dari Variabel sehingga saat itu juga Thomas mendapatkan bantuan dari WICKED sebelum dia dikembalikan ke tempatnya semua dalam keadaan kembali sehat.

Perjalanan berlanjut dengan bertemunya mereka dengan kawanan Grup B, Teresa dan kawan-kawan. Secara spesifik, Teresa dan Aris memiliki misi khusus yang itu benar-benar membuat Thomas merasa terkhianati. Setelah misi itu berhasil, mereka kembali melanjutkan perjalanan. Dari kejauhan mereka melihat kedua grup pun menuju ke tempat yang sama. Yang ternyata hanyalah berisi sebuah spanduk yang tipis bertuliskan "SURGA YANG AMAN".


Apakah mereka benar-benar aman? Benarkah mereka lolos tahap ini? Apakah ada tempat lain yang akan mereka tuju?


Cerita ini cukup menarik, dengan perbedaan mencolok yakni di The Maze Runner mereka hidup dalam kehidupan yang terstruktur dan cenderung nyaman karena musuh yang dihadapi hanyalah Griever yang ada di dalam Maze. Namun di The Scorch Trials, mereka benar-benar meyakini bahwa kehidupan sebelumnya jauh lebih baik dari tempat yang mereka lalui. Penuh dengan ketidakpastian, kekurangan bahan makanan, ancaman Crank yang gila, serta perang batin yang melanda Thomas.

Sebenarnya agak terganggu di situ, karena yang dieksplor di buku ini hanyalah Thomas. Minho sedikit, karena dia seorang yang dilabeli Pemimpin Grup A. Sementara Newt, nggak tahu kenapa dia mendapat tattoo dengan tulisan "Lem". Sayang sekali, karena mereka di sini seolah hanyalah sampingan saja. Tapi saya suka dengan quote ini dari Minho:

"Aku tidak minta jadi pemimpin. Kau ingin menangis sepanjang hari atas apa yang sudah terjadi, silakan. Tapi, itu bukan yang dilakukan seorang pemimpin. Seorang pemimpin memikirkan akan ke mana dan apa yang akan dilakukan setelah semua itu terjadi." [Hal 180]


Dibumbui oleh cinta segitiga antara Teresa-Thomas-Brenda, serta bumbu-bumbu pengkhianatan, mewarnai kisah ini dan membuatnya tidak datar. Secara keseluruhan kisah ini cukup menarik, membuat penasaran untuk lanjut di buku terakhir di mana jawaban atas pertanyaan yang bercokol pada buku pertama dan kedua ada jawabannya. Yah semoga saja.

The Maze Runner


Judul : The Maze Runner
Pengarang : James Dashner
Penerjemah : Yunita Chandra
Penerbit : Mizan Fantasi
ISBN : 9789794338483
Tebal Buku : 478 Halaman
Rating : 3 dari 5


Thomas, seorang anak lak-laki yang dikirim ke dalam maze dalam kondisi hilang ingatan, tidak tahu mengapa dan bagaimana di bisa ada di tempat ini. Sebuah tempat asing dengan penghuni kesemuanya adalah anak laki-laki. Satu hal yang diketahuinya adalah namanya sendiri, Thomas.

Tangan-tangan lain mengerubutinya, namun tidak menjawab pertanyaan yang ia ajukan mengenai eksistensinya dan tempat apa ini. Julukan kemudian melekat padanya; anak bawang. Lalu seseorang yang disinyalir sebagai pemimpin tempat itu, Alby, menjelaskan kalau akan ada tur singkat keesokan hari untuknya. Dan dia bertemu dengan seorang anak kecil gembil bernama Chuck yang kemudian hari akan menjadi sosok anak yang dekat dengannya.

Alby menghampiri dan mengajak Thomas untuk mengitari lokasi ini sebagai bagian dari tur singkat untuk penghuni baru mereka. Dan kemudian ia dijelaskan secara singkat mengenai tempat ini. Dinamakan dengan Glade. Seseorang setiap bulannya akan dikirim oleh para Creator untuk masuk ke dalam Glade melalui Kotak. Dari dalam Kotak tersebut pula, kebutuhan mereka meskipun tidak terlalu banyak. Oleh karena itu, selebihnya, mereka harus mengusahakan untuk penghidupan mereka sendiri.

Glade terbagi menjadi empat bagian; Kebun--berisi perkebunan tempat para penghuni memanan junis-jenis tanaman pertanian--, Rumah Darah--tempatmemelihara dan memotong hasil peternakan--, Wisma--tempat tinggal penghuni--, dan Tempat-tempat orang mati--berisi pemakaman penghuni yang telah meninggal.

Di dalam Glade, mereka juga membentuk beberapa komunitas berdasarkan kemampuan Gladers yang dipimpin oleh masing-masing satu Pengawas, yakni Pembangun, Pelari, Anak Medis, Pengolah-Lahan, Juru Masak, Pencincang, dan lain-lain. Mereka  hidup dengan aturan yang telah disepakati dalam rapat dewan untuk menjaga kestabilan kehidupan di dalam Glade.

Selain itu, adalah Maze yang berada di luar sana. Para Pelari pergi untuk menjelajah Maze setiap hari, berupaya untuk memecahkan kode untuk membuat mereka semua keluar dari tempat ini. Di dalam Maze terdapat Griever, serangga mesin yang siap untuk menyengat atau bahkan membunuh mereka yang masuk.

Gally, salah seorang dari mereka, pernah tersengat oleh Griever. Setelahnya, dia mendapat ingatan-ingatan yang pernah dimilikinya dulu. Dan Gally meyakini bahwa dia pernah melihat Thomas sebelumnya, dan kemudian membencinya.

Tiba-tiba saja keanehan terjadi di sana. Kotak itu kembali datang dengan membawa peserta baru, yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sebulan mereka dikirimi lebih dari satu orang, dan anak itu adalah seorang--perempuan. Beserta pesan yang tertulis: Dia yang terakhir. Untuk selamanya.

Namanya Teresa. Dan parahnya, kehadiran Teresa yang cukup menggemparkan ini semakin membuat keadaan kacau, karena satu-satunya orang yang dikenali gadis ini adalah Thomas. Terlebih lagi, dengan pengakuan Gally, membuat Thomas diyakini sebagai orang yang berbahaya bagi mereka. Teresa mempunyai kemampuan yang mengejutkan, yakni bisa berkomunikasi secara telepati kepada Thomas.

Minho, kepala pelari, suatu hari datang bersama Alby dari balik Maze dengan kondisi Alby yang terluka parah karena tersengat. Thomas datang membantunya, dengan mengingkari peraturan yang melarang siapapun selain Pelari untuk masuk ke dalam Maze. Thomas berhasil membuktikan kemampuannya untuk bertahan semalam di dalam sana, serta upayanya mampu menyelamatkan Alby. Kehadiran Thomas juga mengubah segalanya, dia merasa memiliki gagasan untuk memecahkan kode yang ada pada Maze.


Keadaan Glader tidak lagi sama. Membuat sebuah keputusan harus diputuskan, bahwa mereka semua harus masuk ke dalam Maze atau mereka semua akan mati. Mereka pula berusaha menyingkap siapa yang bertanggungjawab atas apa yang terjadi di tempat ini, dan untuk tujuan apa mereka semua dikumpulkan, diisolasi, dipenjara, di dalam Glade.


Cerita ini begitu seru, berjalan dengan alur yang tidak terlalu lambat. Tokoh-tokohnya yang ternyata diberi nama dari para ilmuwan. Thomas Edison, Albert Einsten, Isaac Newton. Sebuah kebetulan, salah satu novel Indonesia karta Dee yakni Gelombang, mengusung nama yang sama dalam ceritanya. Plotnya bagus, mudah dimengerti, meskipun ketegangan yang disajikan cenderung biasa saja menurut saya. Tapi kisahnya tidak mudah ditebak meskipun saya menonton filmnya terlebih dahulu baru membaca novelnya. Biasanya kalau ada novel yang difilmkan sebisa mungkin saya membaca duluan, karena mengomentari film lebih menyenangkan daripada mengomentari buku, hehehe.

Fatimah az-Zahra




Judul : Fatimah az-Zahra--Kerinduan dari Karbala
Penulis : Sibel Eraslan
Penerjemah : Aminahyu Fitriani
Penerbit : Kaysa Media
ISBN : 9789791479738
Tebal Buku : 519 Halaman
Rating : 4 dari 5


(Biography, Historical)

"Tentu saja, Anakku. Pada setiap ibu akan terasa aura seorang Fatimah az-Zahra, dan dari setiap ibu akan berembus semerbak wewangian surga." [Hal 100]

"Hati seorang manusia haruslah kering sekering tanah batu baya sehingga ia akan sangat butuh siraman air mata dan pintu hatinya pun terbuka untuk Sang Pencipta." [Hal 171]



Fatimah az-Zahra adalah satu dari empat wanita yang dijamin surga oleh Rasulullah saw dalam haditsnya yang  berbunyi: "Sebaik-baik perempuan muslimah surga adalah Khadijah, Fatimah, Maryam, Asiyah." (HR. Baihaqi). Dalam buku ini, kisah Fatimah diceritakan dalam cerita, atau istilah populernya itu adalah cerita berbingkai.

Sebagai prolog, diceritakan seorang pengarang bernama Zebun bin Mestan, didakwa karena mengaku sebagai pengarang Diwan az-Zahra. Dia tidak bisa membuktikan karena naskahnya habis dilalap api saat kebakaran. Sehingga dia berusaha mati-matian untuk mengisahkan kembali kisahnya dalam 40 hari sebagai pertanggungjawaban cintanya kepada Sayyidatina Fatimah az-Zahra. Maka kisah ini, dituturkan dalam empat puluh bagian.

Karbala menjadi saksi kepedihan menyayat yang dialami oleh Sayyidina Hasan dan Husein saat peristiwa Karbala. Tempat ini pula menjadi saksi bertemunya hamba Allah yang begitu mencintai keluarga Rasulullah ini dengan cinta mereka yang murni dan mendalam.

Husrev Bey bertemu dengan seorang anak lelaki yang awalnya dikira sebagai anaknya yang pergi berpamitan kepadanya dan meninggalkan selama empat puluh hari. Namun anak itu adalah seorang bernama Hasyim, "sang pengabdi jubah". Kerinduan kepada anaknya seolah diobati oleh kehadiran anak itu. Lantas mereka dipersatukan oleh kecintaan yang sama, yakni kecintaan kepada Hasan dan Husein yang menyeret keduanya dalam tangisan yang sama.

Junaydi Kindi, seorang pedagang terkenal, kehilangan istri serta anaknya dalam peristiwa perampokan padang pasir enam belas tahun silam. Namun karena suatu mimpinya, ia percaya bahwa anaknya masih hidup dan suatu saat akan dipertemukan kembali kepadanya.

Ada pula kisah tentang Nenek Destigul, seorang nenek yang buta matanya, namun begitu bersemangat dalam menghadapi hidupnya. Ia tinggal bersama sang cucu yang bernama Abbas. 

Ramadan Usta, seorang yang dulunya perampok, namun dalam perjalanan kehidupannya menemukan cahaya Islam sehingga dirinya bertobat.

Junaydi Kindi membutuhkan seorang pembantu, kemudian mengambil Abbas sebagai pembantunya untuk mengiringi perjalanan. Namun sayang sekali, dalam perjalanan keduanya ia mengalami hal yang tidak menyenangkan sehingga membuat Abbas harus tertawan dan Junaydi Kindi diambil sumpahnya untuk kembali dalam waktu yang telah ditentukan. Sayang sekali, dalam waktu itu ia tidak menepati janji karena situasi Karbala yang sedang tidak kondusif sehingga ia tidak dapat memasuki tempat itu untuk mengambil saksi untuk membebaskan Abbas. Malang baginya, dalam perjalanan pulang justru bertemu dengan seorang anak perempuan yang orang tuanya dibunuh di hadapan anak perempuan itu. Situasi ini tidak menguntungkan baginya, dan justru malah mempersulit. Anak perempuan itu bernama Nesibe.

Namun kemudian, situasi kembali normal. Singkat cerita Junaydi Kindi menemukan fakta bahwa Abbas adalah anaknya yang hilang, yang selama ini diasuh oleh Nenek Destigul.

Para tokoh ini dipersatukan dalam sebuah perjalanan dari tanah Karbala menuju ke Makkah. Sayang sekali, Nenek Destigul keburu meninggal dalam perjalanan. Setiba mereka di Madinah, suatu peristiwa terjadi, Abbas dan Nesibe dipersalahkan karena telah memakan kurma yang jatuh dari pohonnya. Hasyim, mengambil beban kesalahan itu untuknya. Namun sayang sekali, sebagai tebusan, ia diminta untuk menikahi anak perempuan pemilik kebun untuk melunasinya. Pernikahan akan berlangsung di Makkah.

Endingnya, akan lebih menarik kalau dibaca sendiri ^^

Well, dalam penggalan perjalanan mereka, diberikan cuplikan-cuplikan cerita seputar kehidupan Rasulullah dan ahlul baitnya. Kisah kemuliaan Fatimah az-Zahra dikemas dengan begitu menarik, menggugah semangat, dan disampaikan dengan begitu pas. Pengarang mampu menyatukan kedua kisah ini, dengan cerita Hasyim dkk dikisahkan dengan alur maju, sementara kisah Ibunda Fatimah disajikan dalam alur campuran. Cuplikan-cuplikan itu begitu pas, sehingga membuat pembaca mampu menikmati kedua ceritanya secara bersamaan. Ada banyak kisah tentang Fatimah az-Zahra yang akan lebih menarik untuk dibaca sendiri. Salah satunya, saya tulis secara spesial di sini [Kisah gelang emas Fatimah].


Membaca kisah Fatimah az-Zahra, saya merasa sedih. Selain karena teladan putri Rasulullah ini, juga karena kekhawatiran apakah buku tersebut kental dengan nuansa Syiahnya karena pernah mendapat buku yang seperti itu (yah, begitulah). Namun saya mendapatkan buku ini disajikan dengan baik-baik saja. Dengan tetap khusnudzon kepada penulis dan sejauh ini, tidak menemukan ada pelanggaran akidah di dalamnya (correct me if i wrong). Sedih memang dengan yang begini. Bagaimana upaya mencintai Fatimah az-Zahra harus diselimuti oleh ketakutan akan dinodai akidah saya T^T)

Akhirnya, pesan saya, marilah kita mencintai ahlul bait dengan benar-benar cinta yang lurus, karena mereka adalah keluarga terdekat Nabi saw.

Mata Moses



Penulis : Wiwid Prasetyo
Penerbit : Safirah (Diva Press)
ISBN : 9786027640115
Tebal Buku : 470 Halaman 
Rating : 5 dari 5

Satu kata tentang novel ini: SUBHANALLAH....


Penulis menceritakan tentang riwayat Nabi Musa As dengan lengkap dan mendetail. Cerita sejarah yang disajikan dalam bentuk novel ini berhasil membuat pembacanya larut dalam ceritanya. Jarang-jarang saya bisa merasakan emosi yang coba disuguhkan pembaca tentang isi cerita dan di novel ini, saya dapatkan semuanya. Kesatuan cerita yang utuh, dari sejarah Firaun sebelum Ramses, sampai ke zaman Ramses (Firaun yang kita kenal tenggelam di Laut Merah) dan cerita tentang Nabi Musa yang biasanya diceritakan sepotong-sepotong.

Oh iya, review saya mengandung spoiler (tapi ya, pasti sudah pada tahu kan bagaimana cerita Nabi Musa, hehehe). Diceritakan tentang Nabi Musa As dari dalam kandungan, kemudian lahir, dilarutkan ke sungai Nil, dijadikan anak dan berada dalam pengasuhan Isinofre (Siti Asiyah), kemudian besar dan keluar dari istana. Belum selesai sampai di situ, Moses kembali ke pangkuan ibundanya, bekerja di bawah rezim Ramses, kemudian tanpa sengaja membunuh orang Mesir, melarikan diri ke negeri Madyan, bertemu dengan Zipora yang kemudian diperistrinya. Moses menggembalakan ternaknya selama sepuluh tahun demi melunasi mahar atas perkawinannya. Setelah selesai melunasinya, Nabi Musa As kembali ke perkampungan Bani Israil untuk kembali ke rumah ibundanya. Namun saat kembali, didapati bahwa ibunya, Yokhebed, sudah meninggal dunia. Dalam perjalanan pulang itulah Nabi Musa mendapatkan wahyu dari Allah SWT untuk memberikan risalah kepada kaumnya, Bani Israil, untuk kembali ke ajaran tauhid. Bagaimana beliau bertemu dengan Harun saudaranya, dan kemudian berdua mengemban risalah kenabian. (Uh, panjang ya saudara-saudara, kelanjutan cerita silakan dibaca sendiri, dan pastinya sudah tahu dong bagaimana cerita Nabi Musa, hehe.)

Nah, yang mau saya kemukakan di sini, bagaimana saya dibuat larut dalam beberapa penggal (sebenarnya banyak) cerita tentang kisah Moses. Pertama, bagaimana seorang Yokhebed (dalam Islam dikenal nama Yukabad) adalah sosok seorang istri panutan. Bagaimana dia menenangkan suaminya dan mempertahankan keyakinan yang dianutnya di tengah kekejaman rezim Ramses yang memerintahkan untuk menyembah berhala. Kemudian bagaimana dia berjuang untuk pergi ke rumah Miriam, adiknya, demi bisa melahirkan anak--karena pada zaman itu diberlakukan kebijakan untuk membunuh setiap anak laki-laki.

Kedua, saya merasa JATUH CINTA BERKALI-KALI DENGAN MOSES. Sosok Nabi Musa benar-benar sosok nabi yang manusiawi sekali. Beliau memiliki pendirian yang keras dan teguh, namun juga memiliki kelemahan dan dosa kemudian bertaubat kembali. AH POKOKNYA SAYA JATUH CINTA. Nabi musa sosok yang tegas, karena itu beliau kurang bisa lembut dan berpikir jernih sehingga Allah mengutus Harun untuk melengkapi. Nabiyullah Harun As, adalah sosok yang lembut dan pandai mengatur kata, sehingga keduanya dapat bersinergi ketika berhadapan dengan Ramses. Ketika Nabi Musa dirasa sombong oleh Allah, Allah pun langsung menegurnya dengan diminta mencari seorang yang lebih bijak untuk dapat berguru padanya, yakni Nabi Khidir.

Ketiga, saya kesal--pake banget--sewaktu diberikan gambaran bagaimana perilaku kaum Bani Israil. Kesel banget sampai gondok. Bayangkan saja, mereka sudah diselamatkan daricengkraman raja yang lalim, sudah dberikan makanan gratis berupa manna dan salwa, lha disuruh beriman saja masih ada yang ingkar. Kurang baik apa Allah memberi mereka nikmat lantas masih saja dikufuri. Oke, kalem, hehe.

Panjang yah. Tapi masih mau membahas banyak lagi. Kalau selama ini saya mendapati cerita Nabi Musa atau tentang Firaun itu sepotng-sepotong, maka di sini semuanya disatukan. Ada cerita Masyitah, Qorah (Karun), Siti Asiyah (Isinofre), Yehezkiel (ini termasuk yang baru saya dengar), juga tentang Nabi Khidir.

Intinya, keren. Terlepas dari banyaknya typo (yang anehnya, itu ngga mempengaruhi saya untuk mengurangi bintang), saya senang baca novel ini, yang membuat saya JATUH CINTA LAGI DENGAN NABI MUSA. CINTA LAGI, DAN LAGI...

Find Me



Judul : Find Me
Penulis : Rosie O'Donnell
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 9780446690300
Rating : 4 dari 5 
 (Biography, Inspiration) A book by an author you've never read before (Challenge bulan Agustus)  "Bahwa cinta saja tidak cukup, tetapi jika cinta diberikan dan diterima dengan anggun, bermartabat, dan penuh hormat, apa pun menjadi mungkin." [Hal 142]


Bukunya cukup tipis, awalnya sempat mengira bisa selesai sehari tapi ternyata molor beberapa hari.

Rosie O'Donnel, seorang pembawa acara talkshow terkenal menceritakan kisah lewat sudut pandangnya. Ro, memiliki sifat yang pemurah dan senang membantu kesulitan orang lain. Di sela kesibukannya yang padat sebagai public figure, Ro senang menghubungkan orang-orang dan membantu mereka seperti misalnya dalam hal adopsi anak--karena dalam kehidupannya pun dia sempat mengalami hal yang serupa.

Jadi suatu hari, dia menerima telepon dari seorang gadis berusia 14 tahun yang menceritakan bahwa dirinya hamil di luar nikah, diperkosa oleh seorang pendeta, dan meminta bantuan supaya anaknya diadopsi. Rosie yang begitu terenyuh dengan keadaan sang gadis menawarkan banyak sekali bantuan untuk meringankan bebannya.

Menolong gadis ini, membuat Rosie kemudian mengingat sendiri bagaimana kehidupan masa remajanya; ditinggal ibunya saat masih kecil karena kanker, bagaimana dia bisa menjalani hari-hari jelang kedewasaannya itu tanpa ibunya yang mencintai dan mengasihi. Akhirnya, dia membandingkan kehidupannya itu sendiri dan gadis yang malang itu yang selalu diteleponnya.

Rosie menjadi terobsesi dengan gadis itu, sehingga dia mengirimkan banyak hadiah untuk menghiburnya. Orang-orang di sekitar Rosie mulai khawatir dengan hal ini, dan menyampaikan kecurigaan mereka kepada gadis yang belum pernah ditemuinya itu. Apakah gadis itu nyata? Ataukah hanya seseorang yang mau menipunya atas dasar kemurahhatian Rosie yang disalahgunakan. Akhirnya Rosie mengikuti pula nasihat orang-orang di sekitarnya untuk mulai menyelidiki gadis itu, dan ternyata mendapati bahwa keberadaan gadis itu hanyalah ilusi belaka. Stacie, ibunya, dan ayahnya itu tidak nyata, hanya karangan seorang yang mengidap kelainan jiwa.

Melissa mengidap gangguan memiliki kepribadian ganda akibat trauma masa kecilnya yang menyeramkan. Dia menghidupkan banyak karakter yang ada di dalam dirinya, berganti-ganti setiap saat. Mengetahui hal ini, Rosie lantas terhubung dengan psikiater Melissa yang menjelaskan semua keadaannya. Rosie tetap berniat untuk membantu menolong wanita itu--ini juga dikarenakan dirinya memiliki semacam kesamaan perasaan dengan wanita itu. Rosie yang seorang public figure, merasa menggunakan topeng dan tidak menjadi dirinya sendiri di luar panggung.

Akhirnya mereka bertiga, Rosie, Melissa, serta psikiaternya bertemu. Dan akhirnya mereka berdua, sedang berusaha saling membantu dan mendukung untuk menyembuhkan luka masa lalu diri mereka sendiri.

Menuju Jama’atul Muslimin, Telaah Sistem Jama’ah dalam Gerakan Islam






Judul Buku : Menuju Jama’atul Muslimin, Telaah Sistem Jama’ah dalam Gerakan Islam
Pengarang : Hussain bin Muhammad bin Ali Jabir, MA
Alih Bahasa : Aunur Rafiq Shaleh Tahmid, Lc
Penerbit : Robbani Press
Cetakan Ke : 5
Tahun Terbit : Juli 2007
Tebal Buku : 427 Halaman
Rating : 5 dari 5



Buku “Menuju Jama’atul Muslimin” ini terdiri dari tiga bab utama. Bagian pertama menjelaskan mengenai Struktur Organisasi Jama’atul Muslmin. Sebelumnya, mengenai konsep jama’ah, dijelaskan bahwa jama’ah diartikan dengan sejumlah besar manusia atau sekelompok manusia yang berhimpun untuk mencapai tujuan yang sama. Dijelaskan berdasar pada tinjauan syari’at Islam yang menunjukkan betapa pentingnya wujud jama’atul muslimin, dimulai dengan pembahasan mengenai umat Islam, baik menurut bahasa maupun berdasarkan letak geografis.

Menurut bahasa, Umat Islam mempunyai banyak arti diantaranya kaum, jama’ah, dan golongan manusia. Pengarang al Mufradat fi Dalalatiha al-‘Arabiyah mengartikan umat adalah setiap jama’ah yang disatukan oleh sesuatu hal; satu agama, satu zaman, atau satu tempat. Baik faktor pemersatu itu dipaksakan ataupun berdasarkan atas pilihan. 

Sedangkan berdasarkan secara geografis, titik tolak pembebasan tanah air umat Islam dimulai dari kawasan Darul ‘Adl yaitu Darul Islam. Negara yang bisa disebut sebagai negara Islam yang sebenarnya ialah negara yang dikuasai oleh kekuasaan negara keadilan (darul ‘adl) yaitu negara yang menegakkan Islam dan melindungi hukum-hukumnya serta dipimpin oleh seorang khalifah pemegang imamah. Batas-batas tanah air Islam ini meluas sesuai dengan meluasnya kekuasaan darul ‘adl, meliputi negeri-negeri darul Islam secara umum. Selanjutnya, pemerintahan-pemerintahan Islam ini seluruhnya harus tunduk kepada satu pemerintahan pusat yang dikepalai oleh seorang imam. Jika negeri-negeri itu tidak diperintahkan dengan syari’at Allah oleh para penguasa Islam, serta tidak tuntuk kepada satu kekuasaan pusat, maka tidak bisa disebut darul ‘adl. Batas-batas bagi negara Islam dan tanah airnya meliputi seluruh belahan bumi. Setiap belahan bumi yang tidak diperintah dengan Islam, maka merupakan negeri yang dirampas dan harus dikembalikan kepadanya.
Umat Islam mempunyai akar sejarah yang sangat tua yakni sejak pertama manusia di atas bumi hingga datang penutup para Nabi dan Rasul, Muhammad saw. Umat ini, sepanjang sejarahnya telah menempuh dua periodisasi yakni, pertama sebelum diutusnya Muhammad saw dan kedua dimulai dengan Muhammad saw. Pada periode ini da’wah mulai beralih dari kerangka kekauman yang terbatas, kepada kerangka kemanusiaan yang bersifat umum. Ummat Muhammad yang meliputi segenap manusia terbagi menjadi dua, yakni ummat yang menyambut dan menerima da’wah Rasulullah dan menyatakan diri masuk Islam secara kaffah. Golongan ini disebut sebagai umat yang menerima da’wah. Kedua yakni golongan yang tidak mau menerima da’wah Muhammad saw, dan tidak masuk Islam secara kaffah. Golongan ini menjadi ummat yang harus dida’wahi.

Karakteristik umat Islam dan sendi-sendi utama umat Islam adalah aqidahnya yang bersih dari segala bentuk kemusyrikan, universalitas dan integralitas aqidah, Rabbaniyah, kesempurnaan, keterbatasan dari kekurangan, kepertengahannya, dan fungsinya sebagai saksi atas manusia. Adapun unsur kesatuan ummat Islam adalah kesatuan aqidah, kesatuan ibadah, kesatuan adat dan perilaku, kesatuan sejarah, kesatuan bahasa, kesatuan jalan, kesatuan dustur, dan kesatuan pimpinan. 

Selanjutnya dibahas mengenai urgensi syura sebagai lambang tertinggi yang darinya lahir berbagai kebijaksanaan sebagai manifestasi political will umat Islam. Sejalan dengan itu tak mungkin diwujudkan sebuah syura meliputi seluruh umat tanpa adanya imamah atau sistem kepemimpinan. Imam menurut bahasa ialah setiap orang yang dianut oleh suatu kaum, baik mereka berada di jalan lurus atau sesat. Ar Razi dalam tafsirnya mendefinisikan Imam yaitu setiap orang yang diajdikan teladan dalam masalah agama. Berdasarkan ayat-ayat al Qur’an dan pendapat para ulama bahasa, tafsir, dan aqidah, jelas semuanya sepakat bahwa imam adalah lafazh yang berarti kepemimpinan tertinggi di antara mereka; ke atas pundaknya diletakkan tanggung jawab kebaikan mereka dalam agama dan dunia. Imam Mawardi menyebutkan tujuh orang yang layak menjadi imam harus memenuhi persyaratan berikut, yakni ‘adalah (bermoral Islami) berikut semua persyaratannya, ilmu yang dapat mengantarkan kepada ijtihad dalam berbagai kasus dan hukum, sehat panca indera seperti pendengaran, penglihatan, dan lisan, supaya dapat mengetahui sesuatu secara langsung, tidak memiliki cacat anggota badan yang akan menghalangi kesigapan gerak dan kecekatan kerja, mempunyai pandangan yang dapat membawa kepada kebijakan rakyat, memiliki keberanian dan kegigihan untuk melindungi kawan dan memerangi lawan, berketurunan dari Quraisy. Mengenai syarat yang ketujuh ini, para ulama masih memperselisihkannya. Namun banyak hadits yang menunjukkan kemungkinan munculnya khilafah dari selain Quraisy, sekaligus merupakan khilafah yang sah (syar’i) dalam umat Islam di mana seseorang tidak boleh keluar darinya karena hanya bukan dari Quraisy.
Dengan segala karakteristik positifnya telah terbentuk, ditambah lagi denagn adanya lembaga syura yang berjalan di dalam kerangak sebuah imamah, berarti pada saat itulah sebuah jama’atul muslimin telah eksis dengan segala makna hakikatnya.

Tujuan Jama’atul Muslimin, yakni terdiri dai tujuan khusus bagi umat Islam, yakni, pembentukan pribadi-pribadi muslim, pembentukan rumah tangga muslim, pembentukan masyarakat muslim, penyatuan umat. Adapun tujuan umum, yakni agar seluruh manusia mengabdi kepada Allah swt, agar senantiasa memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah yang munkar, agar menyampaikan da’wah Islam kepada segenap umat manusia, agar menghapuskan fitnah dari segenap muka bumi, agar memerangi segenap umat manusia sehingga mereka bersaksi dengan persaksian yang benar.

Adapun bagian kedua buku ini yakni membahas jalan menuju jama’atul muslimin. Bagian ke dua ini diawali dengan pembahasan mengenai hukum Islam, karena berdirinya jama’atul muslimin erat kaitannya dengan hukum-hukum Islam tersebut. Sejak da’wah Islam dibawah pimpinan Rasulullah saw mulai digelar di Makkah, turunlah pengarahan-pengarahan Rabbani sesuai dengan keperluan jama’ah dan tuntutan tahapan yang dihadapi oleh jama’ah. Dalam kaitannya dengan jama’ah Islam yang sedang berupaya menegakkan kembali Jama’atul Muslimin dalam kehidupan umat Islam, pengarahan Rabbani dan sunnah Nabawiyah telah diturunkan secara sempurna. Sehingga setiap muslim dan jama’ah Islam dituntut melaksanakan seluruh pengarahan Rabbani dan sunnah Nabawi secara utuh. Hukum Islam dari segi hakikat dan caranya terbagi dua, yakni substansi hukum dan cara pelaksanaan hukum. Kedua bagian hukum ini, dari segi pelakunya, terbagi dua, yakni hukum-hukum yang khusus bagi Muslim sebagai individu dalam umat Islam, dan hukum-hukum yang khusus bagi jama’ah sebagai jama’ah dari umat Islam. Jama’ah umat Islam adalah kelompok atau golongan yang membawa da’wah untuk menegakkan Jama’atul Muslimin pada masa ketiadaannya.

Ajaran Islam bersifat syamil-kamil-mutakamil (menyeluruh-sempurna-dan saling menyempurnakan). Oleh karena Muslim memiliki kemampuan sektoral dan terbatas, tidak mungkin Islam akan tegak secara utuh manakala kaum Muslimin menerapkannya secara individual, namun harus diterapkan secara jama’i (kolektif). Jika Jama’atul Muslimin kita nyatakan tidak ada di masa sekarang ini, maka harus diupayakan jalan menuju terbentuknya Jama’atul Muslimin yaitu dengan adanya jama’ah dari sebagian umat Islam (jama’atun minal Muslimin) yang mengupayakan perwujudannya.

Rasulullah saw sejak masa-masa pertama diturunkan wahyu Ilahi menyadari bahwa tugas mulia ini tidak mungkin dapat dilakukan oleh satu orang manusia tetapi memerlukan suatu jama’ah yang kuat. Dalam perjalanan kepada Rabb-nya, Nabi Ibrahim as mengumumkan hakikat yang merupakan syarat kemenangan da’wah ini, yaitu menegakkan jama’ah yang akan membawa da’wah dan membelanya. Jika jama’ah ini tidak tegak, maka tidak akan pernah kemenangan dagi da’wah. Hakikat ini pun telah dipahami Rasulullah saw sejak awal masa da’wahnya. Dan hakikat ini pula yang harus dipahami oleh setiap da’i Islam. Rasulullah saw mengungkapkan pentingnya jama’ah ini bagi keberhasilan da’wah, dan menyatakan bahwa jama’ah inilah yang akan menentukan eksis atau tidaknya da’wah Islam. Jika telah jelas hakikat ini dari Sirah Rasulullah saw dan kewajban ini pun telah dipahami oleh para da’i Islam, maka setiap Muslim yang menyadari kewajiban da’wah Islam atas dirinya dan ingin bergerak untuk da’wah ini, wajib menjadikan langkah pertamanya dalam kehidupan ini sebagaimana langkah Rasulullah, yaitu mencari jama’ah, atau mewujudkannya, untuk membantunya melaksanakan kewajiban da’wah yang amat berat tersebut.
Adapun rambu-rambu dari sirah Nabi falam menegakkan jama’ah berisi enam karakteristik pokok sebuah jama’ah yaitu:

1. Menyebarkan prinsip-prinsip da’wah
Dalam tahapan ini Rasulullah menempuh dua jalan yakni dengan melakukan kontak pribadi, seperti dilakukan Beliau kepada Khadijah ra dan Ali bin Abi Thalib. Dakwah Islam perlu menempuh jalan ini dalam keadaan permulaan da’wah dan pada saat pemerintah yang berkuasa melarang para aktivis da’wah melakukan aktivitas da’wah secara terang-terangan. Jalan selanjutnya yakni melakukan kontak umum. Cara ini disebut tahapan da’wah secara terang-terangan.

2. Pembentukan da’wah
Pembentukan (takwin) da’wah ini merupakan tindak lanjut dari ramu pertama Sirah Rasulullah saw baik dalam kontak pribadi maupun kontak jama’i. Sisi penataan dalampembinaan jama’ah kadang berlangsung pada tahapan iitishal fardi (kontak priadi) pada rambu pertama, ayitu tahapan sirriyah, dan kadang berlangsug pada tahapan ittishal jama’I (kontak umum) atau kadang berlangsung pada kedua tahapan tersebut. 

3. Konfrontasi bersenjata terhadap musuh da’wah
Karakter rambu pertama adalah membagi manusia menjadi dua bagian kelompok pertama, kelompok yang menerima prinsip-prinsip da’wah, menjadi bagian dari rambu kedua, yaitu harus dibina dan dibentuk denagn prinsip-prinsip da’wah, sedangkan kelompok kedua, yakni kelompok yang menentang prinsip-prinsip da’wah menjadi bagian dari rambu ketiga, yaitu harus dihadapi dengan kekuatan senajta agar mereka mau menyerah kepada kekuatan da’wah. Hal itu dilakukan setelah ditegakkan hujjah yang nyata atas mereka pada rambu pertama, berupa penyebaran pikiran-pikiran dan ajaran-ajaran da’wah. Fungsi rambu ketiga ini ialah mempertahankan kelompok yang masuk ke dalam takwin.

4. Sirriyah dalam kerja membina jama’ah
Faktor-faktor yang menajmin keberlangsungan proses pembinaan jama’ah meliputi tiga hal, yakni sirriyah dalam gerak pembinaan jama’ah, bersabar atas segala kesulitan, dan menghindari konfrontasi melawan kebatilan dalam dua tahapan awal yakni penyebaran dan takwin. Maksud sirriyah dalma kerja membina jama’ah ialah membatasi pengetahuan program kerja pada lingkungan pimpinan. Setiap individu dalam kerja sirri ini tidak boleh mengetahui tugas anggota lain, tetapi harus mengatahui tugas pribadinya. Sirriyah merupakan “kotak” tempat menyimpan program amal jama’i dan “tirai” yang menutupi dan melindungi program tersebut. Sirriyah adalah suatu prinsip yang sangat penting dan harus dipegang teguh sepanjang gerakan pembinaan jama’ah, terutama pada tahap-tahap pertama, agar tidak dipukul dalam usia bayi. Sirriyah hanya menyangkut aspek penataan (tanzhim) saja, bukan menyangkut aspek pemikiran atau nilai-nilai Islam yang harus dikemukakan. Para da’i harus memperhatikan rambu ini dan meng-utamakannya dalam gerak mereka. Karena ia merupakan “kunci” keamanan yang akan melindung amal jama’i dari intaian mata-amta musuh yang mengawasinya.

5. Bersabar atas gangguan musuh
Di antara faktor terpenting yang dapat melindungi dtruktur jama’ah pada tahapan takwin ialah kesabaran seluruh anggoa jama’ah dan keberhasilan merekan meredam emosi dalam menghadapi setiapgangguan dan ejekan musuh. Berulang-ulangnya perintah bersabar pada ayat-ayat Makiyah, menunjukkan pentingnya sifat ini dalam memelihara eksistensi jama’ah, terutama pada tahapan takwiniyah. 

6. Menghindari medan pertempuran
Kitman (perahasiaan) dan sabar belum cukup untuk melindungi jama’ah dari gangguan, karena perbedaan kemampuan manusia dalam menerapkan kedua hal tersebut. Juga karena sebagian besar ajaran Islam pasti akan nampak pada par pelakunya dalam bentuk sikap dan perilaku. Karena itu, pimpinan yang bijaksana segera membuat faktor yang lebih aman untuk melindungi jama’ah tersebut. Denagn terpeliharanya eksistensi jama’ah maka akan tercapai kemenangan Islam dan tersebar ajaran-ajarannya. Tetapi jika jama’ah ini hancur, akan menagkibatkan bekunya hukum-hukum Islam dan terhapusnya ajaran-ajarannya. Menjauhi medan pertempuran dalam tahapan takwiniyah merupakan upaya perlindungan bagi pelaksanaan ibadah kepada Allah.

Setelah penjelasan mengenai rambu-rambu jalan menuju terbentuknya Jama’atul Muslimin, berikut dijelaskan tabiat jalan tersebut, yakni jalan ujian dan cobaan. Tabiat jalan ini telah banyak disimpulkan menjadi dua kategori, yakni jalan kebaikan dan keburukan. Tujuan tabiat jalan ini adalah membentuk manusia yang baik melalui perbuatan-perbuatannya, agar dengan demikian pergerakan manusia di atas bumi ini pun menjadi baik. Roda pergerakan manusia di permukaan bumi ini tidak mungkin dapat berjalan seperti yang diinginkan Allah kecuali jika diambil dan dipegang oleh tangan-tangan yang telah digembleng dengan tarbiyah yang dikehendaki Allah, dan tidak mungkin dapat mengetahui ‘tangan-tangan’ yang layak tersebut kecuali setelah melalui berbagai ujian saringan. Ujian-ujian itulah yang disebut tabiat jalan. Dan tangan-tanagn yang layak itulah yang ditetapkan sebagai tujuan dari tabiat jalan yang penuh berkah ini.

Pada bagian ketiga, penulis membahas mengenai jama’ah-jama’ah terpenting yang aktif di medan da’wah Islam. Perjuangan Islam setelah runtuhnya Khilafah Utsmaniyah, dilakukan melalui perjuangan individual (amal fardi) dan melalui per-juangan kolektif (amal jama’i). Ditinjau dari tujuannya, perjuangan kolektif terbagi dalam beberapa bagian, yakni:

a. Perjuangan kolektif ayng tujuannya langsung menegakkan khilafah.
Kelompok ini antara lain, Hizbut Tahrir, Da’wah Ikhwanul Muslimin, Partai Masyumi.

b. Perjuangan kolektif yang tujuan langsungnya da’wah sosial,budaya, dan sufi.
Kelompok ini antara lain Anshar as-Sunnah, Jama’ah Tabligh

c. Perjuangan kolektif yang sudah bubar, sementara yang lain tetap dapat mempertahankan diri.
Dalam pembahasan selanjutnya dibahas mengenai empat kelompok jama’ah sebagai sampel pembahasannya, masing-masing memiliki kecenderunagn yang berbeda. Dalam kaidah penilaian atas jama’ah-jama’ah Islam, kriteria yang menjadi referensi dalam penilaian terhadap organisasi tersebut adalah Islam. Dengan Islam ditinjau tujuan-tujuannya, sarana-sarana untuk mencapai tujuan, serta pemikiran dan karakteristiknya. 

Pertama, Jama’ah Anshor as-Sunnah al-Muhammadiyah yang didirikan di Kairo 1345 H yang orientasi dakwahnya kepada seruan sosial dan ilmu pengetahuan. Kedua, Hizbut Tahrir yang didirikan di Yordania pada 1378 H yang orientasi dakwahnya pada seruan politik (as-siyasi). Ketiga, Jama’ah Tabligh yang didirikan di India yang berorientasi pada seruan sufiyyah. Keempat, yang tulisan tentangnya dan aktivitasnya ditulis di akhir karena tlisan tentang itu sangat banyak, yakni Ikhwanul Muslimin yang didirikan di Mesir pada 1347 H. Penulis menganggap bahwa jama’ah ini mewakili gerakan da’wah yang memiliki karakteristik syamil (menyeluruh). Tidak hanya memperhatikan aspek sosial dan ilmu pengetahuan semata, melainkan juga aspek sufiyyah dan siyasiyyah bahkan juga meliputi aspek harakiyyah dan jihadiyyah (pergerakan dan jihad).

Pada akhirnya, karakteristik jalan menuju penegakan khilafah Islamiyah amatlah sulit, sebelum mendapatkan pertolongan dari Allah, penuh dengan berbagai macam hal yang tidak disukai oleh nafsu. Setelah mendapat pertolongan Allah dihiasi dengan berbagai macam syahwat. Yang dituntut adalah tetap teguh berpijak kepada kebenaran dalam kedua situasi tersebut, yakni situasi bala’ dan bujukan. Ada banyak jama’ah Islamiyah yang telah menempuh jalan ini. Di antara jama’ah tersebut ada yang tujuan dan sarananya terbatas sehingga tidak mengantarkannya kepada tujuan yang diharapkan. Menurut syari’at Islam ia tertolak. Ada juga jama’ah yang tujuan dan sarananya lengkap, mencerminkan kesempurnaan dan keluhuran Islam dan diterima menurut syari’at Islam. Jama’ah yang memiliki kesempurnaan dan kekomprehensifan dalam tujuan dan sarananyalah yang layak mendapat loyalitas dan dukungan setiap Muslimin.

Setelah membaca buku yang berjudul “Menuju Jama’atul Muslimin, telaah sistem jama’ah dalam gerakan Islam” ini, terdapat beberapa penilaian mengenai konten buku tersebut. Buku karangan Hussain bin Muhammad bin Ali Jabir, MA ini merupakan hasil thesis yang diajukan beliau untuk meraih gelar MA di universitas Islam di Madinah. Karena merupakan hasil thesis, adapun konten dalam isinya merupakan hasil penelitian yang didalamnya terdapat berbagai bukti yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Berangkat dari penilaian tersebut, saya dalam menilai buku ini murni merujuk pada tulisan yang disampaikan penulis berdasarkan fakta yang disampaikan beliau dalam buku ini.

Saya sampaikan penilaian bahwa buku ini layak untuk dibaca, bahkan penting untuk kita semua sebagai pengemban risalah dakwah. Didalamnya dijelaskan mengenai pentingnya berjamaah dan berpegang teguh pada tali agama Allah secara amal jama’i. dengan alurnya yang pas, penulis menyajikan di muka yakni hakikat makna umat Islam beserta ciri-ciri dan kesatuan yang dimilikinya, dijelaskan juga konsep syura dan imamah yang sangat erat kaitannya dengan konsep jama’ah yang dijadiakn topik oleh penulis. Selanjutnya dijelaskan mengenai jalan menuju jama’atul muslimin yang dimulai dari penjelasan mengenai hukum-hukum Islam dan penegasan bahwa tidak ada parsialisasi dalam menegakan ajaran Islam, dengan demikian berarti pengertian syumuliyyah benar-benar ingin diterapkan dalam kehidupan. Dan pengertian ini juga sejalan dengan alur yang dibawa oleh penulis pada esensi dari buku ini bahwa untuk mewujudkan jama’atul Muslimin diperlukan suatu wadah atau jama’ah yang dalam pencapaian tujuannya harus benar-benar sesuai dengan konsep syumuliyyah tersebut.

Adapun keunggulan dalam buku ini adalah penulis menyampaikan pemikiran dan gagasannya disertai fakta-fakta dan di dalam buku ini juga disertai lampiran-lampiran yang penting sebagai penguat atau bukti atas informasi yang diberikannya. Selain itu, dalam menuliskan urgensi-urgensi pembahasan yang di ulas, penulis juga menyertakan dalil-dalil baik dari al-Qur’an maupun Hadits, serta banyak dikaitkan dengan sirah Rasulullah maupun kisah Nabi-Nabi lainnya yang termaktub dalam Nash al-Qur’an maupun Hadits. Dalam ulasannya tentang jama’ah-jama’ah yang dijadikan contoh atau wakil dari objek penelitiannya, disertakan juga keterangan-keterangan yang terdapat dari dokumen-dokumen maupau buku yang bekaitan denagn jama’ah tersebut. Kelebihan lain yang saya analisis dari buku ini adalah dalam menilai atau meneliti jama’ah-jama’ah tersebut, tidak berdasarkan atas perilaku orang atau pelaku jama’ah tersebut, bahkan ditulis secara khusus alasannya karean akan menjadi tidak objektif penilaiannya apabila didasarkan atas perbuatan pelaku jam’ah tersebut, mengingat keterbatasan manusia yang kadang kala dapat berbuat salah ataupun khilaf. Namun, dalam penelitiannya, penulis menyandarkan pada tujuannya, sarana-sarana untuk mencapai tujuan, serta pemikiran dan karakteristiknya.

Pada bagian akhir buku, penulis memberikan hasil penelitian dan penilainanya terhadap jama’ah objek penelitiannya tersebut. Saya pribadi, menyerahkan penilaian akhir mengenai ending buku ini kepada masing-masing pembaca untuk dapat terlibat dalam amal jama’i sesuai dengan jalan yang dipilih oleh pembaca. Namun, besar harapan penulis maupun saya, agar buku ini dapat menjadi bahan pertimbangan yang penting dalam menentukan langkah pembaca dalam menilai dan mewujudkan Jama’atul Muslimin di muka bumi ini.

Pride and Prejudice

(Note: Gambar sebenarnya nggak begitu tapi begini #heh. Karena lagi nggak pegang kamera jadi searching di google)


Judul Asli : Pride and Prejudice
Pengarang : Jane Austen
ISBN : 97806021142172
Penerbit : Shira Media
Tebal Buku : 524 Halaman
Rating : 3 dari 5 




Sebenarnya bisa bintang 4, tapi karena typo-nya amat sangat banyak sekali, jadi bintangnya kurang 1 (katanya sih yang diterbitkan sama Qanita lebih bagus, tapi yaa sudahlah, di Gramed adanya yang ini jadi disyukuri aja).

Well, baca ini jadi dapat banyak banget gambaran gimana suasana tahun 1800-an awal di Inggris. Bagaimana seorang perempuan bersikap, bertingkah laku, dan reaksi masyarakat atas apa yang mereka lakukan. Jadi, yaaah begitu.

Dari segi cerita, cukup menarik (iya lah kalau gak menarik gak mungkin jadi buku terlaris sepanjang masa :) ). Cerita tentang lima bersaudara yang kesemuanya perempuan. Konflik dimulai dari aturan undang-undang pernikahan saat itu yang menyebutkan bahwa hak waris atas harta keluarga mereka akan dialihkan kalau nggak ada anak lelaki dalam keluarga tersebut. Nah di lima bersaudara ini, semuanya perempuan. Anak pertama, Jane, sifatnya lemah lembut, selalu berpikiran positif, kalem, begitulah. Anak kedua, Elizabeth, tegas, berani, yang bertolak belakang sama kakaknya. Tapi mereka berdua saling menyayangi. Yang ketiga kutu buku, yang keempat dan kelima cenderung liar di zaman itu. Konfliknya juga dibumbui dengan sifat ibunya yang terlalu mengkhawatirkan anak-anak perempuannya, dengan cara suka menjodoh-jodohkan anak-anak mereka dengan pemuda kaya.

Suatu hari, ada pemuda yang pindah tidak jauh dari rumah mereka, ibunya langsung heboh untuk memperkenalkan anak sulungnya pada Mr Bingley itu. Ibunya ini juga tipe, hm, tidak tahu malu dalam usaha mengupayakan jodoh untuk anak-anaknya itu. Ceritanya panjang banget lah, kalau diceritakan nggak bakal selesai cepat =)) Intinya masih di seputaran circle upaya menjodohkan anaknya, terutama yang dua paling tua. Plot twistnya ada di ...
Mr Bingley punya teman namanya Mr Darcy yang angkuh tapi sebenarnya baik. Suka sama Elizabeth tapi karena Elizabeth benci duluan, dia awalnya nggak suka. Trus, karena pengaruh si ibu yang begitu membuat hubungan Jane dan Mr Bingley begitu. Apalagi adik bungsunya yang kecentilan sempat kabur sama tentara, dan itu mencoeng nama keluarga yang akhirnya dinkahkan duluan dibandingkan kakak-kakaknya yang lain.

Rame sih, meskipun alurnya lambat. 413-an halaman dan gaya bahasanya kaku banget. Nggak langsung menyebutkan nama tapi pakai istilah Mr Bingley, Mr Darcy, Miss Bingley, Mrs Bingley, gitu-gitu, jadi sempat kagok duluan bacanya.

Alazhi Perawan Xinjiang





Judul : Alazhi Perawan Xinjiang
Pengarang : Nuthayla Anwar
ISBN : 9786029225679
Penerbit : Qanita
Rating : 5 dari 5 

  
"Tidakkah kau ingat, Alazhi? Yang paling akhir mengetuk pintu hati adalah sesal."


Baca novel ini, dari awal sampai akhir nggak buat bosan atau berniat untuk stop di tengah jalan. Ceritanya tentang seorang gadis dari perkampungan muslim di Kasghar, bersuku Uyghur. Ceritanya dapat banget, menyentuh hati dan berhasil mengaduk-aduk emosi yang baca. Baru kali ini saya baca novel dan merasa nggak sejalan dengan pemikiran si tokoh utama.

Alazhi, 24 tahun, dan seorang muslimah. Tempatnya tinggal, di komunitas Uyghur, adalah sebuah kampung kecil dengan penduduk asli beragama islam yang taat. Ayahnya seorang Damullah (pemuka agama) di kampungnya, dan ibunya adalah ibu rumah tangga yang begitu taat dengan suaminya. Konflik sudah tersaji dari awal cerita bergulir yaitu dengan kepergian dua adiknya, Gulina dan Aisha yang pergi dari kampung mereka menuju ke Xinjiang. Bagi kedua adiknya, mereka merasa tidak ada masa depan di kampungnya sehingga memutuskan untuk pergi dari rumah untuk menjemput cita-cita.

Kampungnya yang tenang dan damai kedatangan invasi suku Han yang dibawa oleh pemerintah sebagai bagian dari pembaruan. Namun yang terjadi, pemerintah melakukan diskriminasi terhadap suku asli dengan lebih memberikan kesempatan karir pada kaum pendatang sehingga suku Uyghur menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Atas dasar gejolak muda itulah maka Alazhi pun melakukan hal yang sama untuk menyusul kedua adiknya menuju ke kota.

Cerita selanjutnya, ngga ditulis soalnya mengandung spoiler (padahal saya aja yang lagi sakit kepala dan mager hehe).

Nah, yang membuat saya nyumbang bintang lima untuk novel ini, pertama saya larut pada cerita yang disuguhkan oleh penulis. Bagaimana saya mengutuk tindakan Alazhi dan kedua adiknya, yang dengan egoisnya mementingkan kepentingan mereka sendiri tanpa mempertimbangkan betapa hancurnya hati kedua orang tuanya. Bayangkan saja, bapaknya itu seorang Damullah, pemuka agama di kampungnya, eh anaknya begitu. Dan ibunya, benar-benar sosok istri seorang pembesar yang memang pantas untuk dijadikan teladan. Yah pokoknya begitulah. Karena, hmmm, dua dunia Alazhi itu, saya bisa merasakan bagaimana perubahan drastis yang terjadi di dalamnya. Gambaran kasarnya, itu kayak lagi nonton Hunger Games, membayangkan kondisi di Diskrik dan di Panem. Tapi nggak separah itu. Bedanya, di Kasghar itu nuansa islaminya terasa banget. Seperti kota yang hidup dalam kedamaian dan tentram. Tata cara mereka menikahkan muda-mudinya islami banget. Yah pokoknya begitulah. Namun ya seperti itu, di tempat ini sangat sulit untuk mengembangkan karir karena mayoritas yang duduk di pemerintahan adalah suku Han.

Selanjutnya, informasi yang didapat tentang bagaimana kehidupan di Uyghur itu info yang berharga sekali. Dan disajikan dengan tata bahasa yang indah. Tulisannya rapi, saya nyaris tidak menemukan sesalahan penulisan dalam novel ini. Dan begitu mengetahui kalau ini novel pertamanya penulis, rasanya tidak percaya.

Kalau ada yang pantas dijadikan panutan dan tokoh utama dalam novel ini, saya memilih Hanipa, ibunya Alazhi. Keren banget. Ah the best pokoknya. Dan sampai di titik terakhir, pandangan Alazhi masih tetap sama, sayangnya. (Dan begitu tahu kalau ini berdasarkan kisah nyata, saya hanya bisa berdoa semoga Alazhi dibukakan pintu hatinya untuk kembali menjunjung tinggi nilai-nilai kemuslimahan yang luntur oleh zaman).


Suddenly saya jadi ingat teman-teman muslimah saya, yang dulu begitu getol mempertahankan identitas kemuslimahan mereka, namun kini luntur dimakan waktu. Doa terlantun supaya saya dan muslimah lainnya diberikan keistiqomahan dan terus berjalan dalam koridor yang semestinya. Dan bagi yang berpaling, semoga Allah memberikan jalan kembali untuk mereka, seperti halnya semoga Alazhi diberikan hidayah untuk pulang.

Ahehe, paragraf terakhir melo...

Dunia Anna



Judul asli : Dunia Anna
Penulis : Jostein Gaarder 
Penerjemah : Irwan Syahrir
Penyunting : Esti A. Budihabsari
Proofreader : Ine Ufiyatiputri
Penerbit : Mizan 
ISBN : 9789794338421
Tebal Buku : 245 Halaman



"Sebagai primata yang suka bermain-main, inventif, dan berlebihan, kita mudah sekali lupa bahwa pada dasarnya kita adalah bagian dari alam. Namun, apakah kita begitu sukanya bermain-main dan menghamburkan sesuatu hingga permainan itu lebih didahulukan ketimbang tanggung jawab kita atas masa depan planet ini?"


Sebenarnya ini buku ringan banget dan bergizi. Sayangnya waktu luang saya harus dibagi sama nonton Korea dll jadinya lama selesai =))

Oke, selalu terkesan sama novel-novel Jostein Gaarder. Ini cerita gadis remaja yang ... keren banget. Tema lingkungan yang diangkat benar-benar membuka mata dan kesadaran kita tentang kepemilikan bumi. Nggak hanya tentang cerita anak remaja yang penuh cinta-cintaan tapi yang ini menggugah kita dengan mengusung tema yang keren banget untuk dilahap tidak hanya untuk genre remaja saja, siapa saja bisa membaca buku ini dan mendapatkan kesadaran tentang mencintai bumi lebih baik lagi setelah ini.

Anna, di usianya yang hampir 16 tahunnya mendapatkan mimpi tentang masa depan. Sebenarnya si Anna ini punya kepribadian yang cukup aneh. Dia suka bermimpi menjadi orang lain, bahkan jadi gajah, yah begitulah. Karena itu juga dia berkenalan sama Dokter Benjamin, psikiater, yang menangani kasus dia. "Tapi sayangnya kita tidak punya terapi untuk pasien yang punya ketakutan pada pemanasan global." Yang akhirnya, Benjamin menyuruh Anna untuk membuat organisasi lingkungan hidup di sekolahnya. Bersama Jonas, akhirnya Anna mulai membuat gerakan kecil-kecilan untuk melakukan gerakan penyelamatan lingkungan.

Di dalam mimpinya, Anna berubah menjadi Nova, cicitnya yang 70 tahun kemudian seumurannya. Satu hari sebelum ulang tahunnya, Nova mendapatkan surat yang itu datang dari nenek buyutnya, Anna, yang membicarakan tentang kerusakan lingkungan. Sebagai Nova, diceritakan bagaimana keadaan bumi di tahun 2082. Banyak spesies bumi yang dulunya masih ada sekarang sudah punah sama sekali. Dan terjadi kerusakan iklim global sehingga banyak sekali imigran iklim dari Arab yang mengungsi ke Norwegia. Nova bertemu dengan seorang anak lelaki Arab dan kemudian menjadi akrab dengannya.

Sejalan dengan alur cerita versi Anna-Jonas masa kini dan Nova-Cowok Arab masa depan, dipaparkan bagaimana upaya mereka untuk menyelamatkan lingkungan. Tentu saja, Nova di sini hanya ada dalam mimpinya meskipun nggak menutup kemungkinan apa yang dimimpikan Anna itu benar-benar nyata nanti. Dan pesan yang ingin disampaikan di sini adalah ... bagaimana upaya manusia untuk menjaga lingkungannya. Bahwa lingkungan yang kita diami saat ini tidaklah hanya milik kita semata. Ada hak anak cucu kita untuk menikmati langit yang sama dengan langit yang sedang kita pandang saat ini.

Hahahaha, baca novel ini buat saya sadar, sampai-sampai bikin gerakan 1 month 1 plant sebagai upaya sederhana untuk menyelamatkan bumi =) Novel kedua dengan tema lingkungan selain Partikel yang disajikan dengan sangat apik. Bintang lima pokoknya. Terima kasih saya sudah diingatkan =)

Inferno

 

 Judul : Inferno
Pengarang : Dan Brown
ISBN : 9780385537858
Penerbit : Bentang Pustaka
Tebal : 639 halaman
Rating : 4 dari 5


(Mysteri, Thriller, Adventure)A book set somewhere you've always wanted to visit (Challenge bulan Juli) | A book with more than 500 pages | A mystery or a thrillerA book by an author you've never read before 
 "... Mengasihani diri sendiri adalah impuls yang jarang ditoleransi oleh Sienna, tapi kini, ketika air mata menggenang dari tempat yang jauh di dalam hatinya, dia tahu dirinya tidak punya pilihan, kecuali membiarkan air mata itu keluar." [Hal 63]

"Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah dan bunglah itu." [Hal 402]


Inferno, Robert Langdon berpetualang kembali dengan kemampuan simbologinya yang menakjubkan.

Berada di Florence, Italia, dengan kondisi ingatannya yang mengalami amnesia jangka pendek, Robert Langdon dihadapkan dengan kenyataan bahwa ada seseorang yang berniat membunuhnya. Dengan bantuan seorang dokter muda, Sienna Brooks, Robert Langdon berhasil melarikan diri dari sekelompok orang tidak dikenali tersebut. Sejak itu, petualangannya dimulai.

Berbekal dengan ingatan samar tentang bayang-bayang seorang perempuan tua yang memintanya untuk segera mencari dan menemukan sesuatu, juga sebuah proyektor portabel berkuncikan sidik jarinya, Robert Langdon memacu dirinya untuk berhasil menemukan apa yang sebenarnya ia cari dan yang terjadi selama ingatannya terhapus, melalui jejak-jejak yang ditinggalkan di puisi seniman ternama dunia, Inferno-nya Dante.

Pencarian itu dimulai dengan kondisi keterbatasan karena sekelompok orang sedang berusaha mengejarnya, membuat Robert dan Sienna menyelusuri bangunan megah yang diciptakan oleh seniman besar Vasari. Memasuki lorong-lorong yang tidak diketahui orang lain, untuk menemukan satu petunjuk yang pentik, yaitu topeng Dante.

Setelah berhasil menemukan tempat itu, rupanya lagi-lagi Robert Langdon dikejutkan bahwa ternyata topeng itu telah dicuri. Dan lebih mengejutkan lagi, setelah melihat rekaman tempat kejadian, bahwa seseorang yang terekam dalam topeng itu adalah Robert sendiri. Lalu bergerak ke petunjuk yang diberikan oleh seseorang yang sama-sama memiliki minat mengenai Inferno-Dante, membawa Robert Langdon menemukan di mana tempat topeng itu disembunyikan. Tidak sampai di situ, petunjuk lain yang muncul dari si topeng membawa mereka lagi menelusuri negeri yang berbeda dengan tempat di mana mereka berada, Venesia.

Ini kalau dilanjutkan spoilernya gila-gilaan. Intinya, ternyata setelah menjelajah kota Venesia, rupanya mereka ini salah memprediksi tempat, dan berlanjutlah petualangan ke negeri yang sama sekali di luar predikisi, yakni Turki. Kya banget lah, apalagi waktu mnjelaskan tentang tempat yang pengin banget saya kunjungi, Hagia Sophia.

Ceritanya ini mengecoh banget, serius deh. Di awal alurnya memang lambat tapi di akhir benar-benar membuat penasaran karena cerita berputar 180 derajat, tidak bisa diprediksi sebelumnya, dan benar-benar mengejutkan.

Sienna, ah Sienna...

Tapi endingnya nanggung banget, ibarat kata ... sudah sejauh ini? Begitu ternyata? Kurang nendang, meskipun memang meleset dari apa yang sudah diprediksikan. Sedikit kecewa, tapi overall buku ini menakjubkan. Baca 600an sekian halaman ngggak terasa sama sekali.

Little Women


  Penulis : Louisa May AlcottPenerbit : PT Gramedia Pustaka UtamaUkuran : 13.5 x 20 cmTebal : 376 halamanTerbit : November 2014 Cover : SoftcoverISBN : 978-602-03-1036-7No Produk : 40201140104Rating : 3,5 dari 5


(Classics, Romance, Young Adult, Children)
A classic romance (Challenge bulan Februari) | A book more than 100 years old | A book by an author you've never read before

--oOo--


"... Kau dikaruniai banyak bakat dan kebaikan, tetapi tidak perlu kau memamerkannya, karena kesombongan merusak orang-orang yang paling cerdas sekalipun. Bakat atau kebaikan yang tidak disadari orang lain tidak akan menimbulkan kerugian; kalaupun demikian, kesadaran bahwa kita memilikinya, dan menggunakannya dengan baik, seharusnya cukup untuk memuaskan hati kita." [Hal. 115]



Menarik sekali bisa mengikuti kisah gadis-gadis March ini. Terlebih lagi, setting kisah ini adalah di abad 19, membuat latar cerita serta kisahnya menjadi unik dan menarik. Saya perkenalkan dengan tokoh-tokoh utama nan cantik dan memiliki berbagai macam kepribadian yang keempatnya saling melengkapi: Margaret, enam belas tahun, dipanggil Meg, adalah gadis tertua. Perangainya manis, anggun, perawakannya cantik. Gadis kedua bernama Josephine yang biasa dipanggil Jo, lima belas tahun. Jo adalah seorang gadis yang menyukai membaca buku serta menulis. Tipikal Jo adalah gadis tomboy yang sesuai dengan zamannya, menyayangi adik-adiknya, dan memosisikan diri sebagai pengganti laki-laki di keluarga March. Lalu Beth, tiga belas tahun, kepanjangan dari Elizabeth. Gadis ini sangat pemalu, introvert, namun suka sekali dengan musik, pandai bermain piano, sayang dengan boneka-boneka usang yang diturunkan padanya. Anak terakhir adalah Amy, dua belas tahun, seorang gadis periang dan ceria, suka dengan seni terutama melukis, satu-satunya gadis yang masih sekolah di keluarga March.

Cerita ini dimulai dari bagaimana kehidupan bergulir pada keluarga March, selepas keempat gadis ini ditinggal ayah mereka untuk bertugas sebagai tentara yang sedang ikut berperang. Keluarga March dulunya adalah sebuah keluarga yang cukup berada, namun kondisi mereka berubah sehingga membuat keluarga ini harus hidup sederhana. Ibunya setiap hari bekerja, begitu juga dengan kedua gadis tertua. Meg bekerja sebagai pengajar di keluarga King, sementara Jo, menjadi pengasuh bibinya, Bibi March yang memiliki kepribadian kurang menyenangkan. Sementara itu, Beth lebih memilih untuk di rumah dan Amy pergi ke sekolah setiap harinya.

Kehidupan gadis-gadis March ini berubah ketika mereka memberanikan diri untuk berkenalan dengan tetangga mereka yang seumuran dengan Jo, bernama Theodore Laurence, atau yang sering mengenalkan diri dengan Laurie. Laurie seorang pemuda yang awalnya hidup terkurung dalam rumah megah miliknya, merasa kesepian karena tidak punya teman, dan tidak berani dengan sang kakek. Jo, gadis yang secara umum memiliki kepribadian seperti laki-laki bermaksud untuk menari Laurie dari zona nyaman-nya dan bergabung dengan gadis-gadis March. Laurie menyetujuinya, dan beberapa waktu kemudian menjadi bagian dari kehidupan serta petualangan gadis ini.

Secara umum, buku ini sangat menarik. Setting abad ke 19 membuat paradigma baru kepada para pembacanya. Bagaimana kehidupan bergulir di sana, transportasi, makanan, pergaulan, cara berpakaian. Kehidupan sehari-hari berserta konfliknya pun tersaji dengan manis, meskipun tidak banyak konflik yang ditonjolkan. Mungkin ini juga tipikal cerita-cerita fiksi tahun itu, yang tidak sarat konflik yang kompleks. Dan karena alur yang berjalan cukup lambat, bisa jadi membuat pembaca agak bosan pada bagian pertengahan cerita. Namun, di bagian tengah menuju akhir, konflik--yang notabene adalah cerita kehiduan sehari-hari--muncul dengan manisnya membuat pembaca penasaran bagaimanakah akhir dari cerita ini nantinya. Plot twist yang muncul juga cukup mengejutkan, membuat cerita ini tidak plain namun berwarna. Seperti bagaimana kisah Meg dan teman-temannya, Jo dan Laurie, Upaya Beth membuka diri, Amy dan kisahnya yang juga tidak kalah menarik.

Tokoh ibu membuat pembaca akan mendapatkan banyak pelajaran hidup serta hikmah yang tidak terhingga. Menarik sekali, karena membaca buku membuat pembaca mendapatkan banyak hikmah kehidupan tanpa digurui.

Buku ini merupakan bagian pertama dari kisah Gadis-Gadis March, buku keduanya berjudul Good Wives, masih menceritakan tentang Gadis-gadis March.

Recent Quotes

"Suatu ketika, kehidupanmu lebih berkisar soal warisanmu kepada anak-anakmu, dibanding apa pun." ~ Dawai-Dawai Ajaib Frankie Presto

Setting

Indonesia (40) Amerika (17) Inggris (11) Jepang (5) Perancis (4) Norwegia (3) Spanyol (3) Belanda (2) Irlandia (2) Korea (2) Saudi Arabia (2) Yunani (2) Australia (1) Fiji (1) Italia (1) Mesir (1) Persia (1) Swedia (1) Switzerland (1) Uruguay (1) Yugoslavia (1)

Authors

Jostein Gaarder (7) Paulo Coelho (6) Mitch Albom (4) Sabrina Jeffries (4) Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie (4) Colleen Hoover (3) Ilana Tan (3) John Green (3) Prisca Primasari (3) Annisa Ihsani (2) Cecelia Ahern (2) John Grisham (2) Miranda Malonka (2) Seplia (2) Sibel Eraslan (2) Suarcani (2) Adara Kirana (1) Adityayoga & Zinnia (1) Ainun Nufus (1) Aiu Ahra (1) Akiyoshi Rikako (1) Alice Clayton (1) Alicia Lidwina (1) Anggun Prameswari (1) Anna Anderson (1) Asri Tahir (1) Astrid Zeng (1) Ayu Utami (1) Charles Dickens (1) Christina Tirta (1) David Levithan (1) Deasylawati (1) Dee Lestari (1) Desi Puspitasari (1) Dewi Kharisma Michellia (1) Dy Lunaly (1) Dya Ragil (1) Elvira Natali (1) Emily Bronte (1) Emma Grace (1) Erlin Natawiria (1) Esi Lahur (1) Fakhrisina Amalia (1) Ferdiriva Hamzah (1) Frances Hodgson Burnett (1) Fredrick Backman (1) G.R.R. Marten (1) Gina Gabrielle (1) Haqi Achmad (1) Harper Lee (1) Hendri F Isnaeni (1) Ifa Avianty (1) Ika Natassa (1) Ika Noorharini (1) Ika Vihara (1) Indah Hanaco (1) JK Rowling (1) James Dashner (1) John Steinbeck (1) Jonathan Stroud (1) Kang Abik (1) Katherine Rundell (1) Korrie Layun Rampan (1) Kristi Jo (1) Kyung Sook Shin (1) Lala Bohang (1) Laura Lee Guhrke (1) Lauren Myracle (1) Maggie Tiojakin (1) Marfuah Panji Astuti (1) Mario F Lawi (1) Mark Twain (1) Maureen Johnson (1) Mayang Aeni (1) Najib Mahfudz (1) Nicholas Sparks (1) Novellina (1) Okky Madasari (1) Orizuka (1) Peer Holm Jørgensen (1) Pelangi Tri Saki (1) Primadonna Angela (1) Puthut EA (1) Rachel Cohn (1) Rainbow Rowell (1) Ratih Kumala (1) Rio Haminoto. Gramata (1) Rio Johan (1) Shinta Yanirma (1) Silvarani (1) Sisimaya (1) Sue Monk Kidd (1) Sylvee Astri (1) Tasaro GK (1) Thomas Meehan (1) Tia Widiana (1) Trini (1) Vira Safitri (1) Voltaire (1) Winna Efendi (1) Yuni Tisna (1)