Judul : Dash & Lily's Book of Dares
Penulis : Rachel Cohn & David Levithan
Penerbit : POP
Tebal Buku : 306 Halaman
Cetakan Pertama, April 2016
ISBN : 9786026208002
Rating : 4 dari 5
Jurnal ini adalah sebuah alat musik yang aneh—pemainnya tak mengetahui musiknya sampai alat itu dimainkan. ---halaman 112
Blurb:
Aku telah meninggalkan beberapa petunjuk untukmu.Jika kau mau tahu, balik halaman ini.Jika tidak, tolong kembalikan buku ini ke raknya.
Liburan kali ini Lily sendirian dan tidak punya teman untuk diajak bersenang-senang. Atas saran kakaknya, Lily meninggalkan sebuah jurnal merah di rak toko buku favoritnya, menanti seseorang untuk memecahkan teka teki di dalamnya.
Liburan kali ini Dash sendirian dan terlalu masa bodoh untuk diajak bersenang-senang. Namun jurnal merah yang Dash temukan di rak toko buku favoritnya berhasil membuat pemuda itu penasaran akan tantangan-tantangan yang Lily ajukan.
Liburan kali ini Dash dan Lily saling oper jurnal merah tempat mereka bertukar tantangan, mimpi, dan rahasia masing-masing tanpa pernah bertemu. Lalu apa yang terjadi berikutnya? Akankah permainan mereka berlanjut di dunia nyata? Atau haruskah keduanya menerima kenyataan bahwa jurnal merah telah mempermainkan nasib mereka?
***
Lily, seorang gadis berkacamata yang sejak peristiwa yang berhubungan dengan kematian tragis binatang peliharaannya di masa sekolah dasar, dikenal sebagai Jerilly kependekan dari "Penjerit Lily". Ia mempunyai orangtua yang mengambil libur Natal sebagai perayaan ulang tahun pernikahan dan pergi ke Fiji, kakak bernama Lansgston dan pacarnya Benny yang tidak ingin hari Natal mereka diganggu oleh adik sepertinya, Grandpa yang pergi mengunjungi pacarnya yang bernama Mabel di Florida. Singkat cerita, Natal yang baginya selalu dihiasi dengan perayaan menyenangkan, khusus tahun ini berubah menjadi menyebalkan.
Dash adalah pemuda yang menyenangi membaca buku dan senang mengunjungi Strand, toko buku yang ada di kotanya. Orangtuanya bercerai sehingga Natal ini ia menjalaninya sendiri. Pada ibunya ia mengatakan akan menghabiskan waktu dengan ayahnya, begitu pula sebaliknya. Ia mempunyai teman bernama Boomer, Priya, dan mantannya yang bernama Sofia. Setelah menemukan jurnal Moleskine misterius di Strand, toko buku favoritnya, ia merasa kalau Natal-nya kali ini akan istimewa.
Lily meninggalkan jurnal itu di salah satu rak buku dengan berbagai petunjuk yang harus dipecahkan. Sebenarnya ini adalah ide Langston dan Benny, tapi pada akhirnya Lily pun mengikuti arus permainan tersebut. Dash yang tergoda oleh rasa penasaran memecahkan petunjuk di antara buku-buku yang harus dicari dan ditemukan kata-katanya, pada akhirnya mengikuti juga petunjuk lain dan ikut meninggalkan petunjuk yang harus dipecahkan oleh Lily, gadis yang namanya ada di buku itu.
Keduanya saling meninggalkan jurnal itu sebagai petunjuk selanjutnya, melalui petualangan di tempat-tempat tertentu, saling mengerjai, memberikan jejak-jejak petunjuk yang harus dipecahkan masing-masing, agar jurnal itu tetap bisa teroper dan diisi oleh keduanya. Supaya permainan dapat terus berlanjut dan mereka saling mengenal melalui tulisan dan pemikiran masing-masing yang tertuang di atasnya. Mereka mengunjungi Macy's pusat perbelanjaan yang sangat ramai jelang Natal, ke bioskop untuk menonton film Gramma Got Run Over by a Reindeer, mengunjungi Madam Tussauds, dan tempat-tempat lainnya.
Keduanya memutuskan untuk saling menyimpan identitas masing-masing, selain nama Lily yang diketahui Dash, namun tidak sebaliknya. Dengan alasan bahwa nama Dash langka, dan kemungkinan mengetahui siapa dirinya begitu besar.
Kau bisa saja sedang berdiri beberapa kaki jauhnya—pasangan dansa Clara, atau di seberang jalan mengambil foto Rudolf sebelum dia terbang. Aku bisa saja duduk di sebelahmu di subway, atau bersentuhan denganmu sementara kita melewati pintu putar. Tapi bagaimanapun kau di sini, kau memang ada di sini—karena kata-kata ini untukmu, dan kata-kata ini tak akan ada jika kau tidak di sini. Jurnal ini adalah sebuah alat musik yang aneh—permainnya tak mengetahui musiknya sampai alat itu dimainkan. ---halaman 112
Sampai pada satu ketika salah seorang dari mereka tidak sempat meninggalkan jurnal dan petunjuk selanjutnya, mereka menyadari bahwa permainan mereka berakhir. Terlebih lagi, kehadiran kembali orang-orang di dunia nyata mereka, yang membuat mereka tersadar bahwa apa yang selama ini keduanya lakukan mungkin hanyalah ilusi.
Lalu pada akhirnya, apakah mereka berhasil bertemu dan menyelesaikan permainan yang mereka mainkan?
***
Dua orang remaja kesepian sedang melakukan permainan mereka dalam jurnal yang dioper secara berkala. Lily dan Dash, selain meninggalkan petunjuk tempat meletakkan jurnal selanjutnya, mereka juga menuliskan pemikiran-pemikiran mereka di dalam jurnal tersebut. Sebuah permainan yang seru dan unik. Terlebih lagi, memang keduanya adalah sosok yang tak kalah uniknya. Lily si gadis berkacamata yang suka menjerit tapi mempunyai orang-orang di sekelilingnya yang sayang padanya. Lalu Dash si cowok kutu buku yang dikenal sebagai Penggerutu yang punya kegandrungan dengan kata-kata unik.
Karakter Dash dan Lily benar-benar kuat, dengan segala dunia remaja yang melekat pada mereka. Saya bisa membayangkan bagaimana sosok Lily si gadis remaja beranjak dewasa yang kurang pergaulan ini--karena mereka telanjur mengenalinya sebagai Jerily dan karena ayahnya adalah wakil kepala sekolah--dalam benak saya. Pun begitu dengan Dash yang keren—cowok remaja kutu buku itu keren pokoknya--meskipun ia seorang yang penggerutu. Dari segi plot dan konflik, benar-benar tidak terduga dan tidak biasa. Bagaimana bisa membuat cerita dari sebuah jurnal dengan teka-tekinya bisa menjadi premis yang menarik? Lalu membuat kedua tokohnya secara tidak sengaja menjadi jatuh cinta dengan sosok imajiner itu?
Saya benar-benar merasa relate dengan novel ini. Yang pertama dari segi cara penulisan dengan membuat dua tokohnya dari dua sisi dan dua sudut pandang yang berbeda, mengingatkan saya pada role playing fiction. Itu juga mungkin yang membuat saya tidak merasa kebosanan atau tidak merasa kurang cocok dengan cara penyampaian cerita yang begini karena sudah terbiasa membaca cerita versi RPF. Lalu, merasa jatuh cinta dengan teman dunia maya? Haaa... sudah biasa =)) Maksudnya, saya terbiasa jatuh cinta dengan karakter maya seseorang hingga benar-benar merasa terbuai tipuan Plato seperti yang disampaikan Dash di sini:
Aku tak mau memberi tahu Lily bahwa aku merasa kami terbuai tipuan Plato dan konsepnya mengenai belahan jiwa. ---halaman 102
Itu tadi adalah tanggapan Dash ketika Lily mengungkapkan dalam jurnal Moleskine-nya tentang:
Aku ingin percaya bahwa ada seseorang di luar sana untukku. Aku ingin percaya bahwa aku ada untuk orang itu. ---halaman 102
Lalu kehadiran Sofia, dan teman-teman Dash di luar Lily dan aktivitas mereka berdua, seolah merepresentasikan "teman dunia nyata" bagi Dash. Ada banyak momen yang membuat saya suka dengan gadis itu.
"Seharusnya kau tak boleh menggantungkan harapan pada angan-angan." ---halaman 155
Jadi, Dash ini karakter yang keren sekali! (Ini kali kedua saya bilang Dash keren, ya?) Pemikirannya, hobi membacanya, dan bagaimana dia menjalani kehidupan sebagai anak broken home tapi tidak membuatnya memiliki sifat yang destruktif.
Mungkin yang dia inginkan hanyalah kembali ke perpustakaannya dan membaca seratus buku, hanya saja semua orang terus mengganggunya, mengatakan bahwa dia tak bisa selamanya sendirian. ---halaman 228
Kutipan di atas dalam banget maknanya karena seolah menampar-nampar saya hahaha.
Nasihat-nasihatnya pada Lily pun benar-benar mengena. Contohnya yang ini:
Kita meyakini hal-hal yang salah. Itulah yang paling membuatku frustrasi. Bukan keyakinan yang kurang kuat, tapi keyakinan akan hal-hal yang salah. Kau mencari makna? Yah, maknanya ada di luar sana. Hanya saja kita selalu sering salah mengartikannya. ---halaman 101
Dan satu hal kesamaan saya dengan Dash adalah soal... teh hijau! *toss sama Dash*
"Kau tahu saat seekor sapi mengunyah rumput? Dan si sapi mengunyah, mengunyah, dan mengunyah? Yah, teh hijau terasa seperti berciuman dengan lidah sapi yang baru selesai mengunyah rumput-rumput itu." ---halaman 177
Cerita yang manis, seru, menegangkan. Saya banyak belajar bagaimana cara membuat cerita remaja dari novel ini. Jadi penasaran, David Levithan dan Rachel Cohn membuat cerita ini bagaimana ya? Apakah salah satu dari mereka mengambil bagian satu tokoh atau seperti apa ya? Tapi bolehlah saya curiga kalau Cohn mengambil sisi Lily dan Levithan menulis bagian Dash? :D
Oh ya, saya suka dengan pembatas buku di novel ini. Mulanya sempat mengira kalau itu salah cetak, karena warnanya yang berbeda dan tidak ada bagian yang sama dengan covernya. Eh ternyata, itu tiket film yang ditonton Lily!
Kutipan penutup bagi ulasan novel ini, terutama untuk teman-teman di luar sana yang berkenalan dengan saya lewat tulisan:
Perbuatanku jarang sesuai dengan perkataanku. Dan karena kita berkenalan lewat kata-kata, aku bisa mengecewakanmu dalam banyak cara. ---halaman 256
Satu kutipan lagi yang keren:
Takdir menyusun rencana dengan cara yang aneh. ---halaman 253
Oke, ini benar-benar yang terakhir! =))
Hal-hal berubah sepanjang waktu, seringnya dalam skala kecil. Begitulah hidup berjalan, kurasa. ---halaman 278
udah lama saya enggak baca buku novel lagi, sekarang kebanyakan lagi baca buku fotografi dan pengetahuan umum.
ReplyDeletekalau saya kangen baca buku yang seperti di bartimeaus trilogy karangan Jonathan Strouds.
oh iya mbak kalau kebetulan cari tips fotografi mampir juga dong ke blog saya,
gariswarnafoto[dot]com
terima kasih artikelnya yuk, mariii
Teka teki yang keren, suka banget sama novel yang mengangkat seputar buku, pendapat filsuf atau penulis terkenal.
ReplyDelete[Pingin punya...]
Baca reviewnya jadi tertarik dengan kisahnya. Pasti seru.. jadi pengen..^^
ReplyDeleteHal yang membuatku tertarik dengan buku ini dari review Kak Nisa ialah sebagian nasihat-nasihat yang dicantumkan. Begitu dibuat penasaran sama alur cerita dan cara berpikir si Lily sendiri! ❤
ReplyDeletesuka covernya sumpah.. Jadi pengin bukunya :v
ReplyDeleteDari blurb sama Review dari kak Nisa aja bikin kepo banget, Pengen deh novel ini :)
ReplyDeleteBagi saya ide ceritanya sangat menarik. Berkaitan dengan buku yg bikin saya tertarik. Ditambah dengan kata tantangan, terasa seperti menawarkan petualangan. Belum lagi covernya yang cool itu.
ReplyDeleteNovel dg bacaan ringan yg cocok dan sangat saya butuhkan disaat otak saya panas akan soal uas.
semoga pengalaman beserta kisah Dash dan Lily bisa sampai dirumah saya
Awal nemu info soal buku ini dari penerbitnya aku kurang tertarik walau covernya biru. Aku tertarik waktu kak Nisa share di twitter, diam-diam aku baca yg ditwit kakak (kebongkar deh) terus tambah penasaran akhirnya nyari blurbnya. Huh! Kak Nisa nambah2in wishlistku-_-
ReplyDeleteAku juga nunggu kak Nisa share soal buku yg katanya masih belum sampai. Apa itu judulnya aku lupa. Penerbit yang sama.
Falling into Place. Belum sampai juga bukunya sampai sekarang x'D kusedih xD
DeleteFalling into Place. Belum sampai juga bukunya sampai sekarang x'D kusedih xD
DeleteNah itu, covernya imut juga, bikin penasaran. Itu sama Dash & Lily's nggak berseri kan?
DeleteYang tadi kelupaan yaitu komentar soal paragraf, "Lily, seorang gadis berkacamata..."
Aku bacanya agak bingung. Mungkin harus diperpendek penjelasannya kak. Dari satu satu dulu.
Mau bawa Dash dan Lily pulang :D
ReplyDelete#efekmenjelangliburpanjang
#butuhteman
Buku yang ini sepertinya banyak teka-tekinya dan quotenya juga bagus-bagus
ReplyDeleteMau deh ini :D
ReplyDeleteGimana ya rasanya liburan pake cara Dash & Lily??? Kayaknya seru banget, aku kan suka petualangan, rasanya pasti mirip main petak umpet #tapi bukan minako. Terus kelanjutan hubungan mereka gimana ya, apa bakal ketemu muka.
Pembatas bukunya unik, lucu dan langka. Apalagi kalo bisa dipake buat nonton beneren #peace hehehe ;p