Persona

Judul : Persona
Penulis : Fakhrisina Amalia
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 248 Halaman
ISBN : 9786020326290
Rating : 4 dari 5 


Blurb:


Namanya Altair, seperti salah satu bintang terang di rasi Aquila yang membentuk segitiga musim panas. Azura mengenalnya di sekolah sebagai murid baru blasteran Jepang yang kesulitan menyebut huruf L pada namanya sendiri.

Azura merasa hidupnya yang berantakan perlahan membaik dengan kehadiran Altair. Keberadaan Altair lambat laun membuat perasaan Azura terhadap Kak Nara yang sudah lama dipendam pun luntur.

Namun, saat dia mulai jatuh cinta pada Altair, cowok itu justru menghilang tanpa kabar. Bukan hanya kehilangan Altair, Azura juga harus menghadapi kenyataan bahwa orangtuanya memiliki banyak rahasia, yang mulai terungkap satu demi satu. Dan pada saat itu, Kak Nara-lah tempat Azura berlindung.


Ketika Azura merasa kehidupannya mulai berjalan normal, Altair kembali lagi. Dan kali ini Azura dihadapkan pada kenyataan untuk memilih antara Altair atau Kak Nara. 


***

Kita tidak bisa mengatakan kita berteman dengan seseorang karena kita menganggap orang itu teman. Karena... bisa jadi orang itu tidak menganggap demikian, atau bahkan malah tidak mau berteman. --- Halaman 19

***


Azura adalah seorang gadis SMA yang penyendiri. Bisa dibilang, Azura adalah gadis yang tidak mempunyai teman. Keluarganya berantakan, ayah dan ibunya tidak lagi memberikan kehangatan yang sebagaimana mestinya sebuah keluarga normal. Namun, suatu hari, kehadran seorang anak lelaki keturunan Jepang di sekolahnya membuat segalanya berjalan dengan lebih baik. Namanya Altair Nakayama, namun Azura senang memanggilnya dengan Ata.

Di sisi lain, Azura menyimpan rasa suka pada kakak kelasnya, Kak Nara, yang pernah menolongnya sekali saat Azura masuk ke dalam lubang. Azura senang mengamati Kak Nara dari jauh, diam-diam mengamatinya sedang bermain sepak bola. Tapi, tidak ada keberanian dalam diri Azura untuk sekadar menegurnya.

Kehidupan Azura yang suram menjadi berwarna semenjak Ata hadir dalam kehidupannya. Perlahan Azura bisa melupakan perasaannya dengan Kak Nara. Ata, selalu ada untuknya bahkan di saat-saat yang tidak biasa. Dengan Altair, Azura merasa dicintai dan begitu berharga, di tengah konflik yang mendera keluarganya dan lingkungan yang ia rasa tidak menerimanya.

Namun tiba-tiba saja, Altair menghilang. Azura merasa seperti kehilangan arah. Untuk beberapa waktu lamanya, ia merasa patah hati. Tapi hidup harus terus berjalan. Azura masuk ke dalam dunia perkuliahan, dan di sana dia menemukan seorang gadis yang mau menerimanya sebagai teman. Kak Nara, yang kuliah di kedokteran pun memberi warna tersendiri dalam kehidupan Azura yang baru.

Di saat segala sesuatunya mulai berjalan dengan normal, tiba-tiba Altair muncul lagi ke dalam kehidupannya. Ini tentu saja membuat Azura menjadi bimbang. Namun setelahnya, satu per satu rahasia kehidupan Azura mulai terkuak.

***

Mau cerita sedikit. Sebenarnya saya sangat penasaran dengan novel ini, karena review dan respon para book-blogger yang bagus sekali padanya. Berkali-kali ikutan giveaway, tapi nggak ada yang nyangkut juga, akhirnya saya memutuskan untuk menunggu saja buku ini sampai di Gramedia Samarinda (yang tentu saja, memakan waktu menunggu lebih lama). Mau beli online, tapi ongkos kirimnya amit-amit. Lalu saya menang sesuatu yang hadiahnya voucher buku, langsung saja saya pilih buku ini. Tapi karena dicampur buku lain juga dan lagi-lagi kendala ongkos kirimnya yang amit-amit itu tadi, akhirnya nggak jadi beli buku ini via online lagi. Berkali-kali saya ngecek Gramedia (yang nyaris tiap hari!) belum dapat juga. Akhirnya di suatu Sabtu, saya nemu juga dan nggak pakai pikir dua kali langsung beli.

Biasanya, kalau sudah begini, mau tidak mau saya akan menaikkan ekspektasi sehingga kalau ada yang tidak sreg sedikit saja, akan langsung membuat kecewa. Tapi kesan pertama saat membaca novel ini..., gaya penulisannya asyik, saya langsung suka. Dari segi plot, saya juga belum menemukan kekecewaan di sana. Untuk penokohannya sendiri, juga cukup kuat. Menarik.

Lalu saya menemukan satu dua spekulasi saat sudah sampai ke tengah cerita. Saya menyebut ini sebagai "remah roti" yang langsung bisa saya tangkap maksudnya. Jadi, saya tinggal menanti-nanti apakah spekulasi saya itu terbukti benar atau menjadi plot pengecoh. Dan ternyata, prediksi saya benar =)) #semacambangga hehehe.

Saya juga yakin, upaya penulis dalam melakukan riset seputar banyak hal yang menjadi plot utama di novel ini tidak main-main. Sampai saya jadi ikut-ikutan googling tentang makna "Persona" dan kaitannya dengan ilmu psikologi.

Satu hal yang saya suka, ketika penulis mengangkat kultur budaya lokal di dalam ceritanya. Pada mulanya, saya kira setting Palangka Raya yang dibawa oleh penulis tidak membawa pengaruh apa-apa dalam novel ini, kayak..., mau di Jakarta atau Palangka Raya, atau mana pun rasanya nggak ada bedanya. Tapi ternyata, saat penulis mengangkat tentang Festival Isen Mulang, kekhawatiran saya itu jelas tidak terbukti. Apalagi, saat penulis mengangkat isu asap pekat yang menimpa Kalimantan tahun kemarin. Wow, ini benar-benar tidak terprediksi. Penulis benar-benar jeli untuk mengangkat isu lokal dalam ceritanya! Sebagai warga Kalimantan yang turut merasakan dampaknya juga--meskipun tidak terlalu besar dampaknya seperti di Palangka Raya--rasanya ikut tergugah dan sedih-senang-sedih saat isu itu diangkat kembali. 

Good job. Ekspektasi saya tidak salah tempat. Dan sejauh ini, Persona adalah novel Young Adult favorit saya :) 




0 komentar:

Post a Comment

Recent Quotes

"Suatu ketika, kehidupanmu lebih berkisar soal warisanmu kepada anak-anakmu, dibanding apa pun." ~ Dawai-Dawai Ajaib Frankie Presto

Setting

Indonesia (40) Amerika (17) Inggris (11) Jepang (5) Perancis (4) Norwegia (3) Spanyol (3) Belanda (2) Irlandia (2) Korea (2) Saudi Arabia (2) Yunani (2) Australia (1) Fiji (1) Italia (1) Mesir (1) Persia (1) Swedia (1) Switzerland (1) Uruguay (1) Yugoslavia (1)

Authors

Jostein Gaarder (7) Paulo Coelho (6) Mitch Albom (4) Sabrina Jeffries (4) Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie (4) Colleen Hoover (3) Ilana Tan (3) John Green (3) Prisca Primasari (3) Annisa Ihsani (2) Cecelia Ahern (2) John Grisham (2) Miranda Malonka (2) Seplia (2) Sibel Eraslan (2) Suarcani (2) Adara Kirana (1) Adityayoga & Zinnia (1) Ainun Nufus (1) Aiu Ahra (1) Akiyoshi Rikako (1) Alice Clayton (1) Alicia Lidwina (1) Anggun Prameswari (1) Anna Anderson (1) Asri Tahir (1) Astrid Zeng (1) Ayu Utami (1) Charles Dickens (1) Christina Tirta (1) David Levithan (1) Deasylawati (1) Dee Lestari (1) Desi Puspitasari (1) Dewi Kharisma Michellia (1) Dy Lunaly (1) Dya Ragil (1) Elvira Natali (1) Emily Bronte (1) Emma Grace (1) Erlin Natawiria (1) Esi Lahur (1) Fakhrisina Amalia (1) Ferdiriva Hamzah (1) Frances Hodgson Burnett (1) Fredrick Backman (1) G.R.R. Marten (1) Gina Gabrielle (1) Haqi Achmad (1) Harper Lee (1) Hendri F Isnaeni (1) Ifa Avianty (1) Ika Natassa (1) Ika Noorharini (1) Ika Vihara (1) Indah Hanaco (1) JK Rowling (1) James Dashner (1) John Steinbeck (1) Jonathan Stroud (1) Kang Abik (1) Katherine Rundell (1) Korrie Layun Rampan (1) Kristi Jo (1) Kyung Sook Shin (1) Lala Bohang (1) Laura Lee Guhrke (1) Lauren Myracle (1) Maggie Tiojakin (1) Marfuah Panji Astuti (1) Mario F Lawi (1) Mark Twain (1) Maureen Johnson (1) Mayang Aeni (1) Najib Mahfudz (1) Nicholas Sparks (1) Novellina (1) Okky Madasari (1) Orizuka (1) Peer Holm Jørgensen (1) Pelangi Tri Saki (1) Primadonna Angela (1) Puthut EA (1) Rachel Cohn (1) Rainbow Rowell (1) Ratih Kumala (1) Rio Haminoto. Gramata (1) Rio Johan (1) Shinta Yanirma (1) Silvarani (1) Sisimaya (1) Sue Monk Kidd (1) Sylvee Astri (1) Tasaro GK (1) Thomas Meehan (1) Tia Widiana (1) Trini (1) Vira Safitri (1) Voltaire (1) Winna Efendi (1) Yuni Tisna (1)