Judul : Dangerous Love
Penulis : Christina Tirta
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 296 Halaman
ISBN : 9786020316796
Rating : 3 dari 5
Blurb:
Dunia Catherine luluh lantak saat ibunya menikah lagi dengan Ayah Chantal. Chantal adalah gadis manis yang menyenangkan dan dicintai seluruh dunia. Hanya Catherine yang bertekad membencinya sepenuh hati. Bagaimana tidak? Chantal merebut Mami, satu-satunya orang yang ia sayangi. Chantal bagaikan tsunami yang menghancurkan kehidupan Catherine.
Namun, membenci Chantal bukanlah masalah terbesar Cath.
Hidupnya makin berantakan seperti keping-keping puzzle yang berserakan sejak Christ, pria misterius yang dikenalnya di kafe tenda Joe berhasil mencuri hatinya. Ia terpaksa menjalani kebohongan yang bagai jerat tak berujung pangkal.
Tertatih-tatih Cath berusaha melepaskan diri. Melewati berbagai rintangan yang membuatnya mengalami dan menyadari arti cinta dan benci.
Mencintai dan dicintai.
Membenci dan dibenci.
Sanggupkah Catherine terbebas dari perangkap itu dan menyusun keping-keping puzzle-nya hingga utuh?
***
Kehidupan begitu rapuh dan membingungkan. Mencintai, dicintai, membenci, dibenci. Semua bagaikan roda yang tidak tahu kapan akan behenti berputar. --- Halaman 274
Mungkin benar, membenci seseorang itu seperti menambatkan beban berat di hatimu. Dan saat kau berhasil menggergaji salah satu rantai besi dan membiarkan jangkarnya terlepas darimu, kau sudah siap untuk maju kembali dan melanjutkan perjalananmu. --- Halaman 277
***
Catherine adalah seorang gadis yang sikapnya dingin. Karakternya pun tertutup, membuat tidak semua orang dengan mudah bisa mengenalnya. Semula ia hanya tinggal berdua dengan Mami, yang selama ini menghidupinya seorang diri. Siapa ayahnya, selama ini hanya menjadi misteri.
Kehidupan Cath berubah saat sang Ibu menikah dengan Om Frans. Pria itu begitu mencintai ibunya. Tapi sebenarnya bukan itulah permasalahannya. Kehadiran Chantal, anak perempuan Om Frans lah yang membuat kehidupan Cath lebih buruk dari sebelum ini. Gadis itu begitu cantik dan manis, bagaikan porselen yang akan membuat siapa pun menyukai dirinya. Tapi itu justru membuat Cath semakin membenci Chantal. Ia menanggap bahwa kehadiran Chantal dalam hidupnya telah mengambil satu-satunya orang yang Cath cintai, yaitu Mami.
Cath bertemu dengan seorang pria misterius yang dikenalnya di kafe Joe, sahabatnya. Pria itu begitu saja masuk ke dalam kehidupannya, membuat Cath harus menjalankan skenario demi skenario yang bermula saat dirinya dimintai tolong oleh Chantal untuk menggantikannya bertemu dengan seseorang yang dijodohkan papi kepada Chantal. Di waktu yang sama, Chantal harus merayakan ulang tahun Nessa, adik Marco. Marco adalah pacar Chantal. Diam-diam ia menjalin hubungan dengan seorang pria yang tidak mungkin disukai papinya.
Benar kata orang bijak, sekali kau berbohong, kau tak akan bisa berhenti. Kebohongan akan membelitmu sampai kau kehilangan napas dan termakan oleh kebohonganmu sendiri. --- Halaman 59
Keadaan menjadi runyam karena Cath harus melakukan kebohongan demi kebohongan untuk menutupi identitasnya yang sebenarnya. Belum lagi, peristiwa di masa lalu terus menghantui Cath. Bahkan, orang misterius yang terkait dengan peristiwa itu terus saja menerornya.
***
Saya suka dengan karakter Cath ini: dingin, tertutup, skeptis. Penulis benar-benar membuat karakter Cath kuat. Padahal, karakter utamanya ini nggak loveable. Kisahnya dibuat dengan jalinan plot yang bagus. Ada banyak yang membuat penasaran, dan penulis menempatkan tokoh lain untuk mengecoh pembaca--atau setidaknya membuat pembaca tidak dengan mudah menebak siapa pelakunya.
Kalau dibilang romance-thriller, menurut saya belum terlalu thriller banget meskipun memang tidak hanya sekadar menyuguhkan cerita romance semata. Yaaa, mungkin thriller versi saya ya yang tentang pembunuhan atau kejahatan level akut kali ya, jadi untuk buku ini belum terasa thriller-nya.
Sebenarnya ceritanya cukup bagus, penyampaiannya juga baik. Namun saya hanya bertahan dengan memberikan tiga bintang. Bagus, tapi tidak begitu memberikan kesan mendalam. Plotnya cukup berjalan mulus meskipun rasanya saat salah satu tokohnya melakukan kesalahan, terlalu mudah bagi tokoh lain untuk memberikan maaf. Meskipun, yeah, cara meminta maafnya romantis banget, hahaha.
Ada beberapa koreksi seputar penulisan yang saya catat di sini:
- Halaman 76: "manekin" yang seharusnya "maneken".
- Halaman 78 (dan masih banyak lagi): "kepengin" yang seharusnya "kepingin".
- Halaman 188: penulisan "Canada", seharusnya "Kanada" kan ya?
- Halaman 204: kalimat terakhir font-nya salah.
- Halaman 208: paragraf kedua dari bawah, kalimat pertama sepertinya seharusnya ditulis dengan huruf miring.
- Halaman 267: penulisan "sekalipun" seharusnya "sekali pun".
0 komentar:
Post a Comment