Penulis : Louisa May AlcottPenerbit : PT Gramedia Pustaka UtamaUkuran : 13.5 x 20 cmTebal : 376 halamanTerbit : November 2014 Cover : SoftcoverISBN : 978-602-03-1036-7No Produk : 40201140104Rating : 3,5 dari 5
(Classics, Romance, Young Adult, Children)
A classic romance (Challenge bulan Februari) | A book more than 100 years old | A book by an author you've never read before
--oOo--
"... Kau dikaruniai banyak bakat dan kebaikan, tetapi tidak perlu kau memamerkannya, karena kesombongan merusak orang-orang yang paling cerdas sekalipun. Bakat atau kebaikan yang tidak disadari orang lain tidak akan menimbulkan kerugian; kalaupun demikian, kesadaran bahwa kita memilikinya, dan menggunakannya dengan baik, seharusnya cukup untuk memuaskan hati kita." [Hal. 115]
Menarik sekali
bisa mengikuti kisah gadis-gadis March ini. Terlebih lagi, setting kisah
ini adalah di abad 19, membuat latar cerita serta kisahnya menjadi unik
dan menarik. Saya perkenalkan dengan tokoh-tokoh utama nan cantik dan
memiliki berbagai macam kepribadian yang keempatnya saling melengkapi:
Margaret, enam belas tahun, dipanggil Meg, adalah gadis tertua.
Perangainya manis, anggun, perawakannya cantik. Gadis kedua bernama
Josephine yang biasa dipanggil Jo, lima belas tahun. Jo adalah seorang
gadis yang menyukai membaca buku serta menulis. Tipikal Jo adalah gadis
tomboy yang sesuai dengan zamannya, menyayangi adik-adiknya, dan
memosisikan diri sebagai pengganti laki-laki di keluarga March. Lalu
Beth, tiga belas tahun, kepanjangan dari Elizabeth. Gadis ini sangat
pemalu, introvert, namun suka sekali dengan musik, pandai bermain piano,
sayang dengan boneka-boneka usang yang diturunkan padanya. Anak
terakhir adalah Amy, dua belas tahun, seorang gadis periang dan ceria,
suka dengan seni terutama melukis, satu-satunya gadis yang masih sekolah
di keluarga March.
Cerita ini dimulai dari bagaimana kehidupan
bergulir pada keluarga March, selepas keempat gadis ini ditinggal ayah
mereka untuk bertugas sebagai tentara yang sedang ikut berperang.
Keluarga March dulunya adalah sebuah keluarga yang cukup berada, namun
kondisi mereka berubah sehingga membuat keluarga ini harus hidup
sederhana. Ibunya setiap hari bekerja, begitu juga dengan kedua gadis
tertua. Meg bekerja sebagai pengajar di keluarga King, sementara Jo,
menjadi pengasuh bibinya, Bibi March yang memiliki kepribadian kurang
menyenangkan. Sementara itu, Beth lebih memilih untuk di rumah dan Amy
pergi ke sekolah setiap harinya.
Kehidupan gadis-gadis March ini
berubah ketika mereka memberanikan diri untuk berkenalan dengan tetangga
mereka yang seumuran dengan Jo, bernama Theodore Laurence, atau yang
sering mengenalkan diri dengan Laurie. Laurie seorang pemuda yang
awalnya hidup terkurung dalam rumah megah miliknya, merasa kesepian
karena tidak punya teman, dan tidak berani dengan sang kakek. Jo, gadis
yang secara umum memiliki kepribadian seperti laki-laki bermaksud untuk
menari Laurie dari zona nyaman-nya dan bergabung dengan
gadis-gadis March. Laurie menyetujuinya, dan beberapa waktu kemudian
menjadi bagian dari kehidupan serta petualangan gadis ini.
Secara
umum, buku ini sangat menarik. Setting abad ke 19 membuat paradigma
baru kepada para pembacanya. Bagaimana kehidupan bergulir di sana,
transportasi, makanan, pergaulan, cara berpakaian. Kehidupan sehari-hari
berserta konfliknya pun tersaji dengan manis, meskipun tidak banyak
konflik yang ditonjolkan. Mungkin ini juga tipikal cerita-cerita fiksi
tahun itu, yang tidak sarat konflik yang kompleks. Dan karena alur yang
berjalan cukup lambat, bisa jadi membuat pembaca agak bosan pada bagian
pertengahan cerita. Namun, di bagian tengah menuju akhir, konflik--yang
notabene adalah cerita kehiduan sehari-hari--muncul dengan manisnya
membuat pembaca penasaran bagaimanakah akhir dari cerita ini nantinya.
Plot twist yang muncul juga cukup mengejutkan, membuat cerita ini tidak plain
namun berwarna. Seperti bagaimana kisah Meg dan teman-temannya, Jo dan
Laurie, Upaya Beth membuka diri, Amy dan kisahnya yang juga tidak kalah
menarik.
Tokoh ibu membuat pembaca akan mendapatkan banyak
pelajaran hidup serta hikmah yang tidak terhingga. Menarik sekali,
karena membaca buku membuat pembaca mendapatkan banyak hikmah kehidupan
tanpa digurui.
Buku ini merupakan bagian pertama dari kisah
Gadis-Gadis March, buku keduanya berjudul Good Wives, masih menceritakan
tentang Gadis-gadis March.
Kalo gak salah, laurie akhirnya sama amy ya? Tapi amy masih aja slalu cemburu kalo laurie sama jo... En menurut q, laurie sebetulnya masih terus menyayangi jo, meskipun sudah menikah dengan amy...
ReplyDelete