Judul : Dunia Maya (Misteri Dunia dan Cinta)
Penulis : Jostein Gaarder
Penerbit : PT Mizan Pustaka
Tebal Buku : 420 Halaman
ISBN : 9789794339220
Rating : 5 dari 5
"Adakah langkah yang bisa kita ambil berdua untuk berdamai dengan singkatnya kehidupan?" ---halaman 24
***
Blurb:
Diperlukan waktu bermiliar-miliar tahun untuk menciptakan seorang manusia. Dan diperlukan hanya beberapa detik untuk mati.
Di Pulau Taveuni, Fiji, sejumlah orang tanpa sengaja berkumpul. Setiap dari mereka diam-diam menyimpan luka di hati. John Spooke, seorang penulis Inggris, masih berduka akan kematian istrinya. Frank Andersen, seorang ahli biologi evolusioner dari Norwegia, kehilangan seorang anak dalam sebuah kecelakaan tragis dan berpisah dari istrinya.
Di antara mereka, tidak ada yang lebih menarik perhatian daripada Ana dan José, pasangan penuh teka-teki dari Spanyol. Mengapa mereka kerap saling melontarkan kalimat-kalimat ganjil tentang alam semesta dan Joker? Mengapa Ana begitu mirip dengan model lukisan Maja karya Goya yang terkenal? Dan siapakah Joker itu? Apa hubungannya dengan Maya, “ilusi-dunia”?
Novel Jostein Gaarder ini menyoroti gagasan-gagasan yang besar: penciptaan alam semesta, evolusi kehidupan di atas bumi, munculnya manusia, dan tujuan dari keberadaan manusia.
***
Novel ini adalah sebuah surat yang teramat panjang yang dibuat oleh Frank Andersen, untuk mantan istrinya yang bernama Vera. Dalam isi suratnya, Frank menceritakan tentang perjalanannya di pulau Taveuni setelah melakukan sebuah penelitian yang berhubungan dengan akademiknya--Frank adalah seorang ahli dalam bidang biologi evolusioner.
Dalam perjalanan di pulau tersebut, Frank bertemu dengan beberapa orang yang unik. Pertama, John yang seorang novelis asal Inggris yang sedang mencari bahan untuk novelnya selanjutnya. Lalu ada seorang gadis menarik bernama Laura, yang mempunyai ambisi untuk menyelamatkan bumi dengan caranya yang unik. Ia seorang heterochromia, yang mempunyai warna mata berbeda di antara kedua matanya. Seorang milyuner kaya, pengusaha minyak, yang juga ternyata menyimpan cerita tersendiri tentang hidupnya. Namun, di antara mereka semua, yang paling menarik perhatian Frank adalah sepasang suami istri bernama Ana dan Jose.
Yang pertama, adalah karena Frank merasa familiar dengan wajah Ana. Kedua, karena aktivitas kedua pasangan itu yang membuat Frank merasa penasaran. Ana memenangi semua permainan kartu. Mereka juga sering sekali, dalam kesempatan-kesempatan yang tak terduga, mengucapkan kalimat-kalimat dalam bahasa Spanyol. Kalimat itu seperti sebuah pecahan teka-teki yang berisi tentang banyak hal: misteri, dunia, hal-hal absurd yang bahkan sulit dicerna meski Frank mampu berbahasa Spanyol dengan baik, dan tentang Joker. Contohnya ini:
Walau Frank bisa mengerti bahasa mereka, tapi ia lebih memilih untuk pura-pura tidak mengerti, agar ia bisa mendengar dan memahami lebih banyak. Setiap ucapan yang baru disampaikan mereka, dicatat oleh Frank agar suatu saat misteri dan teka-teki itu dapat terpecahkan.
Pulau Taveuni adalah tempat yang menarik untuk dikunjungi. Dan ketertarikan itu pula yang menjadi magnet bagi Ana dan Jose yang merupakan pembuat film dokumenter, serta Frank yang seorang penulis. Di pulau inilah garis bujur nol derajat berada. Dua tahun lagi adalah waktu dimulainya periode milenium baru tahun 2000. Semua orang berlomba-lomba untuk menjadi yang pertama, sehingga mereka membidik tempat ini, yang merupakan tempat pertama yang akan mengalami pergantian tahun.
Suatu malam, sebelum mereka berpisah ke tempat lain, mereka mengadakan "konferensi" dadakan di meja saat makan malam. Sebenarnya ini lebih kepada sebuah percakapan tentang banyak hal: kehidupan, evolusi, bahkan sampai pembahasan tentang Maya.
Ketika mereka pada akhirnya kembali ke kehidupan masing-masing, kisah tentang hal-hal yang belum terjawab sebelum mereka bertemu di Pulau Taveuni dan apa saja yang terjadi di sana menunggu untuk diselesaikan. Misalnya, tentang John Spooke yang masih belum bisa merelakan kepergian istrinya, Sonja, yang telah meninggal dunia. Lalu, tentang hubungan antara Frank dan Vera yang tidak tahu bagaimana kelanjutannya. Dan juga, tentang eksistensi Ana dan Jose yang menimbulkan berbagai macam spekulasi dan tanda tanya.
Ini adalah sebuah novel yang cerdas dan brilian. Seperti biasanya, Jostein Gaarder mengusung tema filsafat dalam karya-karyanya. Dalam Dunia Maya, konsep filsafat itu dipadukan dengan pengetahuan seputar dunia biologi terutama dalam bidang biologi evolusioner. Gaarder menyuguhkan perenungan-perenungan ini dalam sebuah cerita berbalut kisah romansa dari beberapa tokohnya. Ada pasangan Frank dan Vera yang berpisah karena sebuah tragedi yang menimpa anak mereka. John yang belum bisa melupakan Sonja istrinya yang telah tiada. Ana dan Jose, pasangan misterius yang menyimpan rahasia-rahasia kehidupan dalam interaksi mereka.
Novel ini disajikan dalam bentuk surat yang panjang, terdiri dari beberapa bagian; yakni satu episode pertemuan Frank dengan para tokoh lainnya di Pulau Taveuni, solilokui John dengan tokek yang membahas tentang banyak hal seputar evolusi, kesadaran manusia, dan tentang kehidupan, cerita-cerita pasca pertemuan di Pulau Taveuni. Dan juga, bagaimana penyelesaian permasalahannya dengan Vera serta bagaimana rahasia tentang Maya terungkap dan tersingkap—yang ternyata berkorelasi dengan Ana dan Joker. Kerinduan tentang sosok Joker yang ada di Misteri Soliter terbayar di sini. Juga dengan kelima puluh dua misteri kartunya.
Boleh saya katakan bahwa buku ini sebenarnya jauh lebih berat kontennya ketimbang Dunia Sophie. Ulasan filsafat dan makna kehidupan dibahas dengan lebih mendalam dan mengena. Banyak tamparan keras bagi manusia yang otaknya lebih banyak lipatan ketimbang makhluk hidup lainnya. Dan itu seharusnya membuahkan kesadaran agar manusia menjadi lebih peka terhadap sesamanya.
Saya senang dengan sosok Laura, dan juga pekerjaannya. Gadis ini bekerja sebagai seorang aktivis lingkungan hidup yang memiliki misi khusus untuk menggugat para pelaku kerusakan lingkungan dengan caranya sendiri. Saya suka dengan pasangan Ana-Jose, di mana plot twist seputar keunikan mereka—dengan mengucapkan kutipan berbahsa Spanyol itu—benar-benar mengagumkan. Saya juga suka Frank, dan bagaimana caranya untuk meyakinkan Vera untuk kembali padanya.
Di luar itu semua, saya jadi semakin suka dan mengagumi Jostein Gaarder dengan semua kecerdasan dan kemampuannya mengolah konten berat semacam filsafat menjadi sebuah karya sastra yang kaya dengan kedalaman makna, plot twist, serta disajikan dalam bahasa yang lebih sederhana. Meskipun, membaca Dunia Maya ini bisa dikatakan jauh dari kata "sederhana". Memusingkan? Ya. Bahkan saya sempat berhenti lama dari membaca novel ini, sampai pada akhirnya membeli buku cetak dengan kover terbarunya dari Mizan.
Oh ya, terlepas dari rasa terima kasih yang begitu mendalam kepada penerbit yang mau menerbitkan karya-karya Gaarder, saya masih mau "menggugat" keputusan mengganti judul pada novel ini, dengan menambahkan kata "dunia" di depannya. Hmmm, coba bayangkan apa yang terlihtas saat mendengarkan kata "Dunia Maya"? Pasti segala sesuatu yang berhubungan dengan "internet" dan sejenisnya. Padahal, novel ini jauh dari makna tersebut.
Secara terpisah, saya membuat postingan khusus untuk menuliskan kutipan novel Dunia Maya di sini.
Dalam perjalanan di pulau tersebut, Frank bertemu dengan beberapa orang yang unik. Pertama, John yang seorang novelis asal Inggris yang sedang mencari bahan untuk novelnya selanjutnya. Lalu ada seorang gadis menarik bernama Laura, yang mempunyai ambisi untuk menyelamatkan bumi dengan caranya yang unik. Ia seorang heterochromia, yang mempunyai warna mata berbeda di antara kedua matanya. Seorang milyuner kaya, pengusaha minyak, yang juga ternyata menyimpan cerita tersendiri tentang hidupnya. Namun, di antara mereka semua, yang paling menarik perhatian Frank adalah sepasang suami istri bernama Ana dan Jose.
Yang pertama, adalah karena Frank merasa familiar dengan wajah Ana. Kedua, karena aktivitas kedua pasangan itu yang membuat Frank merasa penasaran. Ana memenangi semua permainan kartu. Mereka juga sering sekali, dalam kesempatan-kesempatan yang tak terduga, mengucapkan kalimat-kalimat dalam bahasa Spanyol. Kalimat itu seperti sebuah pecahan teka-teki yang berisi tentang banyak hal: misteri, dunia, hal-hal absurd yang bahkan sulit dicerna meski Frank mampu berbahasa Spanyol dengan baik, dan tentang Joker. Contohnya ini:
"Kita melahirkan dan dilahirkan oleh sebuah jiwa yang tak kita kenal. Ketika teka-teki itu berdiri pada kedua kakinya tanpa dapat terpecahkan, itulah giliran kita. Ketika impian mencubit lengannya sendiri tanpa terbangun, itulah kita. Karena kita adalah teka-teki yang tak teterka siapa pun. Kita adalah dongeng yang terperangkap dalam khayalannya sendiri. Kita adalah apa yang terus berjalan tanpa pernah tiba pada pengertian ...." ---halaman 69
Walau Frank bisa mengerti bahasa mereka, tapi ia lebih memilih untuk pura-pura tidak mengerti, agar ia bisa mendengar dan memahami lebih banyak. Setiap ucapan yang baru disampaikan mereka, dicatat oleh Frank agar suatu saat misteri dan teka-teki itu dapat terpecahkan.
Pulau Taveuni adalah tempat yang menarik untuk dikunjungi. Dan ketertarikan itu pula yang menjadi magnet bagi Ana dan Jose yang merupakan pembuat film dokumenter, serta Frank yang seorang penulis. Di pulau inilah garis bujur nol derajat berada. Dua tahun lagi adalah waktu dimulainya periode milenium baru tahun 2000. Semua orang berlomba-lomba untuk menjadi yang pertama, sehingga mereka membidik tempat ini, yang merupakan tempat pertama yang akan mengalami pergantian tahun.
Selain hasrat mencari "yang terakhir" dan "yang hilang", kita semua memiliki keinginan tidak sehat untuk menjadi "yang pertama". ---halaman 63
Ketika mereka pada akhirnya kembali ke kehidupan masing-masing, kisah tentang hal-hal yang belum terjawab sebelum mereka bertemu di Pulau Taveuni dan apa saja yang terjadi di sana menunggu untuk diselesaikan. Misalnya, tentang John Spooke yang masih belum bisa merelakan kepergian istrinya, Sonja, yang telah meninggal dunia. Lalu, tentang hubungan antara Frank dan Vera yang tidak tahu bagaimana kelanjutannya. Dan juga, tentang eksistensi Ana dan Jose yang menimbulkan berbagai macam spekulasi dan tanda tanya.
***
Aku adalah mata rantai terakhir dalam sebuah rantai pembelahan sel yang tidak terputuskan, mata rantai terakhir dari proses-proses biokimia yang kurang lebih telah diketahui, dan—dalam analisis terakhir—mata rantai terakhir dari biologi molekuler. Aku tersadar bahwa pada dasarnya, aku tidaklah berbeda dari organisme-organisme sederhana bersel satu yang merupakan nenek moyangku yang paling pertama. Singkatnya, aku tidaklah lebih dari sebuah koloni sel—dengan satu perbedaan penting bahwa sel-sel milikku lebih saling menyatu dibandingkan sel-sel yang terdapat dalam kultur bakteri, sel-selku lebih berbeda dan karenanya mampu melakukan pembagian tanggung jawab yang lebih radikal. ---halaman 50
Ini adalah sebuah novel yang cerdas dan brilian. Seperti biasanya, Jostein Gaarder mengusung tema filsafat dalam karya-karyanya. Dalam Dunia Maya, konsep filsafat itu dipadukan dengan pengetahuan seputar dunia biologi terutama dalam bidang biologi evolusioner. Gaarder menyuguhkan perenungan-perenungan ini dalam sebuah cerita berbalut kisah romansa dari beberapa tokohnya. Ada pasangan Frank dan Vera yang berpisah karena sebuah tragedi yang menimpa anak mereka. John yang belum bisa melupakan Sonja istrinya yang telah tiada. Ana dan Jose, pasangan misterius yang menyimpan rahasia-rahasia kehidupan dalam interaksi mereka.
Novel ini disajikan dalam bentuk surat yang panjang, terdiri dari beberapa bagian; yakni satu episode pertemuan Frank dengan para tokoh lainnya di Pulau Taveuni, solilokui John dengan tokek yang membahas tentang banyak hal seputar evolusi, kesadaran manusia, dan tentang kehidupan, cerita-cerita pasca pertemuan di Pulau Taveuni. Dan juga, bagaimana penyelesaian permasalahannya dengan Vera serta bagaimana rahasia tentang Maya terungkap dan tersingkap—yang ternyata berkorelasi dengan Ana dan Joker. Kerinduan tentang sosok Joker yang ada di Misteri Soliter terbayar di sini. Juga dengan kelima puluh dua misteri kartunya.
Boleh saya katakan bahwa buku ini sebenarnya jauh lebih berat kontennya ketimbang Dunia Sophie. Ulasan filsafat dan makna kehidupan dibahas dengan lebih mendalam dan mengena. Banyak tamparan keras bagi manusia yang otaknya lebih banyak lipatan ketimbang makhluk hidup lainnya. Dan itu seharusnya membuahkan kesadaran agar manusia menjadi lebih peka terhadap sesamanya.
Manusia mungkin adalah satu-satunya makhluk hidup di seluruh alam semesta yang memiliki kesadaran akan alam semesta. Maka, melindungi lingkungan hidup di planet ini bukanlah hanya sebuah tanggung jawab global, tetapi merupakan tanggung jawab kosmos. ---halaman 101
Di luar itu semua, saya jadi semakin suka dan mengagumi Jostein Gaarder dengan semua kecerdasan dan kemampuannya mengolah konten berat semacam filsafat menjadi sebuah karya sastra yang kaya dengan kedalaman makna, plot twist, serta disajikan dalam bahasa yang lebih sederhana. Meskipun, membaca Dunia Maya ini bisa dikatakan jauh dari kata "sederhana". Memusingkan? Ya. Bahkan saya sempat berhenti lama dari membaca novel ini, sampai pada akhirnya membeli buku cetak dengan kover terbarunya dari Mizan.
Oh ya, terlepas dari rasa terima kasih yang begitu mendalam kepada penerbit yang mau menerbitkan karya-karya Gaarder, saya masih mau "menggugat" keputusan mengganti judul pada novel ini, dengan menambahkan kata "dunia" di depannya. Hmmm, coba bayangkan apa yang terlihtas saat mendengarkan kata "Dunia Maya"? Pasti segala sesuatu yang berhubungan dengan "internet" dan sejenisnya. Padahal, novel ini jauh dari makna tersebut.
Secara terpisah, saya membuat postingan khusus untuk menuliskan kutipan novel Dunia Maya di sini.
0 komentar:
Post a Comment