Judul : Almost 10 Years Ago
Penulis : Trini
Penerbit : Ice Cube
Tebal Buku : 336 Halaman
ISBN : 9789799107251
Rating : 5 dari 5
Blurb:
“Mana mungkin aku tertarik padanya? Dia membuatku takut.”
“Itulah masalahmu. Kau jarang telihat bahagia. Karena saat kau menyesapnya, kau langsung menguburnya secepat perasaan itu datang.”
“Kau sepertinya sangat ahli tentangku,” kataku datar.
“Jika kau tidak mau terlihat mendung sepanjang waktu, mulailah dengan hal kecil seperti berterima kasih saat orang memujimu, bukan malah menatapnya curiga.”
Jangan salahkan Anna Mollan yang selalu memandang sinis kehidupan. Sepuluh tahun lalu, umurnya baru sembilan. Di musim panas yang seharusnya menyenangkan, ibu dan kakaknya meninggal dalam kecelakaan. Ayahnya memang selamat, tapi mengalami gangguan kejiwaan. Itu sebabnya Anna tidak percaya lagi pada kebahagiaan, termasuk yang hadir dalam bentuk cinta. Tidak pada Joshua Madison—psikiater tampan yang menangani ayahnya, tidak juga pada Nolan Vervain—bassist keren yang tergila-gila padanya. Tidak pada siapa pun sampai pria misterius itu datang memberinya bunga setiap hari, lalu tiba-tiba menghilang saat Anna mulai membuka diri, dan kembali hanya untuk membuat hidup Anna terhempas sekali lagi.
***
Setiap kali mengunjungi ayahnya di rumah sakit jiwa, Anna selalu mengubah gaya penampilannya. Sang ayah yang terkena gangguan jiwa setelah kecelakaan yang menewaskan istri dan anak lelakinya, merenggut kejiwaan pria itu. Ayanna, satu-satunya yang masih hidup dalam keluarga kecilnya, harus menghadapi semuanya sendirian. Terpaksa mendatangi sang ayah yang tidak sanggup untuk mengenali penampilannya yang selalu berubah-ubah. Pun begitu, Anna juga belum bisa mengenalkan dirinya sebagai Ayanna Mollan karena itu akan mengakibatkan ketidakstabilan jiwa sang ayah.
Joshua Madison, psikiater yang bertahun-tahun menangani ayahnya, hadir untuk membantu Anna. Ia adalah teman berbicara yang baik, dan juga seorang dokter yang profesional. Namun, meskipun kehadiran Joshua—dan juga Nolan—mewarnai kehidupan Anna, tidak lantas membuatnya percaya dengan yang namanya cinta. Kehidupannya yang berat dan rumit setelah kecelakaan itu, membentuk Anna menjadi sosok yang dingin dan tertutup.
"Jika aku membiarkanmu, entah apa yang mampu kau lakukan pada dirimu sendiri." Joshua meraih lenganku dan setengah menyeretku bersamanya. "Jadi, jangan harap kau bisa pergi begitu saja." ---halaman 8
Nolan Vervain, seorang bassis band bernama Underground. Ia mencintai Anna secara terang-terangan, selalu hadir di sisinya sejak lama. Bahkan, ia rela pindah tidak jauh dari tempat tinggal Anna. Nolan pula yang merekomendasikan Anna untuk bekerja di sebuah toko bunga bernama The Flo. Di flatnya, Anna tinggal berdua dengan Ellie. Bisa dibilang, Nolan dan Ellie-lah yang menemani hari-hari Anna yang datar, selain kesibukannya kuliah di bidang multimedia, bekerja di The Flo, dan mengunjungi ayahnya di rumah sakit jiwa.
Namun, perlakuan Anna yang tidak membalas perasaan cinta Nolan sebagaimana mestinya, membuat orang-orang di sekelilingnya resah. Tidak hanya Ellie saja yang berkali-kali menasihatinya, namun juga harus ibunya Nolan sendiri yang turun tangan.
"Aku tidak bisa memintamu untuk mencintai Nolan karena cinta bukanlah sesuatu yang bisa dipaksakan. Itu sebabnya selama ini kuminta kau menjauhinya. Menyakitinya sekarang lebih baik daripada nanti. Tinggalkan dia sebelum dia menjadikanmu poros dalam hidupnya. Kurasa kau tau sendiri apa yang bisa terjadi pada seseorang jika poros hidupnya lenyap." ---halaman 86
Kehidupan Anna Molan pelan-pelan berubah dengan kehadiran seorang lelaki misterius yang mendatanginya di The Flo. Setiap hari pria bernama Danny itu memberinya bunga. Kehadirannya berhasil membuat pertahanan Anna dan kepercayaannya terhadap perasaan cinta berubah. Namun, seberapa jauh perasaannya pada Danny, pria itu seolah membentengi dirinya dengan tembok yang tinggi pada Anna. Meskipun begitu, kehadirannya dan perhatian yang ia berikan terus saja hadir, hingga membuat Anna bingung dengan perasaannya sendiri dan hubungan apa yang terjadi pada keduanya.
Menyesuaikan diri dengan kekosongan yang pernah diisi seseorang bukan hal mudah. Bahkan bagiku rasanya butuh waktu seumur hidup. ---halaman 108
Dan ketika sebuah rahasia terkuak, kebahagiaan dalam kehidupan Anna kembali dipertaruhkan. Saya peringatkan agar kalian pembaca buku ini untuk bisa menyiapkan hati sekuat baja sebelum membacanya ._.)_
***
Ada yang pernah berkata padaku, "Saat masa-masa menyakitkan telah berlalu, suatu hari kita akan mengenangnya kembali dan menertawainya." ---halaman 102
(Penting sebelum masuk bahasan: Whoa nama tokohnya Joshua, whoa! Whoa, ada Ginny Weasley dan Luna Lovegood, whoa Potterhead! Sama dong kita!)
Saat awal-awal mencoba untuk menulis, saya meminta pendapat beberapa orang untuk merekomendasikan saya novel debut yang oke. Dan ternyata, tidak hanya satu orang saja yang merekomendasikan buku ini. Setelah berupaya mencari (cukup susah juga ternyata menemukan buku ini), akhirnya berjodoh juga. Namun saya sedikit menyesal karena menganggurkan buku ini cukup lama dan baru membacanya beberapa hari yang lalu.
Saat awal-awal mencoba untuk menulis, saya meminta pendapat beberapa orang untuk merekomendasikan saya novel debut yang oke. Dan ternyata, tidak hanya satu orang saja yang merekomendasikan buku ini. Setelah berupaya mencari (cukup susah juga ternyata menemukan buku ini), akhirnya berjodoh juga. Namun saya sedikit menyesal karena menganggurkan buku ini cukup lama dan baru membacanya beberapa hari yang lalu.
Baru halaman empat belas, saya sudah menyukai novel ini, dan yakin kalau isinya akan keren. Dan selama membacanya, sampai titik terakhir, penilaian saya itu tidak salah. Novel ini bukan jenis novel yang bisa dibaca cepat. Plot utamanya tidak jauh dari seputar kejadian yang menimpa keluarga Mollan hampir sepuluh tahun yang lalu. Namun, banyak cerita-cerita lain yang sayang untuk dilewatkan. Itulah mengapa membaca buku ini tidak bisa cepat-cepat, harus dinikmati perlahan, karena ada banyak hal yang kudu dilahap pelan-pelan untuk bisa mendapatkan keindahannya.
Karakter yang ada di novel ini benar-benar terbangun dengan apik. Saya bisa mendapatkan dingin dan kelamnya Anna, baik dalam perilakunya, maupun pemikirannya terhadap cinta. Dan juga, bagaimana sikap Anna ketika ada seseorang yang pada akhirnya ia cintai. Itu benar-benar pas dengan penyebab mengapa karakter Anna bisa sampai demikian. Joshua yang berwibawa, lalu Nolan dan cinta platoniknya kepada Anna, dan Danny dengan kemisteriusannya (meskipun dari kemunculannya pertama kali, saya bisa menebak siapa dia). Karakter pendukung yang lain pun menempati porsi mereka dengan pas.
Sosok Anna ini, kelam sekali. Saya tidak yakin apakah jika berada di posisinya akan sanggup menjalani kehidupan tanpa mengalami gangguan kejiwaan. Huufffft, Anna. Huuuffftttt, Danny.
Satu hal yang patut diacungi jempol adalah cara penulis menyajikan setting cerita. Maaf-maaf saja kalau saya harus membandingkannya dengan Spring in London karya Ilana Tan. Jujur, saya jauh lebih mengena dengan setting London yang disajikan Trini ketimbang novel legendaris itu. Sosok Anna benar-benar hidup di sini, dengan segala kesehariannya dan kebiasaan sebagai warga lokal. Saya turut merasakan kehidupan warga London dari keseharian Anna yang bersepeda, bekerja dengan bunga-bunga, berada di taman, saat ia dan Danny menyusuri Sungai Thames, dan... menikmati sunrise dari Lloyd's Building. Gilaaaaa, kereeeennn....
Dari segi plot, aduh, saya teriak-teriak sendiri di halaman 284. Rasanya sudah lama nggak merasakan sensasi seperti ini saat membaca novel. Untuk plot lain, memang kesannya agak lambat, karena banyak hal yang diceritakan di sini yang tidak secara langsung berhubungan dengan plot utama, namun menunjang dan membangun cerita. Itulah tadi saya bilang kalau novel ini kurang cocok untuk dibaca fast paced. Saya tidak keberatan membacanya perlahan, bahkan jadi teman setia di tas selama beberapa hari (dan di beberapa tempat makan hihihi).
Dan penilaian saya seputar buku ini, selalu berkisar di antara bintang empat dan lima. Saya bulatkan menjadi lima, sisanya untuk penyemangat penulis agar melahirkan karya baru lainnya yang pastinya akan saya beli dan baca! Congratulation and good luck, Trini!
Baca review ini menyemangatiku untuk segera beli bukunya. Sampai sekarang buku ini masih nangkring di wishlist. Keduluan buku lainnya yang nggak kalah menggoda utk dibeli duluan ��
ReplyDeleteIya novel ini bagus banget. Aduh keren pokoknya. Berasa kayak baca novel terjemahan. Ada kekurangannya sih beberapa tapi terlupakan begitu saja :D /lah
DeleteDanny itu pasti pelaku kecelakaan ya?
ReplyDeleteSaya penasaran sama plot lain. Jika dibuat kelam dengan membuat tokoh Anna diliputi kegelapan, apakah novel ini salah satu yang menawarkan drama-drama ala sinetron?
Jangan spoiler =)) e tapi itu nggak termasuk spoiler sih, yang baca ini lambat laun juga bakal sadar sendiri, cuma aku sadar duluan aja =))) *heh*
DeleteNggak kok, plot lain cuma penunjang aja, tapi cukup bisa dinikmati sambil menyimak plot utamanya jalan. Nggak drama sama sekali (menurutku), sebab-akibatnya masuk akal. Bagus deh.... Kalau bintang lima mah udah nggak diragukan lagi recommendednya =)
Novel yang bercerita tentang kehidupan itu emang selalu menarik. Apalagi kalau tebel gitu bukunya. Hehehe
ReplyDeleteAku selalu tertarik dengan novel bersetting luar negeri apalagi London. 😁
ReplyDeleteAnna mollan sedikit mirip denganku untuk urusan membentengi hati. Aduh, jadi nambah daftar wishlist nih.... [Semoga aja beruntung menangin Giveawaynya]
ReplyDeleteDari reviewnya udah di buat penasaran dengan kisah lengkapnya yg seperti apa. ditambah lagi dengan ratingnya yang 5. hmm.. hmm...
ReplyDeleteSatu kata > LUAR BIASA PENASARAN.
“Itulah masalahmu. Kau jarang telihat bahagia. Karena saat kau menyesapnya, kau langsung menguburnya secepat perasaan itu datang.”
ReplyDeleteSepertinya galau?
Dan beberapa quote lagi juga keren ya
Suka novel-novel seperti ini :D #ikut ya GA-nya wkwk
Huhuhu, kasian banget hidup anna. Hidupnya terasa sebatang kara, walau ayahnya masih ada tapi tak mengenalinya, dia terlalu banyak merasakan kesedihan. Jadi ga aneh juga melihatnya menyikapi hidup dan memandang getir kehidupan.
ReplyDeleteJoshua yang seorang psikiater aja belum bisa meruntuhkan tembok dan mengenalkan kembali akan cinta pada anna. Nolan seorang basis, yang katanya seorang musisi itu terkenal romantis juga belum bisa membuat hati anna mencair.
Anna sama kayak aku sepertinya, sama-sama suka yang misterius, kayak si Danny ini. Misterius dan bikin penasaran pastinya. Sekalinya membuka hati, ketemunya Danny yang sama-sama membentengi diri. Apa Danny juga pernah terluka ya???
Kasian anna, apa bakalan tenggelam dalam kesedihan lagi ya setelah baru saja merasakan cinta.
Penasaran bangettt. Kalo dapet buku ini, aku mau beli baja dulu biar hatiku kuat waktu bacanya :') :')
Wuwuwu tokohnya namanya Anna, samaan kayak aku :v
ReplyDeletekasian hidup anna, eh dari review kak nisa aku jatuh cinta sama novel ini. Ratingnya sempurna, gak diraguin lagi lah isinya kayak gimana. I like it!!