Judul : The Truth About Lord Stoneville - Di Balik Topeng Lord Stoneville
Penulis : Sabrina Jeffries
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 456 Halaman
ISBN : 9786020318325
Rating : 3 dari 5
***
Itu masalahnya: Cinta membutakanmu hanya sampai perasaan itu menjeratmu. Setelah terjerat, kau melihat semua cukup jelas untuk menenggelamkanmu dalam penderitaan. ---halaman 285
***
Blurb:
Hidup kelima kakak-beradik Sharpes selalu diikuti skandal. Sang nenek sudah tidak tahan lagi sehingga dia memberi ultimatum kepada mereka: menikah pada akhir tahun ini, atau tidak mendapat warisan sepeser pun.
Dua puluh tahun setelah kecelakan tragis yang merenggut nyawa orangtuanya, Oliver Sharpe menjalani hidup sebagai Marquess of Stoneville yang gemar minum dan berkencan dengan banyak perempuan, menjadikan dirinya sasaran empuk di kolom gosip. Namun, ultimatum sang nenek memaksanya untuk menghentikan kebiasaan-kebiasaan tersebut dan menikah.
Dengan kelicikan khas seorang Sharpe, Oliver membawa pulang tunangan palsu yang dia temui tanpa sengaja.
Maria Butterfi eld datang ke London untuk mencari tunangannya yang mendadak hilang tanpa kabar. Dengan janji untuk membantu Maria mencari tunangannya, Oliver membujuk Maria terlibat dalam rencana liciknya membohongi sang nenek.
Tetapi, tampaknya, tak hanya keluarga Sharpe dan sang nenek yang terpikat pesona Maria. Oliver pun mulai ingin memiliki Maria—tak ingin lagi berpura-pura.
***
Hetty Plumtree adalah seorang nenek dengan lima cucu yang unik dan tidak dapat diatur: penuh skandal. Hal ini dikarenakan orangtua mereka meninggal dunia dalam sebuah tragedi yang menjadi skandal besar dua puluh tahun yang lalu. Mereka meninggal secara misterius, ada yang mengatakan kalau salah satunya membunuh yang lain lalu berakhir bunuh diri. Ada yang mengatakan bahwa anak tertua mereka, Oliver-lah yang membunuhnya. Tidak ada yang tahu kejadian persisnya bagaimana. Penyidikan dihentikan untuk menghindari pembicaraan yang semakin berkembang di kalangan masyarakat.
Karena tidak tahan dengan perlakuan cucunya yang hidup semau mereka sendiri, Nyonya Plumtree membuat pernyataan, kalau cucu-cucunya tidak akan mewarisi harta sedikit pun jika mereka tidak menikah dalam jangka waktu setahun. Mereka semua kebakaran jenggot. Oliver, sosok tertua, melakukan negoisasi agar syarat itu hanya ditumpukan kepadanya saja. Meskipun ia sendiri tidak tahu dan tidak memiliki kandidat yang pas untuk dijadikan seorang istri. Gaya hidupnya yang terlalu bebas dan pengaruh trauma akan kehidupan gagal rumah tanga orangtuanya membuatnya skeptis terhadap cinta dan pernikahan.
Tapi, sebuah kejadian di rumah bordil membuatnya bertemu dengan sosok Maria. Wanita itu tidak terlihat seperti sosok perempuan murahan, namun ia berada di tempat yang salah. Hasil penyelamatan Oliver terhadapnya, membuat keduanya melakukan sebuah perjanjian rahasia; Oliver memintanya berpura-pura untuk menjadi tunangannya. Sebenarnya, Oliver menginginkan agar neneknya murka dan malu sehingga membatalkan ide konyol seputar memaksa cucu-cucunya untuk menikah, karena calon istri yang dipilih oleh Oliver ditemukannya di rumah bordil.
Sementara Maria sendiri, ia adalah seorang anak saudagar kaya yang jauh-jauh berlayar dari Amerika untuk mencari tunangannya yang menghilang. Karena sebuah petunjuklah yang membuat dirinya menyelidiki tunangannya itu sampai ke rumah bordil. Dan di sana ia bertemu dengan Lord Stoneville sulung bernama Oliver, yang menjeratnya dengan kesepakatan seputar pertunangan rekayasa dengan janji akan membantunya mencari tunangannya yang sebenarnya.
Seiring dengan berjalannya waktu, keduanya menemukan bibit-bibit perasaan yang sulit untuk dijelaskan. Bagaimana nasib hubungan mereka?
***
Well, novelnya seru. Meskipun, sebenarnya yang pertama saya baca adalah seri kedua buku ini yang berjudul Hellin in My Bed, namun ternyata tidak membuat saya kehilangan banyak bagian yang berarti. Saya masih bisa menikmati buku ini. Bisa dibilang, seri Halstead Hall merupakan perkenalan saya dengan genre Historical Romance maupun Harlequin.
Ada beberapa hal yang membuat saya bersemangat membaca ini. Pertama, setting Regency era memiliki tempat tersendiri bagi saya. Saya selalu bersemangat untuk mengetahui bagaimana dan apa yang terjadi pada masa itu. Baik seputar kehidupan mereka, baju yang dikenakan, keseharian, transportasi, dan lain-lain. Ada alasan tersendiri mengapa itu menjadi penting bagi saya (kapan-kapan saya ceritain deh). Membaca novel hisrom, adalah salah satu pemuas dahaga selain membaca novel-novel klasik keluaran masa itu.
Lalu, novel ini plotnya seru. Tentang Oliver yang memiliki cerita masa lalu yang kelam, dan Maria, wanita Amerika yang terkenal sedikit lebih "bebas" ketimbang gadis-gadis Inggris kebanyakan. Cerita mereka cukup berwarna. Ada benang merah yang menghubungkan antara seri satu dengan seri lainnya. Seperti misalnya, Maria yang ternyata menyukai novel-novel gotik yang penulisnya ternyata Minerva, adik Oliver. Dan, ia menemukan benang merah yang mirip tentang tokoh Rockton yang disinyalir mirip sekali dengan Oliver.
Terakhir, anak di bawah umur jangan baca ini dulu ya, atau harlequin-harlequin lainnya :p
Baca seri Hellions of Halstead lainnya di sini.
Baca seri Hellions of Halstead lainnya di sini.
0 komentar:
Post a Comment