Judul : New York After The Rain
Penulis : Vira Safitri
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 296 Halaman
ISBN : 978602025897
Rating : 4 dari 5
Blurb:
Tidak ada yang tahu bahwa Julia Milano adalah sosok di balik penulis best seller terbitan BlackInk, tempat Julia bekerja sebagai editor.
Ketika Ethan Hall, sutradara ternama, ingin mengangkat salah satu karya Julia ke layar lebar, mau tidak mau Julia harus membuka topeng yang selama ini ia kenakan dan membuka diri untuk bekerja sama dengan pemuda itu.
Tapi siapa sangka, kedekatan membawa mereka pada skenario yang membuat luka hati dan rahasia-rahasia yang mereka sembunyikan tersibak.
Ketahuilah, seseorang akan melakukan apa pun untuk orang yang dicintainya. Apa pun....
Di tempat ia bekerja, terdapat larangan seorang editor menjadi penulis. Oleh karenanya, Julia Milano, seorang editor di penerbitan buku bernama BlackInk merahasiakan jati dirinya sebagai penulis best seller di tempatnya bekerja dengan nama samaran Jane Martin. Ia tidak bisa memutuskan apakah memilih bekerja sebagai editor saja atau hanya menjadi penulis, karena Julia mencintai kedua pekerjaan itu. Hanya Brenda dan pacarnya saja yang mengetahui rahasia ini dan turut serta menyimpannya untuk Julia.
Tidak ada yang tahu bahwa Julia Milano adalah sosok di balik penulis best seller terbitan BlackInk, tempat Julia bekerja sebagai editor.
Ketika Ethan Hall, sutradara ternama, ingin mengangkat salah satu karya Julia ke layar lebar, mau tidak mau Julia harus membuka topeng yang selama ini ia kenakan dan membuka diri untuk bekerja sama dengan pemuda itu.
Tapi siapa sangka, kedekatan membawa mereka pada skenario yang membuat luka hati dan rahasia-rahasia yang mereka sembunyikan tersibak.
Ketahuilah, seseorang akan melakukan apa pun untuk orang yang dicintainya. Apa pun....
***
Di tempat ia bekerja, terdapat larangan seorang editor menjadi penulis. Oleh karenanya, Julia Milano, seorang editor di penerbitan buku bernama BlackInk merahasiakan jati dirinya sebagai penulis best seller di tempatnya bekerja dengan nama samaran Jane Martin. Ia tidak bisa memutuskan apakah memilih bekerja sebagai editor saja atau hanya menjadi penulis, karena Julia mencintai kedua pekerjaan itu. Hanya Brenda dan pacarnya saja yang mengetahui rahasia ini dan turut serta menyimpannya untuk Julia.
Diam-diam, Julia menyukai rekan kerjanya yang adalah seorang anak pemilik tempat ia bekerja bernama Jacob Petersen. Rasa kagum itu jugalah yang membuat Julia tetap ingin bertahan di BlackInk sebagai editor dan menyembunyikan jati diri sebagai Jane Martin. Julia kerap merasakan kecemburuan saat Jacob dekat dengan wanita lain. Di lain pihak, ia merasa kalau Jacob memperlakukannya secara istimewa meskipun ia sendiri tidak berani memastikan apakah itu sinyal cinta atau bukan.
Segalanya berjalan seperti biasa hingga seorang sutradara terkenal, Ethan Hall, muncul untuk berniat membuat film dari novel yang ditulis oleh Jane Martin. Secara mengejutkan, rupanya Ethan mengetahui identitas Julia yang merupakan Jane Martin. Ia sepakat untuk ikut menyembunyikan identitas Julia, namun ia juga meminta kepada BlackInk untuk mengutus Julia dalam penggarapan film yang tengah ia buat. Julia terlibat dalam film tersebut, membuat intensitas pertemuannya dengan sang sutradara meningkat. Bunga-bunga cinta tumbuh di antara keduanya, namun ternyata segala sesuatunya tidak berjalan seperti yang dibayangkan. Ada seorang wanita yang ternyata adalah kekasih Ethan, ada masa lalu yang membuat Julia trauma dan belum hilang, ada fakta tentang cinta yang berkembang yang pada akhirnya tidak dapat dipungkiri keberadaannya.
Apakah Julia akan menjalin hubungan dengan Ethan? Atau justru pada Jacob? Bagaimana rahasia-rahasia yang tertutup rapat di antara mereka dapat terbuka hingga akhirnya segala yang pernah terjadi di masa lalu termaafkan semuanya karena cinta?
Manusia seharusnya percaya, bahwa akan ada hal-hal manis yang datang setelah hujan melanda.
***
Jarang saya suka dengan novel romance yang dibuat oleh penulis dalam negeri. Tapi, buku ini berhasil mencuri perhatian saya dengan gaya penuturannya yang menarik. Saya suka karena tulisannya mengalir, plotnya yang pas, romance-nya dapat. Dan yang membuat novel ini spesial selain gaya penulisan dan plotnya adalah setting luar negeri yang bagus. Biasanya kalau penulis lokal membuat cerita bersetting luar negeri, latarnya hanya sekadar tempelan saja yang hanya mengesankan bahwa..., ooh, luar negeri nih, tapi luar negerinya nggak terasa. Tapi di sini, kesan New York-nya diceritakan dengan apik meskipun, oke, saya memang belum pernah ke sana sih, tapi saya sudah mendapatkan kesan seperti apa situasi di sana. Pas, tidak terlalu berlebihan, karena memang penceritaan setting sesuai dengan porsinya.
Tidak hanya menyajikan suasana kota New York, novel ini juga membawa para pembaca untuk pergi ke Italia. Meskipun porsi di sana tidak banyak, namun kesan yang didapatkan tidak kalah apiknya dengan setting New York yang tersaji. Manis, romantis, dan menurut saya logis.
Tidak ada alasan untuk tidak menyukai novel ini. Manisnya pas, seperti sedang menikmati cappuccinno di saat hujan datang, sambil menunggu kejutan apa yang akan datang setelah hujan reda.
0 komentar:
Post a Comment