Judul : Insecure
Penulis : Seplia
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 240 Halaman
ISBN : 9786020327662
Rating : 2 dari 5
Blurb:
- Zee -
Jangan menatap luka dan memar di tubuhku.
Jangan berani bertanya apa yang terjadi.
Menjauh saja dariku.
Hanya dengan begitu, aku merasa aman.
- Sam -
Meski orang lain menganggap otak gue nggak guna, setidaknya tubuh gue selalu siap menjadi tameng untuk melindungi orang-orang yang gue sayang.
Buat gue, itu lebih dari sekadar berguna!
Zee Rasyid dan Sam Alqori satu bangku di tahun terakhir SMA mereka. Sikap Zee yang tertutup perlahan melunak dengan kehangatan yang ditawarkan Sam.
Apalagi ketika Zee melihat kondisi keluarga Sam yang sederhana, berbeda jauh dari kehidupannya dengan sang mama.
Pelan-pelan kedekatan Zee dan Sam membuat kepribadian masing-masing berubah. Hidup yang mereka jalani tak lagi terasa aman.
***
"Beberapa orang nggak siap jadi orangtua, yang lainnya stress oleh beban hidup. Orang baik bisa berubah jahat kapan pun tu kalau dia terjepit oleh keadaan yang nggak menguntungkan." --- Halaman 179
***
Kisah ini adalah tentang dua orang yang memiliki cerita kelam seputar kehidupan keluarganya, namun memiliki cara yang berbeda dalam menyikapinya. Zee menjadi tertutup, sementara Sam menggunakan fisiknya untuk melindungi orang-orang yang ia sayangi.
Zee Rasyid seorang gadis yang pendiam. Pertengahan semester pertama di kelas tiga, ia dipindahkan ke kelas Sam dengan harapan dia dapat terbuka dan bersosialisasi dengan baik di kelas ini. Ia duduk di sebelah Sam yang terkenal sebagai biang onar dan pembuat masalah. Keluarga Zee berantakan, ayahnya meninggalkan ia dan ibunya enam tahun yang lalu. Sejak saat itu, sang ibu sering menyiksanya dengan kekerasan fisik terutama saat ibunya merasa bahwa Zee mengingatkannya pada mantan suaminya itu.
Sam Alqori seorang anak dari keluarga sederhana, ibunya pemilik kedai mi ayam sementara ayahnya seorang pelaut yang beberaa bulan sekali baru pulang. Saat kepulangan ayahnya itulah bencana terjadi di rumah. Ayahnya memiliki perangai yang buruk. Tidak hanya itu, meskipun sudah tua ayahnya masih memilik kekuatan fisik yang sering digunakan untuk menyiksa ibunya.
Terlepas dari kekerasan dalam rumah tangga yang ibunya alami, Sam tumbuh menjadi seorang pemuda yang selenge'an (apa ya padanan katanya yang pas?). Ia sering meremehkan pelajaran meskipun masih menaruh hormat pada wali kelasnya. Sam sering terlambat pelajaran dan membayar denda sebagai hukuman.
Di sisa waktu mereka di kelas tiga ini, Sam dan Zee duduk bersebelahan. Sam cukup penasaran dengan Zee yang pendiam serta kehidupannya yang tertutup. Sam melihat ada lebam-lebam di tubuh Zee, namun gadis itu terus saja mengingkarinya.
Sementara dari sisi Zee, ia memiliki sikap defensif terhadap penderitaan yang dialaminya. Zee bahkan mati-matian melindungi ibunya yang melakukan kekerasan padanya. Bahkan Zee rela menentang wali kelas yang berniat baik untuk membantu Zee dalam permasalahan kehidupan yang ia hadapi.
***
Ini merupakan novel kedua Seplia yang saya baca setelah sebelumnya saya membaca novel perdananya yang berjudul Replay. Kalau mau membandingkan, jujur saya lebih terkesan dengan plot dan karakter-karakter di novel yang sebelumnya. Sebelum masuk ke bagian yang membuat saya berkesan, ada beberapa catatan yang mau saya ulas di sini, yang membuat saya hanya bertahan pada dua bintang untuk novel ini.
Pertama, ini memang murni selera sih ya, saya tidak terlalu suka dengan pov yang ditulis dengan "gue". Kalau di pembicaraan tak masalah bagi selera saya, tapi kalau di point of view diceritakan dengan bahasa "gue", jujur saja ini membuat saya kurang sreg. Saya pernah membaca novel dengan gaya bahasa seperti ini, namun untungnya di novel itu terbantu dengan karakter dan jalan cerita yang membuat saya melupakan kekurang-sreg-an saya dengan itu. Tapi kalau di novel Insecure ini, karakter Sam sama sekali tidak membantu agar saya merasa nyaman dengannya.
Nah yang kedua, masalah karakterisasi. Saya begitu kagum dengan penulis saat berhasil membuat karakter yang kuat di novelnya yang pertama. Meskipun di Replay karakternya tidak lovable, namun saya kagum dengan bagaimana penulis mampu menyajikan karakter yang kuat. Tapi di sini, saya mengalami kesulitan untuk menggambarkan beberapa karakternya. Yang pertama Sam. Saya bingung dengan Sam ini mau di bawa ke mana. Apakah dia sosok begundal selenge'an yang menyebalkan namun berhati mulia, atau dia seorang remaja yang cuek namun perhatian. Yang saya tangkap, mungkin saja Sam memang bandel tapi lovable, tapi bagi saya, bandel susah disandingkan dengan penyayang. Kalaupun memang ada karakter seperti itu, jika dibawakan dengan baik mungkin akan bisa dengan mudah saya pahami, tapi kalau dengan Sam, jujur saya gagal paham.
Karakter selanjutnya yang membuat saya gagal paham adalah Manda Rasyid alias mamanya Zee, dan sekalian saja deh saya bahas Zee di sini. Sudah jelas ibu ini mengalami gangguan kejiwaan, tapi mengapa Zee tidak mengambil tindakan apa pun untuk keluar dari permasalahan ini? Mungkin memang Zee mengalami insecure, atau dihantui ketakutan-ketakutan, tapi kan..., masa iya tidak ada tindakan setelah mengalami penyiksaan yang berkali-kali? Apalagi alasan di balik itu adalah hanya karena permasalahan rumah tangga sebagai dampak dari perceraian. Saya merasa gagal paham dengan ibunya Zee ini (dan Zee juga). Mungkin memang cinta itu buta tapi kan.... Yang aneh lagi tentang ibunya Zee adalah, pertama kali dia ketemu dengan Sam, dia menunjukkan rasa tidak sukanya dengan perbuatan yang tidak menyenangkan. Tapi di lain waktu dia sukarela saja membantu untuk mengurus keperluan Sam di rumah sakit. Kan aneh ya. Apa ini menjadi bagian dari perubahan sikap ibunya untuk menutupi kelakuannya?
Satu lagi. Di halaman 211 ada kutipan seperti ini:
Seorang ibu tahu mana yang disukai anaknya atau tidak.
Kalau seorang ibu tahu mana yang disukai anaknya atau tidak, kenapa ibunya ini tidak tahu mana yang berbahaya untuk anaknya atau tidak? Apa karena memang ibunya mengalami kelainan jiwa? Kalau memang iya, sayang sekali dari sisi ini tidak digali dengan baik. Penyelesaiannya pun tanggung sekali.
Justru saya malah suka dengan Vini. Karakter Vini begitu melekat bagi saya, lengkap dengan sikap serta sifatnya yang konstan. Vini karakter pertama yang dengan mudah dapat saya visualisasikan dalam benak saya.
Terlepas dari hal-hal yang sudah saya sebutkan di atas, saya senang dengan beberapa hal seperti misalnya penggambaran hubungan Sam dan Zee yang menarik. Kehadiran Vini benar-benar menjadi bumbu yang menghidupkan kisah kelam di cerita ini (meskipun karakter Sam dibuat tidak kelam karena pembawaannya yang begitu, namun karena saya gagal paham dengan karakter Sam, membuat saya merasa kurang dengan ini).
Satu lagi, "Wuthering Height"-nya kurang "s" :)) Judul novel klasik yang dibaca Vini harusnya "Wuthering Heights" :)
Satu lagi, "Wuthering Height"-nya kurang "s" :)) Judul novel klasik yang dibaca Vini harusnya "Wuthering Heights" :)
Dua bintang saya persembahkan untuk novel Insecure.
0 komentar:
Post a Comment