Judul : A Game of Thrones (Perebutan Takhta)
Pengarang : G.R.R. Marten
Penerjemah : Barokah Ruziati
Penerbit : Fantasious
ISBN : 9786020900292
Tebal Buku : 948 Halaman
Rating : 4 dari 5
Warning : Spoiler Alerts!!!
Warning : Spoiler Alerts!!!
"Kalau kaubiarkan mereka melihatmu terluka dengan kata-kata mereka, kau takkan pernah terbebas dari ejekan. Biar saja mereka memberimu julukan. Terimalah dan jadikan julukan itu milikmu. Maka mereka takkan bisa menyakitimu lagi dengan julukan itu." [Tyrion kepada Jon, halaman 197]
"Rasa takut mengiris lebih dalam ketimbang pedang." [Arya, halaman 599]
"Winter is coming..."
Negeri Matahari Terbenam adalah tempat di mana beberapa klan besar berkuasa dan berebut takhta. Klan Stark, di mana Winterfell adalah daerah kekuasaannya dipimpin oleh Eddard Stark atau dikenal dengan Ned Stark. Ia mempunyai seorang istri yang dipersunting dari Klan Tully, bernama Catelyn Stark, juga empat orang anak yaitu: Robb, Sansa, Arya, Bran, dan Rickon. Ah, dan satu lagi anak haram bernama Jon Snow (Snow adalah marga yang disematkan di tanah Winterfell untuk anak yang lahir di luar hubungan pernikahan). Saat itu, raja yang berkuasa di tujuh kerajaan adalah Robert Baratheon, yang hubungannya dengan Ned lebih dari saudara. Robert Baratheon sendiri menikahi seorang perempuan dari Klan Lannister bernama Cersei. Mereka dianugerahi tiga orang anak, Pangeran Joffrey (sang putra mahkota), Putri Myrcella, dan Pangeran Tommen. Lannister sendiri adalah sebuah klan besar dengan harta kekayaan yang melimpah. Ayah Cersei, Tywin Lannister mempunyai tiga orang anak, Cersei dan Jaime (mereka kembar), dan Tyrion yang terlahir kerdil.
Jon Arynn semula adalah Tangan Kanan Raja. Namun Jon Arynn meninggal secara mendadak pada suatu hari. Lysa Arynn, janda Jon Arynn menyampaikan kecurigaannya bahwa suaminya meninggal karena diracun atau dibunuh oleh Lannister. Lysa menyampaikan kecurigaan tersebut pada kakaknya, Catelyn dan meminta suaminya untuk menyelidiki juga.
Raja mengadakan kunjungan ke Winterfell membawa keluarganya, dengan maksud meminta Ned untuk menggantikan posisi Jon Arynn sebagai Tangan Kanan Raja. Ned Stark dan istrinya Catelyn, diam-diam tidak setuju dengan pengangkatan itu. Mereka tahu konsekuensi yang didapat jika Ned masuk ke dalam lingkungan kekuasaan raja. Kehidupan yang aman bersama anak dan istrinya di Winterfell tidak akan didapatkan di sana. Namun akhirnya, Ned menduduki jabatan itu juga. Ia mengatakan kepada istrinya bahwa akan membawa serta ketiga anaknya, Sansa, Bran, dan Arya. Robb akan menggantikan posisi Lord di Winterfell bersama dengan Catelyn. Sementara Jon Snow? Tidak ada tempat untuk anak haram di manapun, Jon menyadari itu, sehingga dia memutuskan untuk bergabung dengan Garda Malam bersama pamannya Benjen Stark. Konsekuensinya, Jon harus mengabdikan hidupnya untuk kelangsungan pasukan. Tidak boleh menikah dan punya anak, mengucapkan sumpah kesetiaan pada Garda Malam hingga tutup usia, tidak ikut campur dalam urusan klan manapun, dan mengabdikan hidupnya pada kerajaan.
Sebelum kedatangan raja, saat keluarga Stark sedang berburu, Robb menemukan seekor direwolf mati yang meninggalkan anak-anaknya. Jon mengusulkan kepada sang ayah (karena jumlah anak yang ditinggalkan sama dengan jumlah anak-anak Ned) agar mereka diperbolehkan memelihara binatang simbol Klan Stark tersebut. Robb menamakan serigalanya Grey Wind, serigala Sansa namanya Lady, milik Arya bernama Nympheria, punya Bran Summer, Rickon Shaggydog. Dan serigala milik Jon dinamakan Ghost. Serigala-serigala ini nantinya akan hidup menjaga anak-anak Stark bahkan dari bahaya yang mengancam hidup mereka.
Sebelum pasukan raja ini pulang kembali ke tanah mereka, Bran sang pemanjat mendapatkan sebuah kecelakaan yang menyebabkan kakinya lumpuh. Penyebabnya adalah, dia tanpa sengaja menyaksikan sebuah skandal sang ratu dengan saudara lelakinya sendiri, beserta pembicaraan tentang menyingkirkan Ned. Akibatnya, Bran dijatuhkan dari menara yang itu membuatnya gagal untuk ikut ke King's Landing bersama ayah dan kedua kakak perempuannya. Tak lama berselang, upaya sang ratu untuk menutupi kejahatannya pun dibuat dengan sebuah percobaan pembunuhan terhadap Bran. Namun itu digagalkan oleh Catelyn dan direwolf milik Bran. Lady Catelyn menemukan pisau pembunuh itu dan bermaksud menyelidikinya. Dari sanalah kemudian ia memutuskan untuk keluar dari istana untuk menuntut pelaku yang hendak membunuh anaknya. Dari bisik-bisik, dikatakan kalau pemilik pisau adalah Tyrion Lannister.
Jauh dari hingar bingar yang terjadi di Negeri Matahari Terbenam, Viserys Targaryen, seorang pangeran bodoh, keturunan terakhir dari Klan Targaryen yang masih tersisa, menjual adiknya kepada seorang khal penguasa Dothraki bernama Khal Drogo. Khal Drogo dan rakyatnya dikenal bengis. Pria-pria di sana adalah penunggang kuda dan maniak dengan kuda. Daenerys Targaryen namanya, gadis berusia empat belas tahun tersebut akhirnya menikah dengan Khal Drogo. Viserys bermaksud untuk mengumpulkan pasukan demi ambisinya merebut takhta kerajaan atas nama Klan Targaryen yang direbut oleh Robert Baratheon empat belas tahun silam. Pernikahan itu pun terjadi, Dany menjadi seorang khalessi di sana, dan beberapa saat kemudian mengandung anak Drogo.
Arya Stark, adalah seorang gadis perempuan yang membangkang perintah Septa Mordane, tutor kepribadian dan etika bagi dua gadis Stark. Arya tumbuh menjadi seorang gadis tomboy, dan ayahnya melihat bakat anaknya tersebut sehingga memberikan seorang guru tari (yang sebenarnya mempelajari tentang tarian pedang) kepada Arya. Gadis ini tumbuh menjadi seorang petarung yang tangguh nantinya.
Saat tengah menyelidiki pembunuh anaknya, Catelyn secara mengejutkan bertemu dengan rombongan Tyrion Lannister dan lantas menjadikannya sebagai tawanan. Tywin Lannister merasa harga dirinya dilecehkan, mengumpulkan pasukan untuk menuntut Catelyn. Sementara itu, untuk mengecoh pasukan Lannister, Catelyn justru membawa sang tawanan ke lembah tempat Klan Arynn berada. Kedatangan tersebut bukannya disambut dengan senang, namun membawa murka Lysa adiknya, yang ternyata, setelah kejadian meninggalnya sang suami, menjadi berubah. Kejadian di sana memuakkan dan memberi hasil berupa lepasnya Tyrion Lannister sebagai tawanan secara terhormat.
Robert Baratheon meninggal saat berburu, membuat kerajaan menjadi gonjang-ganjing. Cersei tentu saja menginginkan anaknya Joffrey langsung menduduki takhta. Ned yang mengetahui fakta bahwa seharusnya bukan Joff-lah yang berhak menjadi raja, disingkirkan oleh Lannister dengan cara yang... kejam. Sansa ditawan dan dipaksa melakukan apa yang dikehendaki sang ratu, sementara Arya melarikan diri dari istana dan diburu oleh pasukan Lannister. Robb Stark menghimpun pasukannya untuk membebaskan sang ayah, juga untuk merebut tanah-tanah yang tengah diduduki oleh pasukan Tywin. Sang ibu bergabung dengan pasukan ini, beserta beberapa klan lain yang selama ini berada di bawah Klan Stark. Dan yah, Robb berhasil dalam pertempurannya dan membawa Jaime Lannister sebagai tawanan.
Sementara itu, Dany dan suaminya mengalami kejadian pahit di mana ia harus merelakan suami dan anaknya meninggal dalam situasi yang pelik. Untuk mengantarkan Khal Drogo dalam perjalanannya ke alam lain, Dany melakukan ritual yang ternyata dalam ritual tersebut ia berhasil membangunkan sang naga....
***
Akhirnya selesai juga.... Delapan hari membaca buku ini dengan target satu hari minimal 100 lembar tercapai. Kesannya: spektakuler. Buku setebal dan kertasnya seburam ini tidak membuat saya lepas begitu saja membacanya, penyampaian karakter dipecah menjadi beberapa sudut pandang yang membawa ke plot utama. Kita para pembacanya disajikan karakter yang semuanya kuat, nyaris kita nggak bisa memetakan mana tokoh protagonis mana yang antagonis karena semua mempunyai peluang yang sama. Meskipun, yah, saya tahu akan berpihak pada siapa dan memusuhi siapa. Bagi saya, keberpihakan itu penting sih kalau membaca sebuah buku biar kita ikut larut ke dalam kisah yang disugukan. Saya bisa merasakan bagaimana Ned Stark yang bijak, penuh perhitungan, pertimbangan, sayang sekali dengan keluarganya. Lalu di lain pihak membenci Cersei, Jaime, dan Pangeran Joff yang menyebalkan dan kejam. Merasa iba dengan Jon Snow yang hatinya seputih salju, dan kesal pake banget sama Sansa dan Lady Lysa di satu momen tertentu (sampai rasanya pengen robek-robek ini buku, tapi untung saya sadar :p). Karakternya kuat banget.
Dan kalau ditanya klan mana yang jadi favorit, tentu saja jawaban saya adalah Klan Stark. Dan dari urutan tokoh idola saya di sini, Jon Snow menduduki peringkat pertama, disusul Ned Stark dan kemudian Arya. Lalu entah mengapa, saya kok juga suka sama Tyrion ya. Ya sudahlah, jadi satu-satunya Lannister yang menyenangkan bagi saya :D
Di sini, banyak belajar intrik dalam perebutan kekuasaan, penggulingan takhta, pernikahan berunsur politik, dan masih banyak lagi. Hanya saja, karena saya nggak mengikuti series ini yang booming banget (dan nggak cocok ditonton oleh yang belum berlabel dewasa), saya jadi keteteran untuk mengenali tokoh-tokohnya yang banyak banget. Sampai-sampai, seratus halaman pertama saya mencatat semua karakter yang muncul baik itu tokoh utama maupun yang berperan minor (seperti si anu pengurus istal, si itu melatih anak-anak bertarung, dll). Eh ternyata di bagian belakang ada silsilah klannya [-( Bagi saya yang anti banget buka halaman-halaman terakhir (karena takut kena spoiler bagian ending) itu terlambat banget, sudah setengah jalan baru tahu ada yang begituan. Tapi secara keseluruhan, saya suka. Nggak rugi mengeluarkan uang lebih untuk beli novel ini. (Sedikit cerita, saya belinya dengan harga Rp. 132.000,- yang padahal di labelnya tertulis Rp. 120.000,- #huvt.) Dari segi terjemahan, oke banget, namun sayang ada typo yang cukup mengganggu. Nggak banyak sih, cuma ya ada, dan intensitasnya semakin bertambah di bagian belakang-belakang buku. Kesalahan yang cukup fatal itu sih pas salah nulis nama direwolf di halaman 874. Di sana tertulis "Grey Wind" nama serigala Robb, padahal yang dibahas adalah "Ghost" serigalanya Jon. Oh ya satu lagi... glosariumnya nggak membantu sama sekali. Nggak usah disertakan juga tidak ada masalah bagi saya, kecuali kalau memang diberikan penjelasan istilah yang lebih oke daripada sekadar menerjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.
Selebihnya, saya suka. Tolong edisi kedua segera diterbitkan :D saya nggak mau nonton seriesnya dan nggak mau ketinggalan cerita juga :D terlebih lagi, nggak rela kena spoileran T-T
Serialnya bagus:v apalagi pas udh s6
ReplyDelete