Eleanor & Park

Judul : Eleanor & Park
Pengarang : Rainbow Rowell
Penerjemah : Sofi Damayanti
Editor : Maya Lestari
Penerbit : PT Ufuk Publishing House (Phoenix)
Cetakan : Pertama, November 2013
ISBN: 9786027689497
Tebal : 420 Halaman
Rating : 2 dari 5



Eleanor, seorang gadis gendut yang sebenarnya tidak segendut yang dia pikirkan, rambut merah yang sedikit berantakan, pakaian yang dikenakannya nggak pas, entah kedodoran, atau itu sebenarnya kemeja yang cocok dipakai untuk anak laki-laki, atau aksesoris yang tidak pas, adalah anak baru di sekolahnya. Tentu saja, dengan tampilannya seperti ini, Eleanor menjadi gadis yang terbully.

Eleanor tengah memikirkan kemungkinan yang bisa dipikirkannya untuk pulang: dia bisa jalan kaki, tapi dia belum tahu alamat barunya. Dia bisa menelepon ibunya meminta jemput, tapi sang ibu tidak punya kendaraan bahkan telepon. Tapi toh pada akhirnya dia mencoret semua daftar kemungkinan itu dan memutuskan untuk naik bus sekolah, dan menerima nasibnya untuk bertemu dengan anak-anak yang membencinya. Seorang anak perempuan rambut merah (namanya Tina) dan pacarnya (Steve). Tapi cowok Asia yang duduk di sampingnya itu..., entah apakah dia membenci Eleanor juga atau tidak.

Namanya Park, seorang anak blasteran Korea. Tubuhnya tidak terlalu tinggi, tapi dia cukup populer karena pernah berpacaran dengan Tina sewaktu SMP. Mau tidak mau dia mempersilakan Eleanor untuk duduk di sampingnya karena selama ini Park duduk dua bangku sendirian, dan karena tidak ada tempat lain di sana yang kosong selain tempatnya. Selang beberapa lama, Park menyadari bahwa Eleanor ikut membaca komik yang dibawanya, meskipun tidak ada obrolan apapun di antara kedua orang ini.

Lalu Park justru malah meletakkan beberapa komiknya di bangku untuk Eleanor bawa dan baca, dan keesokan harinya dia kembalikan. Tidak hanya itu juga, kaset rekaman lagunya pun dipinjamkannya, bahkan si Park rela merekamkan lagu-lagu kesukannya. Tetapi Eleanor menolak, dia bilang dia tidak punya walkman untuk mendengarkan lagu. Dan Park pada akhirnya juga meminjamkan walkman miliknya. 

Dari hubungan absurd yang terjadi selama pergi dan pulang ke sekolah itulah akhinya keduanya jatuh cinta. 

Konflik yang sebenarnya terjadi pada Eleanor adalah, bahwa dia tinggal dengan ayah tirinya yang kejam. Ibunya sangat cantik, namun mempunyai banyak anak (Eleanor, Ben, Maissie, dan Mouse), setelah berpisah dengan ayahnya, menikah lagi dengan Richie (anaknya nambah satu, bayi dua tahun bernama Richie Junior). Richie benar-benar jahat, Eleanor membencinya. Dan keluarga mereka bisa dibilang miskin. Rumahnya (yang adalah rumah Richie) hanya memiliki dua buah kamar, jadi Eleanor tinggal satu kamar dengan semua adiknya. Tidak ada telepon, dan kamar mandi hanya satu yang tidak memiliki pintu. Eleanor harus bangun sangat pagi untuk mandi dan mandi sore sebelum Richie pulang.

Sebelum berada di tempat ini, Eleanor tinggal selama setahun di rumah teman ibunya, sesaat setelah pertengkaran hebat terjadi antara Richie dan ibunya, dan Eleanor dibuang dari rumahnya. Dan setahun bukan waktu yang singkat untuk menampung seorang anak yang bahkan tidurnya di ruang tamu. Itulah kisah kepindahan Eleanor ke tempat itu.

Sementara Park, ayahnya tentara, yang jatuh cinta dengan seorang gadis Korea. Setelah menikah ayah Park membawa istrinya untuk pergi ke Omaha. Keluarga Park benar-benar harmonis, dengan kedua anak mereka, Park dan Josh adiknya. Kakek dan nenek Park tinggal tidak jauh dari rumah mereka.

Hubungan Park dan Eleanor secara resmi diumumkan setelah Park terlibat perkelahian dengan Steve yang mengganggu Eleanor. Keduanya mendapatkan skors dari sekolah, tapi toh pada akhirnya semua orang tahu bahwa mereka pacaran. Tapi itu tidak menyurutkan gangguan yang diterima Eleanor. Pada mulanya ibu Park tidak setuju anaknya berhubungan dengan gadis aneh dari keluarga bermasalah macam Eleanor. Namun, setelah berdiskusi dengan ayahnya, akhirnya keluarga Eleanor setuju saja, bahkan menerima gadis itu main ke rumahnya bahkan mengundang makan malam bersama. Eleanor mengatakan kepada ibunya bahwa dia main ke rumah Tina, padahal ya ke rumah Park.

Suatu hari, hubungan mereka terbongkar saat Richie mengetahuinya. Eleanor menjadi buronan ayah tirinya, dan Eleanor tahu bahwa ayahnya itu tidak segan-segan untuk membunuhnya. Kelanjutannya, baca saja sendiri ya.

***

Sebenarnya ceritanya manis, menarik. Tapi sayang sekali, kualitas terjemahan yang buruk membuat saya tidak menikmati membaca buku ini. Banyak sekali typo, kesalahan tanda baca, dan kesalahan penulisan. Sebagai seorang pembaca yang perfeksionis, tentu saja ini amat sangat mengganggu. Kalau mungkin ada satu dua typo, barangkali penulis atau editornya yang khilaf, tapi kalau tidak paham dengan preposisi..., well. *angkat tangan*

Beberapa kesalahan yang saya ingat (semoga bisa menjadi pembelajaran, wajar kan kalau penikmat novel mau yang terbaik dari bacaan yang sudah dia relakan uang jajannya keluar untuk beli bukunya?):

  • Kemana, seharusnya ke mana. Dimana, seharusnya di mana. Ke mari, justru seharusnya kemari.
  • Lagipula, seharusnya ditulis lagi pula.
  • Nafas, seharusnya napas.
  • Partikel -pun itu juga harusnya belajar lagi yang mana yang dipisah, mana yang nggak.
  • Kebanyakan pakai kata ganti "dia" sampai bingung, dia itu yang dimaksud Eleanor atau Park.


0 komentar:

Post a Comment

Recent Quotes

"Suatu ketika, kehidupanmu lebih berkisar soal warisanmu kepada anak-anakmu, dibanding apa pun." ~ Dawai-Dawai Ajaib Frankie Presto

Setting

Indonesia (40) Amerika (17) Inggris (11) Jepang (5) Perancis (4) Norwegia (3) Spanyol (3) Belanda (2) Irlandia (2) Korea (2) Saudi Arabia (2) Yunani (2) Australia (1) Fiji (1) Italia (1) Mesir (1) Persia (1) Swedia (1) Switzerland (1) Uruguay (1) Yugoslavia (1)

Authors

Jostein Gaarder (7) Paulo Coelho (6) Mitch Albom (4) Sabrina Jeffries (4) Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie (4) Colleen Hoover (3) Ilana Tan (3) John Green (3) Prisca Primasari (3) Annisa Ihsani (2) Cecelia Ahern (2) John Grisham (2) Miranda Malonka (2) Seplia (2) Sibel Eraslan (2) Suarcani (2) Adara Kirana (1) Adityayoga & Zinnia (1) Ainun Nufus (1) Aiu Ahra (1) Akiyoshi Rikako (1) Alice Clayton (1) Alicia Lidwina (1) Anggun Prameswari (1) Anna Anderson (1) Asri Tahir (1) Astrid Zeng (1) Ayu Utami (1) Charles Dickens (1) Christina Tirta (1) David Levithan (1) Deasylawati (1) Dee Lestari (1) Desi Puspitasari (1) Dewi Kharisma Michellia (1) Dy Lunaly (1) Dya Ragil (1) Elvira Natali (1) Emily Bronte (1) Emma Grace (1) Erlin Natawiria (1) Esi Lahur (1) Fakhrisina Amalia (1) Ferdiriva Hamzah (1) Frances Hodgson Burnett (1) Fredrick Backman (1) G.R.R. Marten (1) Gina Gabrielle (1) Haqi Achmad (1) Harper Lee (1) Hendri F Isnaeni (1) Ifa Avianty (1) Ika Natassa (1) Ika Noorharini (1) Ika Vihara (1) Indah Hanaco (1) JK Rowling (1) James Dashner (1) John Steinbeck (1) Jonathan Stroud (1) Kang Abik (1) Katherine Rundell (1) Korrie Layun Rampan (1) Kristi Jo (1) Kyung Sook Shin (1) Lala Bohang (1) Laura Lee Guhrke (1) Lauren Myracle (1) Maggie Tiojakin (1) Marfuah Panji Astuti (1) Mario F Lawi (1) Mark Twain (1) Maureen Johnson (1) Mayang Aeni (1) Najib Mahfudz (1) Nicholas Sparks (1) Novellina (1) Okky Madasari (1) Orizuka (1) Peer Holm Jørgensen (1) Pelangi Tri Saki (1) Primadonna Angela (1) Puthut EA (1) Rachel Cohn (1) Rainbow Rowell (1) Ratih Kumala (1) Rio Haminoto. Gramata (1) Rio Johan (1) Shinta Yanirma (1) Silvarani (1) Sisimaya (1) Sue Monk Kidd (1) Sylvee Astri (1) Tasaro GK (1) Thomas Meehan (1) Tia Widiana (1) Trini (1) Vira Safitri (1) Voltaire (1) Winna Efendi (1) Yuni Tisna (1)