Judul : The Notebook
Pengarang : Nicholas Sparks
Penerjemah : Kathleen S.W
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 9786020306490
Tebal : 255 halaman
Rating : 2 dari 5
Blurb:
Sekembalinya dari medan perang, Noah Calhoun yang berusia 31 tahun senantiasa dihantui bayang-bayang gadis cantik yang dikenalnya empat belas tahun silam, dan amat dicintainya. Walau mereka tak pernah bertemu lagi, Noah merasa puas hidup dengan kenangan masa lalunya... namun tanpa terduga gadis itu kembali ke kotanya, untuk menemuinya sekali lagi.
Allie Nelson, 29 tahun, kini sudah bertunangan dengan pria lain, namun ia menyadari bahwa cintanya pada Noah tak pernah pudar ditelan waktu. Tapi dunia mereka begitu berbeda. Menghadapi pernikahannya yang tinggal beberapa minggu lagi, Allie dipaksa untuk mempertanyakan, apa sebenarnya harapan-harapan dan impiannya untuk masa depan, dan dengan siapakah ia ingin menjalani masa depan itu.
Di sebuah panti jompo, seorang laki-laki tua membacakan cerita dari buku catatannya kepada wanita tua lainnya. Di situ diceritakan tentang kisah seorang pemuda bernama Noah Calhoun, yang jatuh cinta kepada seorang gadis bernama Allie Nelson, setelah pertemuan mereka selepas festival. Seorang teman Noah, Fin, menyebutkan bahwa gadis itu sedang melewatkan musim panas di New Bern bersama keluarganya. Mereka kemudian bertemu lagi, dan lagi, hingga keduanya tidak dapat dipisahkan.
Sekembalinya dari medan perang, Noah Calhoun yang berusia 31 tahun senantiasa dihantui bayang-bayang gadis cantik yang dikenalnya empat belas tahun silam, dan amat dicintainya. Walau mereka tak pernah bertemu lagi, Noah merasa puas hidup dengan kenangan masa lalunya... namun tanpa terduga gadis itu kembali ke kotanya, untuk menemuinya sekali lagi.
Allie Nelson, 29 tahun, kini sudah bertunangan dengan pria lain, namun ia menyadari bahwa cintanya pada Noah tak pernah pudar ditelan waktu. Tapi dunia mereka begitu berbeda. Menghadapi pernikahannya yang tinggal beberapa minggu lagi, Allie dipaksa untuk mempertanyakan, apa sebenarnya harapan-harapan dan impiannya untuk masa depan, dan dengan siapakah ia ingin menjalani masa depan itu.
***
Di sebuah panti jompo, seorang laki-laki tua membacakan cerita dari buku catatannya kepada wanita tua lainnya. Di situ diceritakan tentang kisah seorang pemuda bernama Noah Calhoun, yang jatuh cinta kepada seorang gadis bernama Allie Nelson, setelah pertemuan mereka selepas festival. Seorang teman Noah, Fin, menyebutkan bahwa gadis itu sedang melewatkan musim panas di New Bern bersama keluarganya. Mereka kemudian bertemu lagi, dan lagi, hingga keduanya tidak dapat dipisahkan.
Bukannya orangtua Allie tidak suka pada Noah, namun karena Noah bukan berasal dari kalangan mereka--terlalu miskin--sehingga mereka tidak akan pernah setuju dengan hubungan mereka. Dan ketika musim panas selesai, Allie tidak memiliki alasan untuk tidak kembali kepada orangtuanya, dia mengatakan bahwa hubungan mereka tidak akan pernah selesai. Namun, untuk alasan yang tidak diketahui, surat-surat Noah tidak pernah mendapatkan balasan.
Untuk alasan melupakan hubungannya dengan Allie, Noah memutuskan untuk pergi dari New Bern. Mula-mula ia pergi ke Norfolk dan bekerja di galangan kapal selama enam bulan, lalu pindah ke New Jersey. Ia akhirnya menemukan pekerjaan di tempat pembuangan barang-barang bekas milik Tuan Goldman. Noah bekerja untuk Goldman cukup lama, semakin lama sehingga Noah dipromosikan. Ia menjadi perantara bisnis, serta membawahi tiga puluh staff. Selama bertahun-tahun pula Noah tidak dapat melupakan cinta pertamanya.
Saat berumur dua puluh enam tahun, perang meletus dan Noah bermaksud ikut mendaftarkan dirinya untuk perang. Saat berpamitan dengan Goldman, ia diberikan aset atas perusahaannya. Selama tiga tahun, Noah menjadi tentara menjelajahi Afrika dan hutan-hutan Eropa karena kesatuannya hampir selalu terlibat dalam peperangan. Setelah perang berakhir, dia mendapatkan sebuah surat dari pengacara yang mewakili Goldman. Ia diberitahu bahwa Goldman sudah meninggal dan Noah mendapatkan banyak sekali uang dari hasil usaha yang dimiliki pria tersebut.
Noah kembali ke New Bern untuk membeli rumah baru baginya dan ayahnya. Rumah tersebut adalah kediaman yang pernah ditinggali oleh keluarga Allie sebelum mereka pindah. Tak lama kemudian ayahnya meninggal.
Allie telah bertunangan dengan Lon, seorang pengacara gagah dan mapan. Pernikahan mereka sudah diambang mata. Namun, ada sesuatu yang membuat Allie kembali mengingat Noah, yaitu ada wajah Noah yang menghiasi gambar Noah, mengabarkan kalau pria itu telah merenovasi rumah mereka di New Bern. Allie memutuskan bahwa semuanya harus diselesaikan, dia harus bertemu Noah. Atas alasan ingin berlibur sejenak dari persiapan pernikahan, Allie pergi ke New Bern. Dan di sanalah dia bertemu kembali dengan Noah.
Namun ketika pertemuan itu kembali terjadi, bibit-bibit cinta di antara keduanya ternyata tidaklah padam. Noah dan Allie justru melanjutkan kembali hubungan terlarang mereka. Ann Nelson rupanya menyadari ada sesuatu yang tidak benar dalam perjalanan Allie kembali ke New Bern. Dia mendatangi rumah Noah dan menemukan anaknya di sana. Seketika itu juga terbongkarlah bahwa selama itu, ibunya yang menyembunyikan surat Noah hingga tidak sampai ke tangan Allie. Ibunya juga memperingatkan bahwa Lon curiga dengan Allie dan sudah mengikutinya hingga tempat ini. Ibunya meminta anaknya untuk kembali pulang. Namun, satu pesan ibunya pada Allie adalah agar Allie mengikuti kata hatinya dalam mengambil keputusan.
Kembali ke masa kini, ternyata yang diceritakan oleh kakek tua tersebut adalah kisahnya sendiri. Dia adalah Noah Calhoun yang ada di dalam cerita. Dan nenek yang diceritakan itu adalah...? Ya kau bisa menebaknya sendiri :p
Allie mengalami penyakit demensia yang menyebabkan dia hilang ingatan. Ingatannya setiap hari hilang, dan setiap hari itulah dengan setia Noah menceritakan kisah itu, tanpa mengatakan bahwa mereka berdua adalah tokoh yang tengah dia kisahkan.
***
Sebenarnya, ceritanya cukup menarik. Tapi, hmmm, apa ya..., not my cup of tea. Kemanisan dan kebanyakan. Seperti puding dengan terlalu banyak gula dan vla, ditambah cokelat. Ada kacang almondnya, bikin sesekali merasakan "krenyes", tapi sebatas itu doang. Dan pada akhirnya nggak bisa dinikmati dengan benar-benar nikmat. Mudah-mudahan nggak kapok baca cerita Nicholas Park yang lainnya.
0 komentar:
Post a Comment