Fortunately, The Milk

Judul : Fortunately, The Milk

Pengarang : Neil Gaiman

Penerjemah : Djokolelono

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

ISBN: 9786020312255

Tebal : 128 Halaman

Rating : 4 dari 5

Cerita ini sebenarnya sederhana sekali, kisah tentang anak-anak yang ditinggal ibunya ke luar kota untuk sebuah urusan, dan mereka harus bersabar diasuh oleh ayah. Hanya ada jus jeruk, tak ada lainnya yang bisa digunakan untuk campuran sereal. Ibunya sudah berpesan ini-itu kepada ayahnya, tentang semua keperluan yang dibutuhkan selama pergi. Tapi, hari ini susunya habis. Singkat cerita, ayahnya pergi ke toko pojok untuk membeli susu.

Tapi, bagi mereka, kepergian itu tidak singkat, lama sekali karena mereka sudah lapar. Lalu ayahnya datang. Si ayah, supaya anak-anaknya tidak kecewa, lalu mengarang sebuah cerita yang benar-benar mendebarkan. Si ayah dihisap piring terbang milik alien, melarikan diri lewat pintu terlarang, terdampar di kapal bajak laut, diserbu piranha, lalu ditolong Prof. Stegosaurus dan bersama profesor ini, mengalami petualangan yang mendebarkan. Intinya adalah, bagaimana ayah berusaha menyelamatkan susu milik anak-anaknya itu supaya selamat sampai rumah.

Di akhir cerita--yeah, dari awal juga seharusnya sudah tahu--rupanya petualangan itu hanyalah ada di dalam daya khayal ayahnya saja. Petualangan bersama balon udara, adalah imajinasi ayah ketika melihat gambar balon udara di kalender, dinosaurus dari mainan anak-anaknya yang ada di dapur, gambar gunung meletus yang dibuat oleh anak sulungnya yang ditempel di dekat kulkas.

Oh ayah, ayah memang terlambat, entah karena bertemu teman lalu mengobrol sampai lupa waktu. Tapi ayah brilian, bisa merangkai cerita petualangan di mana si sulung dan bungsu bisa menyimak dan ikut bersama alur cerita yang dikarang oleh ayah. Keren banget. Mau dong anak-anak saya kelak punya ayah seperti ini, di bagian pandai mendongengnya saja sih ya :D teledornya sih jangan =))

Dari sisi cerita dan tampilan, buku ini menarik sekali. Banyak ilustrasi dan gambar di dalamnya. Buat yang biasa baca novel polosan agak kaget sih memang, tapi kan sesuai saja, cerita ini untuk semua usia, terlebih lagi sangat cocok dikonsumsi oleh anak-anak. Bisa membuat mengingat kembali kisah masa kecil di mana suka baca dan dengar kisah dongeng-dongeng. Ya mungkin dongengnya nggak seekstrem ini (wajar sih, kan dongeng di sini dipaparkan pakai sudut pandang "ayah" yang notabene laki-laki. Kalau ceritanya macam Cinderella atau putri-putrian, justru malah tidak pas.)

Bintang 4, suka sekali. Bacanya bahkan ngga sampai berjam-jam.