Judul : Sang Raja Jin
Penulis : Irving Karchmar
Penerjemah : Tri Wibowo BS
Penerbit : PT Mizan Pustaka
Tebal Buku : 305 Halaman
ISBN : 9786029255195
Rating : 3 dari 5
(Q.S. Adz-Dzaariyat : 56)
"Manusia mungkin menyembah Tuhan dengan perbuatan dan ucapan, tapi mereka jarang melakukannya, sedangkan kami yang ingin melakukannya, tidak bisa seperti itu. Kami telah diusir dari surga-Nya. Kami dicampakkan. Tapi lubuk jiwa kami masih mengingat kemegahan matahari yang tak pernah tenggelam!"
(Halaman 276)
Novel ini menceritakan tentang seorang pemuda bernama Ishaq, seorang mahasiswa filsafat yang tertarik mendalami sufi. Ia bertemu dengan gurunya yang dipanggil Syaikh Guru, dan berbaiat untuk bergabung dalam tarekat sufi. Suatu ketika Ishaq bersama Syaikh pergi ke pasar, dan di sana mereka bertemu dengan seorang Faqir. Ishaq diramal oleh Faqir tersebut bahwa dia akan melakukan perjalanan panjang.
Suatu hari ada sekelompok tamu yang mengunjungi rumah Syaikh. Mereka terdiri dari tiga orang, seorang profesor bernama Solomon Freeman, Direktur Departemen Peninggalan Purbakala di Universitas Jerusalem. Ia adalah seorang murid syaikh saat berkuliah di Oxford bertahun-tahun yang lalu. Lalu ada wanita muda bernama Rebecca, putri Profesor Freeman, dan satu orang lagi, Kapten Aaron Simach. Kedatangan mereka adalah untuk mengonsultasikan penemuan purbakala yang ditemukan oleh Kapten Simach saat terjebak di badai pasir. Mereka membawa sebuah artefak berusia ribuan tahun mengenai Nabi Sulaiman, dan ada pula lembaran papirus yang menunjukkan di mana letak cincin Nabi Sulaiman berada.
Syaikh meminta Profesor Solomon Freeman, Rebecca, Kapten Simach, berserta ketiga murid beliau yakni Ali, Rami, dan Ishaq, yang di sini berperan sebagai juru tulis, untuk berangkat guna memecahkan misteri yang baru saja terungkap kembali setelah ribuan tahun tersembunyi. Mereka diminta untuk tidak membuang-buang waktu untuk pergi ke padang pasir, dan menemukan Cincin Sulaiman. Sebelum rombongan ini memulai perjalanan, ada seorang Faqir yang memiliki berbagai macam julukan yaitu pengembara miskin (yang dia adalah faqir pengemis yang ditemui Ishaq saat berada di pasar dahulu), ada pula yang memberinya julukan Jasus al Qulub atau mata-mata hati, karena Faqir ini mampu mengetahui apa yang tersembunyi di dalam hati. Faqir akan menuntun mereka semua ke dalam perjalanan.
Setelah melalui perjalanan di dalam gurun, mereka terjebak di dalam badai pasir yang membuat mereka terpisah. Ali dan Rami masuk ke dalam sumur yang menghubungkan dunia dengan alam lain, sementara Profesor dan Rebecca terluka dan terpisah dari Ishaq. Pemandu mereka si Faqir ternyata berubah wujud menjadi sosoknya yang asli. Ishaq menempuh perjalanan pulang seorang diri, meskipun dibayang-bayangi oleh rasa penyesalan karena tidak mencari dan berusaha menyelamatkan Profesor Freeman dan Rebecca, juga takut akan keselamatan dua orang temannya sesama kaum darwis. Ishaq kemudian bertemu dengan Syekh, juga seseorang lainnya, teman Syekh yang usianya jauh lebih tua. Mereka kembali ke padang pasir untuk menuntaskan misi mereka, bertemu dengan Baalzeboul, sang raja jin.
Sebenarnya cerita ini cukup menarik. Namun karena biasnya fakta ataukah justru ini hanyalah cerita fiksi fantasi membuat saya bingung bagian mana yang masuk ke dalam ranah fiksi mana yang benar-benar fakta (dan bisa dibuktikan secara ilmiah kebenarannya). Anggaplah ini hanya bagian dari cerita fantasi, sebenarnya cukup unik, mengambil kisah dari para kaum sufi Qalandar yang rupanya cukup terkenal (saya saja yang kudet dan baru tahu ada tarekat semacam ini). Saya baca di Geography of Bliss, bahkan ada menukil sedikit tentang kaum sufi ini sendiri. Saya tidak berani berkomentar terlalu banyak tentang kelompok tarekat ini, karena memang keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang saya miliki.
Cukup seru, meskipun memang ada bagian-bagian yang membosankan. Tapi agaknya, iklan di sampulnya yang menyebutkan bahwa novel ini lebih hebat dari Da Vinci Code, itu terlalu berlebihan, kalau boleh saya katakan dengan jujur. Tapi, banyak sekali makna kehidupan yang bisa diambil dalam novel ini terutama bagi muslim seperti saya. Saya ada menuliskannya secara khusus di blog saya pribadi, tentang sebuah cuplikan dari novel ini. Judulnya Kisah Faqir dan Penjahat. Ini setidaknya bisa menjawab tanya tentang KeMahaEsaan Allah swt dalam berkehendak. Saya tidak tahu apakah bersumber dari hadits atau tidak kisah tersebut, tapi tentu saja ada hikmah yang terkandung di dalamnya yang bisa dipetik dan dipelajari siapa saja.
Satu lagi nilai plusnya, di setiap awal bab diberikan kata mutiara penuh hikmah dari berbagai macam sumber.
0 komentar:
Post a Comment