Kutipan Novel Dunia Maya karya Jostein Gaarder





Halo, saya hadir kembali untuk memberikan kutipan-kutipan keren dari novel karya Jostein Gaarder yang judulnya Dunia Maya. Saking banyaknya kalimat-kalimat yang berkesan, yang saya tuliskan di sini banyak sekali, hehehe ....

Selamat menyimak ya.

Sekian ratus juta tahun telah berlalu sejak amfibi pertama mulai merangkak di daratan, sampai akhirnya muncul makhluk hidup di planet ini yang dapat menceritakan kejadian tersebut. Baru sekaranglah kita dapat menulis kata pengantar bagi sejarah manusia lama setelah sejarah itu terjadi. Ini seperti ular yang menggigit ekornya sendiri. Mungkin hal ini juga berlaku untuk semua proses kreatif. ---halaman 20

Tepuk tangan bagi Big Bang baru terdengar lima belas milyar tahun setelah ledakan itu terjadi. ---halaman 20

"Adakah langkah yang bisa kita ambil berdua untuk berdamai dengan singkatnya kehidupan?" ---halaman 24

Kita tidak lagi hidup dari tangan ke mulut. Zaman surgawi telah berlalu. ---halaman 29

Dia yang terakhir melihat, akan melihat yang terbaik. ---halaman 40

Evolusi lebih mirip semak-semak dan kembang kol daripada garis-garis maupun batang pohon. ---halaman 44

Aku adalah mata rantai terakhir dalam sebuah rantai pembelahan sel yang tidak terputuskan, mata rantai terakhir dari proses-proses biokimia yang kurang lebih telah diketahui, dan—dalam analisis terakhir—mata rantai terakhir dari biologi molekuler. Aku tersadar bahwa pada dasarnya, aku tidaklah berbeda dari organisme-organisme sederhana bersel satu yang merupakan nenek moyangku yang paling pertama. Singkatnya, aku tidaklah lebih dari sebuah koloni sel—dengan satu perbedaan penting bahwa sel-sel milikku lebih saling menyatu dibandingkan sel-sel yang terdapat dalam kultur bakteri, sel-selku lebih berbeda dan karenanya mampu melakukan pembagian tanggung jawab yang lebih radikal. ---halaman 50

Jika ada satu saja mutasi yang fatal dalam sebuah pembelahan sel bakteri tertentu dua atau tiga milyar tahun yang lalu, aku tidak akan pernah melihat dunia ini. ---halaman 52

Karena, telah jelas diketahui bahwa ketidakmampuan memiliki anak tidak pernah dapat diturunkan. ---halaman 53

Hanya mereka yang mampu memiliki anaklah yang dapat mengimpikan memiliki cucu, dan tanpa cucu, seseorang tidak dapat menjadi seorang nenek buyut atau kakek buyut. ---halaman 53

Ketika kita mati—saat adegan-adegan telah terekam dalam pita seluloid dan dekor telah dilepas dan dibakar—kita adalah arwah dalam ingatan keturunan kita. Kemudian kita adalah hantu, Sayangku, kemudian kita adalah mitos. Tetapi, kita masih bersama, kita masih merupakan masa lalu yang bersama, kita adalah masa lalu yang jauh. Di balik kubah masa lalu yang misterius, aku masih mendengar suaramu. ---halaman 59

Hidup ini bagaikan sebuah permainan, pikirku, semua ini hanyalah sepotong gula-gula. ---halaman 61

Selain hasrat mencari "yang terakhir" dan "yang hilang", kita semua memiliki keinginan tidak sehat untuk menjadi "yang pertama". ---halaman 63

"Kita melahirkan dan dilahirkan oleh sebuah jiwa yang tak kita kenal. Ketika teka-teki itu berdiri pada kedua kakinya tanpa dapat terpecahkan, itulah giliran kita. Ketika impian mencubit lengannya sendiri tanpa terbangun, itulah kita. Karena kita adalah teka-teki yang tak teterka siapa pun. Kita adalah dongeng yang terperangkap dalam khayalannya sendiri. Kita adalah apa yang terus berjalan tanpa pernah tiba pada pengertian ...." ---halaman 69

Kita adalah karya seni tak bercacat yang penciptaannya membutuhkan waktu bermiliar-miliar tahun. Tetapi, kita terbentuk dari bahan-bahan yang sangat-sangat murah. ---halaman 78

Kita adalah berlian-berlian kegeniusan di dalam jam pasir. ---halaman 78

Diperlukan waktu bermiliar-miliar tahun untuk menciptakan seorang manusia. Dan diperlukan hanya beberapa detik untuk mati. ---halaman 79

Jika tiada satu pun keberadaan, tak seorang pun akan mendambakan apa pun. ---halaman 82

Beri saya satu planet hidup, dan dengan senang hati akan segera saya tunjukkan segerombolan penuh lensa hidup. Dan tunggu saja, dalam sekejap, kita akan menatap jiwa-jiwa sadar yang memiliki kemampuan untuk menjelaskan dirinya sendiri. ---halaman 94

Alam semesta ini berusaha untuk memahami dirinya sendiri, dan mata yang meneliti alam semesta adalah mata milik alam semesta itu sendiri. ---halaman 94

Apakah tujuan dari pertunjukan kembang api yang begitu meriah itu? Tetapi kini dapat saya katakan bahwa alasan dari Big Bang adalah agar kita dapat duduk di sini dan berpkir ke belakang mengenainya. ---halaman 98

Tetapi, apa jawaban sang katak terhadap pertanyaan eksistensialis Jerman Paul Sartre? Katak akan tetap menjadi katak. Saya tidak dapat melihat mengapa itu harus lebih tidak berarti dibandingkan manusia menjadi manusia. Jika Big Bang tidak pernah terjadi, segalanya akan menjadi hampa dan tak berarti. Tentunya kehampaan ini hanya untuk kehampaan itu sendiri, dan kehampaan itu akan lebih tidak menyadari ketiadaan arti ini dibandingkan dengan katak dan salamander. ---halaman 99

Manusia mungkin adalah satu-satunya makhluk hidup di seluruh alam semesta yang memiliki kesadaran akan alam semesta. Maka, melindungi lingkungan hidup di planet ini bukanlah hanya sebuah tanggung jawab global, tetapi merupakan tanggung jawab kosmos. ---halaman 101

Hanya karena sebuah jawaban tidak dapat dijangkau, bukan berarti jawaban itu tidak ada. ---halaman 105

Jika tuhan memang ada, tidak hanya ia ulung meninggalkan jejak. Lebih dari segalanya, ia ahli menyembunyikan diri. Dan dunia bukanlah sesuatu yang pandai bercerita. Langit masih menjaga rahasia mereka. Tidak banyak desas-desus yang beredar di antara bintang-bintang ...." ---halaman 106

Prasangka yang paling berbahaya terkadang tertanam begitu dalam sehingga engkau tidak dapat melihatnya. ---halaman 116

Keseimbangan kekuatan antara kesadaran universal yang serupa adalah sesuatu yang labil, suatu keseimbangan terorisme kosmos yang menyebabkan perdebatan kecil kita ini akan memudar menjadi tak berarti. ---halaman 120

Yang paling menggangguku bukanlah pendeknya hidup. Bahkan aku pun memerlukan istirahat, dengan sedikit tidur, karena terus terang aku merasa sedikit lelah bahkan sekarang. Yang membuatku kesal adalah bahwa aku tidak akan pernah diizinkan kembali setelah istirahat itu—kembali ke realitas. ---halaman 129

Karena ada beberapa hal tak terbantahkan yang mengungkapkan fakta bahwa pada prinsipnya, kami tidaklah mungkin memahami lebih banyak daripada yang kami mengerti. ---halaman 130

Ada sebuah dunia. Dari segi probabilitas, hal ini nyaris mustahil. Akan jauh lebih mungkin jika, secara kebetulan, tidak ada apa pun. Dengan begitu, setidaknya tak ada satu orang pun yang akan menanyakan mengapa tidak ada apa pun. ---halaman 133

Tetapi, jika penciptaan kehidupan di Bumi ini memang tidak lebih dari sebuah kebetulan yang gila, semakin tidak masuk akal untuk mempertahankan kebetulan gila yang sama itu sebagai suatu prinsip kosmos. ---halaman 175

Ada sesuatu di balik dunia ini. Di sini kita hanyalah ruh yang melayang-layang dalam peralihan. ---halaman 183

Ada sebuah kenyataan lain di balik kenyataan yang kita saksikan ini. Ketika saya mati, saya tidak akan mati. Anda semua akan meyakini bahwa saya telah mati, tetapi saya tidak mati. Tidak lama lagi kita akan bertemu kembali di sebuah tempat lain. ---halaman 183

Sejarah adalah ruh dunia yang berbicara kepada dirinya sendiri. Ia juga melakukan hal itu di masa lalu walaupun saat itu ia masih bingung. Saat itu, ia baru saja terbangun. ---halaman 194

Pernahkah engkau memikirkan bahwa mobil yang kita kendarai berjalan dengan darah zaman Kapur di dalam tangkinya? ---halaman 195

Tetapi, peralihan dari tawa menjadi tangis sungguh merupakan sebuah perjalanan yang pendek, karena kebahagiaan sama rapuhnya dengan gelas. ---halaman 271

Takdir tidak akan membiarkan dirinya diubah. Takdir hanyalah sebuah bayang-bayang dari kenyataan. ---halaman 302

Bahkan sebuah pandangan ke belakang adalah bagian dari kebijaksanaan. Terkadang memang bijaksana untuk melihat kembali ke belakang. Toh sesungguhnya, diri kita terbentuk dari masa lalu kita daripada masa depan kita. Bagiku, kesadaran adalah sebuah bagian yang lebih esensial dalam hakikat alam semesta dibandingkan semua bintang dan komet dikumpulkan menjadi satu. ---halaman 331

Lebih mudah mencintai seseorang yang selalu berada di luar jangkauan kita dibandingkan seseorang yang darinya kita tidak dapat melarikan diri. ---halaman 351

0 komentar:

Post a Comment

Recent Quotes

"Suatu ketika, kehidupanmu lebih berkisar soal warisanmu kepada anak-anakmu, dibanding apa pun." ~ Dawai-Dawai Ajaib Frankie Presto

Setting

Indonesia (40) Amerika (17) Inggris (11) Jepang (5) Perancis (4) Norwegia (3) Spanyol (3) Belanda (2) Irlandia (2) Korea (2) Saudi Arabia (2) Yunani (2) Australia (1) Fiji (1) Italia (1) Mesir (1) Persia (1) Swedia (1) Switzerland (1) Uruguay (1) Yugoslavia (1)

Authors

Jostein Gaarder (7) Paulo Coelho (6) Mitch Albom (4) Sabrina Jeffries (4) Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie (4) Colleen Hoover (3) Ilana Tan (3) John Green (3) Prisca Primasari (3) Annisa Ihsani (2) Cecelia Ahern (2) John Grisham (2) Miranda Malonka (2) Seplia (2) Sibel Eraslan (2) Suarcani (2) Adara Kirana (1) Adityayoga & Zinnia (1) Ainun Nufus (1) Aiu Ahra (1) Akiyoshi Rikako (1) Alice Clayton (1) Alicia Lidwina (1) Anggun Prameswari (1) Anna Anderson (1) Asri Tahir (1) Astrid Zeng (1) Ayu Utami (1) Charles Dickens (1) Christina Tirta (1) David Levithan (1) Deasylawati (1) Dee Lestari (1) Desi Puspitasari (1) Dewi Kharisma Michellia (1) Dy Lunaly (1) Dya Ragil (1) Elvira Natali (1) Emily Bronte (1) Emma Grace (1) Erlin Natawiria (1) Esi Lahur (1) Fakhrisina Amalia (1) Ferdiriva Hamzah (1) Frances Hodgson Burnett (1) Fredrick Backman (1) G.R.R. Marten (1) Gina Gabrielle (1) Haqi Achmad (1) Harper Lee (1) Hendri F Isnaeni (1) Ifa Avianty (1) Ika Natassa (1) Ika Noorharini (1) Ika Vihara (1) Indah Hanaco (1) JK Rowling (1) James Dashner (1) John Steinbeck (1) Jonathan Stroud (1) Kang Abik (1) Katherine Rundell (1) Korrie Layun Rampan (1) Kristi Jo (1) Kyung Sook Shin (1) Lala Bohang (1) Laura Lee Guhrke (1) Lauren Myracle (1) Maggie Tiojakin (1) Marfuah Panji Astuti (1) Mario F Lawi (1) Mark Twain (1) Maureen Johnson (1) Mayang Aeni (1) Najib Mahfudz (1) Nicholas Sparks (1) Novellina (1) Okky Madasari (1) Orizuka (1) Peer Holm Jørgensen (1) Pelangi Tri Saki (1) Primadonna Angela (1) Puthut EA (1) Rachel Cohn (1) Rainbow Rowell (1) Ratih Kumala (1) Rio Haminoto. Gramata (1) Rio Johan (1) Shinta Yanirma (1) Silvarani (1) Sisimaya (1) Sue Monk Kidd (1) Sylvee Astri (1) Tasaro GK (1) Thomas Meehan (1) Tia Widiana (1) Trini (1) Vira Safitri (1) Voltaire (1) Winna Efendi (1) Yuni Tisna (1)