Fairly

Judul : Fairly
Penulis : Yuni Tisna
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 275 Halaman
ISBN : 9786020316437
Rating : 2 dari 5 




Blurb: 
Nadia yang ceroboh dan pemalas tinggal di Jakarta hanya bersama mamanya. Nadia menyukai Rei, cowok dingin di kelasnya.
Begitupun Priska, musuh bebuyutan Nadia.
Luna yang rajin dan pintar tinggal di Bandung hanya bersama papanya.
Luna berkali-kali minta putus dari Ethan, pacarnya yang posesif.
Nadia terkejut mendapati seraut wajah yang serupa dengannya di ruang tamu.
Dan perkara jepit rambut berbentuk bunga membuat Nadia rela bertukar tempat dengan sosok tersebut.

***

Nadia dan Luna adalah dua orang gadis kembar yang terpisah akibat perceraian kedua orangtuanya. Nadia yang lemot tinggal dengan Mama di Jakarta sementara Luna yang pintar bersama Papa di Bandung. Suatu hari saat Mamanya pergi ke Bandung dan pergi ke danau untuk mengenang masa lalunya dengan Papa, Papanya muncul di sana. Pertemuan kembali ini berbuntut panjang dengan rujuknya sang Papa dan Mama. 

Kedua gadis kembar yang mempunyai hidupnya masing-masing ini akhirnya bertemu dan tinggal satu rumah. Luna yang mempunyai pacar posesif bernama Ethan, harus menghadapi Ethan yang gila dan psikopat sampai harus menguntitnya hingga sampai ke Jakarta. Bahkan, Ethan juga pindah sekolah dan bersekolah di sekolah Luna. Sementara Nadia, dia menyukai temannya yang bernama Rei. Nadia juga harus menghadapi temannya yang menyebalkan bernama Priska. 

Karena lelah dengan perlakuan Ethan padanya, Luna mengajak Nadia untuk bertukar posisi dan berganti peran selama sebulan. Pertukaran tempat itu pun terjadi, membuat Luna yang menjadi Nadia akrab dengan Rei, dan Nadia yang menjadi Luna harus menghadapi kebocahan Ethan. Bagaimana kelanjutan kisah mereka? Apakah akan berakhir saling bahagia atau justru sebaliknya?


***


Mungkin memang ekspektasi saya ketinggian saat membaca blub novel ini. Mulanya saya berpikir tentang cerita yang mirip (atau mendekati) film masa kecil yang pernah saya tonton yang berjudul "The Parent Trap", yang mengisahkan dua saudara kembar yang bertemu di perkemahan, menyadari bahwa mereka terpisahkan karena permasalahan orangtua. Lalu mereka bertukar posisi demi menggoalkan misi untuk membuat kedua orangtua mereka kembali lagi.

Sebenarnya kisah ini teramat klise, alur cerita juga dengan mudah bisa ditebak. Ada beberapa kesamaan dari kisah itu, meskipun ada pula perbedaannya, banyak sekali. Yang pertama adalah tentang dua orang yang tidak menyadari kalau kembar hingga berumur tujuh belas tahun. Lalu, kedua orangtua mereka yang terpisah karena perceraian. Ketiga, tentang bertukar peran.

Mungkin karena ekspektasi saya yang ketinggian sehingga saat ada beberapa hal yang saya rasa kurang sreg, jadinya memudarkan kesan saya pada cerita ini. Kisah pertemuan kembali kedua orangtua mereka menurut saya agak dipaksakan. Entah karena plotnya yang kurang nendang atau penyajiannya yang kurang mulus sehingga kesan itu muncul. Saya menganggap kalau scene ini terkesan dipaksakan. Misalnya, kan si Luna sudah kelas tiga, kenapa mereka terburu-buru untuk pindah sekolah dan rumah juga? Kan bisa menunggu Luna lulus dulu gitu, tinggal beberapa bulan lagi aja. Lagi pula, prosedur pindah sekolah bagi anak kelas tiga kan nggak mudah, apalagi kalau sudah didaftarkan namanya sebagai peserta UN (ini juga berlaku buat si Ethan anyway, cuma saya mau bahas bocah satu itu di paragraf tersendiri :p). Trus tentang pekerjaan ayahnya, dan hal-hal yang menyangkut kepindahan super kilat itu. Memang sih ini kan karya fiksi, tapi kelogisan juga perlu.

Kedua, tentang Ethan. Menurut saya karakternya unik, tapi menurut saya jadi berlebihan. Tentang posesifnya (meskipun ada penjelasan kenapa dia begini di belakang) yang menurut saya sudah menjurus ke psikopat yang..., ini beneran psikopat lho sampai menguntit ke Jakarta segala, mengganggu kehidupan orang. Kalau saya ada di posisi Luna atau Nadia, hal pertama yang saya lakukan adalah mengadukan ini ke orangtua. Hei, ini masalah serius, ada bocah baru gede yang kaya raya super wow fantastis nguntit! Sampai gue nggak nyaman sekolah, sampai harus bertukar tempat (yang mana alasan bertukar tempatnya itu bego banget). Kalau kamu dikuntit orang, terus punya saudara kembar dan kamu bertukar tempat sama dia, bukankah sama aja mencari aman dengan membuat saudaramu ketiban masalah yang kamu ngga bisa selesaikan? Apalagi si Ethan songong ini gampang banget hamburkan uang, gampang ngancam orang demi menurutkan kemauannya. Ya ampun, bocah banget. Kepindahan dia ke sekolah Luna--bahkan minta dimasukkan ke kelas Luna pakai pelicin--itu nggak banget.

Lalu tentang alasan mereka pindah posisi: di The Parent Trap itu, si kembar punya alasan logis untuk berpindah tempat, ada misi penting yang mereka perjuangkan. Tapi di sini, saya nggak dapat kesan yang mendalam. Karena si Luna menghindari Ethan. Lalu, di hari pertama mereka tukar tempat, Luna dan Nadia pakai kacamata dan topi untuk mengelabui orangtua mereka. Tapi kan, ini tukar tempatnya setiap hari, orangtuanya nggak sadar apa ya? :)

Di ending, saya juga kecewa dengan siapa yang pada akhirnya jadian sama siapa.

Nah itu dia, sedikit racauan dari saya. Dan karena novelnya kurang memuaskan dan menurut saya banyak nggak sinkronnya, jadi saya hanya bisa memberikan dua bintang untuk kisah ini. :)

0 komentar:

Post a Comment

Recent Quotes

"Suatu ketika, kehidupanmu lebih berkisar soal warisanmu kepada anak-anakmu, dibanding apa pun." ~ Dawai-Dawai Ajaib Frankie Presto

Setting

Indonesia (40) Amerika (17) Inggris (11) Jepang (5) Perancis (4) Norwegia (3) Spanyol (3) Belanda (2) Irlandia (2) Korea (2) Saudi Arabia (2) Yunani (2) Australia (1) Fiji (1) Italia (1) Mesir (1) Persia (1) Swedia (1) Switzerland (1) Uruguay (1) Yugoslavia (1)

Authors

Jostein Gaarder (7) Paulo Coelho (6) Mitch Albom (4) Sabrina Jeffries (4) Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie (4) Colleen Hoover (3) Ilana Tan (3) John Green (3) Prisca Primasari (3) Annisa Ihsani (2) Cecelia Ahern (2) John Grisham (2) Miranda Malonka (2) Seplia (2) Sibel Eraslan (2) Suarcani (2) Adara Kirana (1) Adityayoga & Zinnia (1) Ainun Nufus (1) Aiu Ahra (1) Akiyoshi Rikako (1) Alice Clayton (1) Alicia Lidwina (1) Anggun Prameswari (1) Anna Anderson (1) Asri Tahir (1) Astrid Zeng (1) Ayu Utami (1) Charles Dickens (1) Christina Tirta (1) David Levithan (1) Deasylawati (1) Dee Lestari (1) Desi Puspitasari (1) Dewi Kharisma Michellia (1) Dy Lunaly (1) Dya Ragil (1) Elvira Natali (1) Emily Bronte (1) Emma Grace (1) Erlin Natawiria (1) Esi Lahur (1) Fakhrisina Amalia (1) Ferdiriva Hamzah (1) Frances Hodgson Burnett (1) Fredrick Backman (1) G.R.R. Marten (1) Gina Gabrielle (1) Haqi Achmad (1) Harper Lee (1) Hendri F Isnaeni (1) Ifa Avianty (1) Ika Natassa (1) Ika Noorharini (1) Ika Vihara (1) Indah Hanaco (1) JK Rowling (1) James Dashner (1) John Steinbeck (1) Jonathan Stroud (1) Kang Abik (1) Katherine Rundell (1) Korrie Layun Rampan (1) Kristi Jo (1) Kyung Sook Shin (1) Lala Bohang (1) Laura Lee Guhrke (1) Lauren Myracle (1) Maggie Tiojakin (1) Marfuah Panji Astuti (1) Mario F Lawi (1) Mark Twain (1) Maureen Johnson (1) Mayang Aeni (1) Najib Mahfudz (1) Nicholas Sparks (1) Novellina (1) Okky Madasari (1) Orizuka (1) Peer Holm Jørgensen (1) Pelangi Tri Saki (1) Primadonna Angela (1) Puthut EA (1) Rachel Cohn (1) Rainbow Rowell (1) Ratih Kumala (1) Rio Haminoto. Gramata (1) Rio Johan (1) Shinta Yanirma (1) Silvarani (1) Sisimaya (1) Sue Monk Kidd (1) Sylvee Astri (1) Tasaro GK (1) Thomas Meehan (1) Tia Widiana (1) Trini (1) Vira Safitri (1) Voltaire (1) Winna Efendi (1) Yuni Tisna (1)