Judul : Ziarah
Judul Asli : The Pilgrimage
Judul Asli : The Pilgrimage
Penulis : Paulo Coelho
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 264 Halaman
ISBN : 9786020300320
Rating : 2 dari 5
Rating : 2 dari 5
Blurb:
Dalam novel ini, yang terbit sebelum The Alchemist––Sang Alkemis, Paulo menempuh perjalanan untuk mencapai pengetahuan diri, kebijaksanaan, dan penguasaan spiritual.
Dipandu oleh teman seperjalanannya yang misterius bernama Petrus, Paulo menyusuri jalan ke Santiago yang suci, melalui serangkaian cobaan dan ujian sepanjang jalan––bahkan bertatap muka dengan seseorang yang mungkin sang iblis sendiri. Kenapa jalan menuju hidup sederhana ternyata sangat sulit? Apakah Paulo akan menjadi cukup kuat untuk menggenapkan perjalanan menuju kerendahan hati, kepercayaan, dan keyakinan?
Paulo Coelho adalah pencerita yang memukau, menginspirasi orang di seluruh penjuru dunia untuk melihat lebih dari hal yang biasa menuju hal yang menakjubkan.
Dipandu oleh teman seperjalanannya yang misterius bernama Petrus, Paulo menyusuri jalan ke Santiago yang suci, melalui serangkaian cobaan dan ujian sepanjang jalan––bahkan bertatap muka dengan seseorang yang mungkin sang iblis sendiri. Kenapa jalan menuju hidup sederhana ternyata sangat sulit? Apakah Paulo akan menjadi cukup kuat untuk menggenapkan perjalanan menuju kerendahan hati, kepercayaan, dan keyakinan?
Paulo Coelho adalah pencerita yang memukau, menginspirasi orang di seluruh penjuru dunia untuk melihat lebih dari hal yang biasa menuju hal yang menakjubkan.
***
Bagi saya, membaca buku Paulo Coelho adalah sebuah perjudian, apakah buku yang saya baca akan saya sukai (sesuai dengan selera saya) atau tidak. Sebutlah Sang Alkemis, Sang Penyihir dari Portobello, Zahir atau Aleph, adalah buku-buku yang saya sukai. Namun terkadang ketika membaca buku Paulo yang lain seperti Brida, atau Sebelas Menit, yang membuat saya kecewa karena tidak berhasil menangkap apa yang dimaksudkan dalam ceritanya. Meskipun sebenarnya, saya dapat menemukan benang merah dari cerita-cerita Paulo Coelho yang saya baca: yakni tentang perjalanan dan ritual-ritual aneh. Di novel-novelnya yang lain, perjalanan dan ritual itu tidak menjadi tema besar yang diangkat, namun di sini, perjalanan itulah yang menjadi plot utama.
Paulo menyusuri jalan Santiago, bersama Petrus sang pemandu yang memandunya menyusuri jalan itu untuk menemukan pedangnya yang diambil yang merupakan tujuan utama Paulo melaksanakan ritual perjalanannya. Di sepanjang jalan, mereka bertemu dengan hal-hal yang langsung dikaitkan dengan ritual. RAM beberapa kali muncul namun saya tidak mengerti RAM itu apa. Di cerita juga menjelaskan tentang ajaran Kristiani (yang saya tidak bisa menangkap maknanya). Mungkin ada penjelasan spiritual atau apapun, tapi saya tidak mampu memahami itu. Entah karena bahasanya yang berat atau terlalu tinggi.
Ada ritual-ritual yang barangkali bisa diterapkan dalam kehidupan seperti latihan benih, latihan kecepatan, laihan kekejaman, latihan bayangan, dan lain-lain meskipun ada juga yang tidak direkomendasikan seperti latihan mengubur diri hidup-hidup (soalnya seram, tapi kita bisa mengingat kematian dengan cara yang lain kok selain ini, tapi kalau mau coba juga silakan). Di edisi terjemahan bahasa Indonesia ini, dalam daftar isi ada ditunjukkan halaman-halaman meuju ke latihan itu. Sementara, dalam plot cerita, latihan dilakukan dalam perjalanan pada momen-momen tertentu.
Sama seperti ketika membaca The Old Man and The Sea, saya merasa bosan dengan buku ini sehingga nyaris beberapa kali mau menyerah dan menyudahinya saja. Mungkin karena faktor cerita yang monoton, karena plot utama dalam kisah ini adalah tentang perjalanan dan upaya mencari pedang. Meskipun di dalam perjalanannya ditemukan rintangan dan beberapa peristiwa, namun itu tidak cukup menarik dan cenderung membuat bosan.
Sudah saya prediksi sebelumnya bahwa buku Paulo tidak akan jauh-jauh dari ritual aneh, di sini pun ada. Entah apakah ini bagian dari ritual ordo kristen atau bagaimana, tapi membacanya membuat saya tidak memahami dan biasa saja sih. Tidak ada yang istimewa.
Semoga saya tidak kapok memabca buku Paulo Coelho yang lainnya.
Terima kasih kepada perpusda yang sudah meminjamkan bukunya kepada saya (bahkan sampai perpanjangan sekali karena sayang untuk tidak menyelesaikannya). :)
Ada ritual-ritual yang barangkali bisa diterapkan dalam kehidupan seperti latihan benih, latihan kecepatan, laihan kekejaman, latihan bayangan, dan lain-lain meskipun ada juga yang tidak direkomendasikan seperti latihan mengubur diri hidup-hidup (soalnya seram, tapi kita bisa mengingat kematian dengan cara yang lain kok selain ini, tapi kalau mau coba juga silakan). Di edisi terjemahan bahasa Indonesia ini, dalam daftar isi ada ditunjukkan halaman-halaman meuju ke latihan itu. Sementara, dalam plot cerita, latihan dilakukan dalam perjalanan pada momen-momen tertentu.
Sama seperti ketika membaca The Old Man and The Sea, saya merasa bosan dengan buku ini sehingga nyaris beberapa kali mau menyerah dan menyudahinya saja. Mungkin karena faktor cerita yang monoton, karena plot utama dalam kisah ini adalah tentang perjalanan dan upaya mencari pedang. Meskipun di dalam perjalanannya ditemukan rintangan dan beberapa peristiwa, namun itu tidak cukup menarik dan cenderung membuat bosan.
Sudah saya prediksi sebelumnya bahwa buku Paulo tidak akan jauh-jauh dari ritual aneh, di sini pun ada. Entah apakah ini bagian dari ritual ordo kristen atau bagaimana, tapi membacanya membuat saya tidak memahami dan biasa saja sih. Tidak ada yang istimewa.
Semoga saya tidak kapok memabca buku Paulo Coelho yang lainnya.
Terima kasih kepada perpusda yang sudah meminjamkan bukunya kepada saya (bahkan sampai perpanjangan sekali karena sayang untuk tidak menyelesaikannya). :)
Download novel ziarah versi pdf sila kunjungi link berikut :
ReplyDeletehttps://myebooknovel.blogspot.com/2020/07/ziarah-paulo-coelho.html