Judul : Hey! You!
Penulis : Pelangi Tri Saki
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 200 Halaman
ISBN : 9786020316277
Rating : 2 dari 5
Rating : 2 dari 5
Blurb:
“KAK ILLO SAYANGGG, BANGUN!!!”
Teriakan dari balkon seberang rumah itu sudah setia menemani hari Zillo sejak bertahun-tahun lalu. Pelakunya? Siapa lagi kalau bukan si bocah upil, Nadira, cewek yang sudah naksir Zillo sejak mereka masih kecil.
Dan sekarang si bocah upil itu masuk ke SMA yang sama dengan Zillo! Cewek itu mengintilinya ke mana-mana di hari pertama ospek, nekat nyanyiin lagu romantis yang nggak banget di depan semua anak, merusak reputasi Zillo sebagai ketua OSIS tampan dan terkenal. Tahun terakhir Zillo di SMA berubah jadi neraka!
Tapi, apa benar terasa kayak neraka? Kalau semua itu begitu menyebalkan, kenapa Zillo jengkel waktu Nadi ditaksir ketua ekskul karate? Kenapa Zillo kesal waktu sahabatnya sendiri berubah jadi overprotective ke Nadi?
Masa iya dia jatuh cinta sama si bocah upil?!
Terus, gimana kalau ternyata Zillo terlambat jatuh cinta?
***
Kamu akan tetap merasa kesepian di tengah keramaian kalau hatimu nggak ada bersamamu saat itu.
Novel ini bercerita tentang Nadi yang naksir berat dengan tetangganya yang bernama Illo, si ketua OSIS, dan cowok terkenal di sekolahnya. Bahkan, sampai dia bela-belain untuk masuk ke sekolah yang sama dengan Illo. Lalu, giliran ada orang lain yang suka dengan Nadi, Illo bingung sendiri dengan perasaannya.
Kisah dalam novel ini linier, maksud dari linier ini adalah ceritanya cuma fokus di situ aja, tentang permasalahan cinta Nadi dan Illo. Sepanjang perjalanan kisah ini juga bercerita tentang itu. Alhasil, menurut saya pribadi, jadinya monoton. Bukan berarti saya tidak suka dengan cerita-cerita berplot linier, meskipun saya lebih menyenangi kisah yang plotnya bercabang tidak hanya melulu membahas tentang plot mayor. Kalau kisah berplot linier seperti Paper Towns, namun dikemasnya tidak hanya melulu tentang kisah cinta pelakunya (entah tentang cinta yang tak terbalas atau saling cinta tapi nggak mau mengakui), tapi ada kisah lain yang disajikan untuk pembaca, barangkali saya akan suka.
Tapi ya balik lagi, ini kan masalah selera. Bisa jadi saya kurang cocok sama yang tipe seperti ini namun untuk yang lain mungkin akan suka. Apalagi nuansa teenlit-nya begitu kerasa meskipun ada banyak yang tidak masuk akal namun tetap masuk ke dalam deskripsi untuk menunjang plot (seperti misalnya gampang banget untuk Nadi masuk jadi anggota OSIS hanya karena dia ngetop saat MOS. Heu. Masuk OSIS kan ada prosedurnya nggak bisa masuk begitu saja hanya karena alasan yang kurang diterima logika).
Tetap berkarya untuk penulisnya :)
0 komentar:
Post a Comment