[Ngobras Buku] Lima Ter- di 2016



Saya sedang merayakan mood ngeblog yang kembali lagi setelah sekian lama hilang *padahal cuma sepuluh hari*. Setelah menuliskan Merayakan My Year 2016 in Books dari Goodreads, saya mau membuat tulisan ini yang akan membahas macam-macam kategori lima ter- yang saya temukan selama membaca di 2016.



Lima Sampul Termanis

Oke, sebelum saya memberikan gambar sampul termanis di tahun 2016, saya mau kasih peringatan dulu. Selera saya itu yang manis-manis, yang feminin, warna pastel, bunga-bunga, atau hal-hal yang berhubungan dengan itu. Jadi, penilaian sampul termanis pun tidak akan jauh dari selera saya itu hahaha. Tidak ada penjelasan tentang bukunya, ya, karena yang saya kemukakan di sini adalah sampulnya. So, are you judging a book by it's cover?





Disleksia - Love in Montreal - Coppelia - Check In (to your heart) - A Tale of Two Cities



Lima Penulis Termencuri Perhatian *judulnya maksa*

Jadi, di tahun ini, saya lumayan mengenal banyak penulis baru, baik itu yang benar-benar baru menelurkan karyanya di tahun ini, maupun penulis terkenal yang sudah malang melintang tapi bukunya baru saya baca tahun ini. Lalu, ternyata dari penulis-penulis yang baru saya baca bukunya itu, ada beberapa yang mencuri perhatian. Dan saya tidak keberatan untuk membaca karya-karya mereka lainnya. Siapa sajakah mereka?


Nomor urut lima ada Kate Dicamilio. Setelah baca The Miraculous Journey of Edward Tulane, saya jadi mau baca judul lain dari karyanya, mau banget! Semoga berjodoh yaa...

Keempat, dari dalam negeri ada Vira SafitriNew York After The Rain bagus menurut saya. Gaya penulisannya menarik, membuat saya tak keberatan untuk membaca karya penulis lainnya. (PS: Saya sudah punya Remember Amsterdam, tinggal tunggu kapan mood-nya datang untuk baca.)

Ketiga, Novellina. Saya suka banget novel dia Coppelia. Dan begitu dapat kesempatan untuk beli novel debutnya yang berjudul Fantasy, maka langsung saya beli karena saya tidak keberatan untuk menikmati gaya penulisan yang menyenangkan itu.

Kedua, Frederick Backman. Dari A Man Called Ove, saya tertarik dengan novel-novel Backman lainnya. Sudah punya buku dengan penulis yang sama berjudul My Grandmother Asked Me to Tell You She's Sorry. Mari kembali menikmati suguhan ceritanya. Semoga semenawan buku Backman sebelumnya yang saya baca.

Pertama, Jonathan Stroud (ampuni saya, Pak, karena baru tahun ini saya baca buku Bapak 😂✌) Saya sendiri heran kenapa baru menyentuh buku Stroud sekarang, dan teman saya pun heran sampai-sampai berkomentar, "Akhirnya baca buku Stroud juga!" Hehe. Permulaan yang bagus untuk The Screaming Staircase karena saya sudah beli buku keduanya seri Lockwood & Co.. Mari bertualang!


Lima Buku Terburuk

Dikatakan terburuk, sebenarnya ini kembali ke selera ya. Biasanya, saya punya alasan tersendiri mengapa buku-buku itu dikatakan terburuk. Dan ini murni semata-mata versi saya. Bisa jadi banyak orang yang menyenanginya di luar sana, namun tidak demikian untuk saya. Nah, adapun lima buku terburuk yang saya baca adalah:



Ceritanya terlalu simpel dan klise, dengan tokoh utama yang tidak berhasil mencuri simpati atau bahkan perhatian saya. Dan juga, ada beberapa bagian yang menurut saya kurang sreg saat membacanya.


Buku Okky pertama yang saya baca. Entah mengapa, mungkin karena kurang berimbangnya sudut pandang penulis terhadap hal yang menjadi plot utama, serta kecenderungan keberpihakan pada kelompok tertentu, membuat novel ini kurang mengena di hati saya.


Ceritanya tentang dua orang kembar yang terpisah karena perceraian orangtua. Ekspektasi yang terlalu tinggi dari saya, mengingat saya berharap mendapat suguhan plot sepert film A Parent Trap (yang dibintangi Lindsay Lohan kecil itu), dan ternyata tidak mendapatkannya, ditambah dengan banyaknya plot yang tidak logis, membuat saya kurang suka dengan buku ini.


Tahu rasanya ketipu, nggak? Di buku ini, saya ketipu habis-habisan 😑. Mulanya saya pikir ini cerita teenlit yang memadukan persahabatan, nasionalisme, dan kecintaan pada bulutangkis. Nyatanya? Di akhir justru tanpa tedeng aling-aling menjurus ke thriller. Karena beberapa eksekusi kurang nendang pula, membuat saya menobatkan buku ini sebagai salah satu yang terburuk dibaca tahun ini.


Ehm. Alasannya sudah jelas sebenarnya, ada di review saya mengapa saya memberi bintang rendah buku ini. Yang jelas, beruntung bagi saya, saya membacanya hasil pinjaman dari buku perpustakaan jadinya nggak rugi-rugi banget.






Lima Buku Terbaik

Setelah membahas kekecewaan, sekarang kepuasan. Jujur, kalau harus memilih lima terbaik, saya jadi bingung harus memilih yang mana saja. Karena, ada 13 buku yang saya kasih bintang lima tahun ini. Akhirnya, setelah semadi sebentar, terpilihlah lima buku ini sebagai yang terbaik. Saya pilih buku-buku ini, karena dengan membacanya, saya tidak hanya mendapat suguhan karya fiksi yang gemilang, melainkan pelajaran hidup yang banyak sekali dari tokoh-tokohnya. Dan yang paling penting, beberapa di antara judul novel di bawah ini, membuat saya jadi merasa dekat pada Tuhan.


5. Rumah Kertas

Buku ini populer sekali di kalangan pembaca di Goodreads. Ceritanya apik, membahas tentang banyak hal tentang dunia perbukuan. Dan juga, sindiran serta singgungan tentang buku pun dikemas dengan menarik di sana. 76 halaman yang sarat makna.

4. A Man Called Ove

Bercerita tentang Pak Tua Ove yang pemarahan dan penggerutu, yang berkali-kali mencoba bunuh diri tapi tidak berhasil. Rupanya, cerita hidup pria tua itu benar-benar membuat pembacanya menangis darah karena terharu. Memberikan perspektif baru tentang orang-orang "menyebalkan" di sekitar kita.

3. Dunia Maya

Sebenarnya ada dua judul novel Gaarder yang saya baca dan saya beri bintang lima tahun kemarin, yakni Dunia Maya dan Misteri Soliter. Dua buku Gaarder yang berisi muatan filsafat dan disampaikan dengan plot yang indah. Namun, saya pilih Dunia Maya di lima terbaik karena buku ini paket komplit. Pembelajaran tentang hidupnya ada, tentang mencintai lingkungan, ekosistem, dan juga cinta. Tentang bagaimana memaafkan dan melanjutkan hidup setelah takdir buruk menimpa. Gaarder tetap menjadi juara.

2. The Miraculous Journey of Edward Tulane

Saking tidak tahu harus menulis apa di review-nya, sampai sekarang saya belum memberikan ulasan tentang buku ini! Hahaha. Tentang Edward Tulane, sebuah boneka porselen kelinci yang mengalami petualangan menakjubkan selama kurun waktu puluhan tahun dengan berganti kepemilikan, nama, dan nasib. Kisah orang-orang yang menjadi majikan Edward benar-benar membuat haru siapa pun yang membacanya. (Tunggu review saya setelah baca ulang buku ini yaaa.)

1. Meniti Bianglala

Kalau buku Edward Tulane belum saya review karena nggak tahu harus menulis apa, buku ini pun termasuk golongan yang sama. Hanya saja, saya memaksakan diri untuk menulis apa pun, ya, apa pun tentang buku ini sebelum detail kecil yang ingin saya ungkap terlupa. Akhirnya, setelah kepending berapa lama, buku ini selesai juga saya buat ulasannya. Buku terbaik yang saya baca di tahun 2016. Membuat saya beruraian air mata, teriak histeris karena plot twist yang sama sekali tak terduga. Pelajaran hidupnya? Sudah, jangan ditanya. Baca saja dan rasakan sendiri sensasinya. Saking dahsyatnya efek buku ini pada saya, Mitch Albom menjadi penulis ketiga (setelah JK Rowling dan Jostein Gaarder) yang saya doakan semoga dilapangkan kuburnya.




Itu dia beberapa kategori Lima Ter- yang sudah saya himpun dan tuliskan. Semoga di tahun depan banyak kisah dan petualangan menarik dari buku-buku yang saya baca dan dapat saya bagi untuk kalian semuanya. Selamat bertualang juga buat kalian semua dengan buku-buku baru di tahun yang baru! Jangan lupa tinggalkan komentar 😊


_____
Source pict, edited by me

10 komentar:

  1. Sungguh-sungguh malu saya ini. Dari sekian banyak judul yang disinggung, hanya yang New York After The Rain saja yang pernah dibaca. Kemana saja diriku, hoho :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baca yang lain juga :D buku2 terbaik 2016 saya itu recommended semua! :)

      Delete
  2. Sungguh ingin baca "A Man Called Ove".

    ReplyDelete
  3. Aku sering banget liat buku dari cover! wkwk. jadi sering ketipu juga liat buku yg covernya manis tapi isinya nipu T.T

    ReplyDelete
    Replies
    1. dan aku juga ada yang ketipu =)))) T-T lain kali minimal baca ulasan di goodreads dulu biar gak ketipu =)))

      Delete
  4. Emang cocok ya Love in Montreal masuk buku dg cover terbaik, hehe. Aku pun suka

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bagus ya Bin. Covernya lembut, manis banget...

      Delete
  5. Dunia Maya itu sama Maya dan Malaikat Ariel sama nggak sih kak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Beda :) judul sebelum "Dunia Maya" itu, "Maya: Misteri Cinta dan Dunia". Kalau yang Malaikat Arielitu, "Cecilia dan Malaikat Ariel", lain lagi =)) dua-duanya ada di blog aku ulasannya ;)

      Delete

Recent Quotes

"Suatu ketika, kehidupanmu lebih berkisar soal warisanmu kepada anak-anakmu, dibanding apa pun." ~ Dawai-Dawai Ajaib Frankie Presto

Setting

Indonesia (40) Amerika (17) Inggris (11) Jepang (5) Perancis (4) Norwegia (3) Spanyol (3) Belanda (2) Irlandia (2) Korea (2) Saudi Arabia (2) Yunani (2) Australia (1) Fiji (1) Italia (1) Mesir (1) Persia (1) Swedia (1) Switzerland (1) Uruguay (1) Yugoslavia (1)

Authors

Jostein Gaarder (7) Paulo Coelho (6) Mitch Albom (4) Sabrina Jeffries (4) Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie (4) Colleen Hoover (3) Ilana Tan (3) John Green (3) Prisca Primasari (3) Annisa Ihsani (2) Cecelia Ahern (2) John Grisham (2) Miranda Malonka (2) Seplia (2) Sibel Eraslan (2) Suarcani (2) Adara Kirana (1) Adityayoga & Zinnia (1) Ainun Nufus (1) Aiu Ahra (1) Akiyoshi Rikako (1) Alice Clayton (1) Alicia Lidwina (1) Anggun Prameswari (1) Anna Anderson (1) Asri Tahir (1) Astrid Zeng (1) Ayu Utami (1) Charles Dickens (1) Christina Tirta (1) David Levithan (1) Deasylawati (1) Dee Lestari (1) Desi Puspitasari (1) Dewi Kharisma Michellia (1) Dy Lunaly (1) Dya Ragil (1) Elvira Natali (1) Emily Bronte (1) Emma Grace (1) Erlin Natawiria (1) Esi Lahur (1) Fakhrisina Amalia (1) Ferdiriva Hamzah (1) Frances Hodgson Burnett (1) Fredrick Backman (1) G.R.R. Marten (1) Gina Gabrielle (1) Haqi Achmad (1) Harper Lee (1) Hendri F Isnaeni (1) Ifa Avianty (1) Ika Natassa (1) Ika Noorharini (1) Ika Vihara (1) Indah Hanaco (1) JK Rowling (1) James Dashner (1) John Steinbeck (1) Jonathan Stroud (1) Kang Abik (1) Katherine Rundell (1) Korrie Layun Rampan (1) Kristi Jo (1) Kyung Sook Shin (1) Lala Bohang (1) Laura Lee Guhrke (1) Lauren Myracle (1) Maggie Tiojakin (1) Marfuah Panji Astuti (1) Mario F Lawi (1) Mark Twain (1) Maureen Johnson (1) Mayang Aeni (1) Najib Mahfudz (1) Nicholas Sparks (1) Novellina (1) Okky Madasari (1) Orizuka (1) Peer Holm Jørgensen (1) Pelangi Tri Saki (1) Primadonna Angela (1) Puthut EA (1) Rachel Cohn (1) Rainbow Rowell (1) Ratih Kumala (1) Rio Haminoto. Gramata (1) Rio Johan (1) Shinta Yanirma (1) Silvarani (1) Sisimaya (1) Sue Monk Kidd (1) Sylvee Astri (1) Tasaro GK (1) Thomas Meehan (1) Tia Widiana (1) Trini (1) Vira Safitri (1) Voltaire (1) Winna Efendi (1) Yuni Tisna (1)