One Hundred Names

Judul : One Hundred Names
Penulis : Cecelia Ahern
Penerjemah : Nurkinanti Larakusuma
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 464 Halaman
ISBN : 9786020312125
Rating : 4 dari 5 




Blurb:

Kitty Logan ditugaskan Pete, pemimpin redaksi barunya, untuk menulis kisah terakhir yang tidak sempat ditulis Constance, pemimpin redaksi Etcetera yang baru meninggal karena kanker.

Kitty menyanggupinya, demi terus bertahan di Etcetera.

Kitty mendapat petunjuk berupa daftar seratus nama yang disimpan Constance. Ia hanya punya waktu dua minggu untuk menulis kisah dari keseratus nama itu. Tidak ada penjelasan apa pun tentang nama-nama itu. Padahal, Kitty tak pernah mendengarnya satu pun. Akankah Kitty berhasil membuktikan pada Pete bahwa ia layak dipertahankan di Etcetera?


***

Setiap orang punya kisah untuk diceritakan


***

Nama aslinya adalah Katherine Logan, ia seorang wartawan di Etcetera, sebuah surat kabar yang mempunyai nama dan reputasi yang baik, meskipun oplahnya tidak terlalu fantastis. Ia juga bekerja di acara Thirty Minutes, sebuah acara yang memberinya nama sekaligus menghancurkan namanya sendiri. Kitty dituduh menghancurkan kehidupan seseorang setelah memuat cerita yang terbukti tidak benar. Colin Maguire menuntutnya serta jaringannya karena telah mencemarkan nama baik dan menyiarkan kebohongan tentangnya. Tidak hanya harus membayar ganti rugi yang fantastis, namun Kitty Logan juga harus bersiap untuk kehilangan pekerjaannya.

Constance, seseorang yang berdiri di belakang kesuksesan Etcetera, seseorang yang dulu mempekerjakan Katherine, tengah menderita penyakit kanker. Setelah sekian lama berada di rumah sakit, Katherine baru menjenguknya setelah dirinya sendiri tersandung masalah yang membelitnya itu. Constance bercerita banyak kepada Kitty, terutama tentang alasan mengapa dia menerima Katherine bekerja serta masih menginginkan gadis itu masih bekerja sebagai wartawan di Etcetera. Constance juga menceritakan tentang sesuatu yang ingin ditulisnya dan berharap Kitty mau melakukan itu untuknya. Constance memberitahunya tentang proyek seratus nama yang ingin diwawancarainya.

Beberapa saat setelah kunjungan Kitty tersebut, dikabarkan bahwa Constance meninggal dunia. Di sela-sela teror yang menimpa dirinya akibat pemberitaan tentang Colin Maguire itu (Kitty mendapatkan berbagai macam bentuk teror yang diterimanya di depan rumahnya), kepedihan melandanya. Ia memberanikan diri untuk hadir dalam rapat di Etcetera untuk membahas tentang edisi khusus mengenang Constance. Ia ingin sekali mewujudkan keinginan Constance untuk mewawancarai orang-orang tersebut. Keinginannya bersambut dengan dukungan dari Bob, suami Constance yang memiliki kedudukan penting di Etcetera, meskipun Pete, pimpinan redaksi sekarang, menyangsikannya, dan malah mengajukan orang lain untuk menangani pekerjaan tersebut. Dan akhirnya, pekerjaan mencari dan mewawancarai seratus orang itu diberikan pada Kitty, sebagai pertaruhan terakhir apakah artikelnya layak terbit--yang itu juga berarti apakah ia masih akan dipakai di Etcetera ataukah dipecat.

Kitty mendapati keseratus nama itu namun bingung harus melakukan apa. Tenggat waktu yang diberikan hanyalah dua minggu, sementara dirinya masih blank apa yang harus dilakukan atau memulainya dari mana. Tidak ada petunjuk, tidak ada kata pengantar, apalagi sinopsis yang menghubungkan nama-nama tersebut. Namun Kitty menemukan titik terang ketika menemukan buku telepon di rumah Constance dengan tanda berupa nomor yang bisa dihubungi tentang seratus nama yang ditulis oleh Constance tersebut. Dari seratus nama itu, setidaknya ia menemukan beberapa nama yang mempunyai kisah berbeda-beda:

Bridget Murphy, atau Birdie, adalah seorang nenek tua yang berusia nyaris delapan puluh lima tahun, tinggal di sebuah panti jompo. Lalu ada Eva Wu, seseorang yang memiliki blog bertajuk 'Dedicated' yang memiliki pekerjaan dalam bidang jasa untuk membantu orang-orang yang kesulitan memberikan hadiah untuk orang yang dicintainya. Archie Hamilton, orang keenam puluh tujuh dalam daftar, mulanya seorang yang antipati dengan wartawan. Masa lalunya begitu keras; pernah tersandung masalah yang melibatkan anak perempuannya yang diperkosa lalu dibunuh orang, dan berhasil membuat Archie mendekam dalam penjara. Sekarang ia bekerja sebagai penjual burger dan kentang goreng. Orang lainnya yang Kitty temui adalah Mary-Rose Godfrey, seorang gadis yang selalu dilamar oleh temannya di setiap kesempatan. Gadis ini juga punya cerita yang lain; ibunya yang stroke dan bolak-balik masuk rumah sakit, mengenalkan dirinya pada kehidupan rumah sakit, sehingga membuat Mary-Rose memiliki pekerjaan lain yakni menjadi perias bagi orang-orang sakit. Ambrose Nolan, seorang wanita tertutup karena merasa dirinya tidak cantik (ada tanda lahir yang menutupi separuh wajahnya, dan juga karena warna matanya yang berbeda), adalah seorang pemilik museum kupu-kupu. Ambrose begitu mencintai kupu-kupu dan mengembangbiakkannya. Bersama Edward, seorang pria yang begitu bersemangat memberikan kuliahnya tentang segala hal yang berhubungan dengan kupu-kupu, Ambrose mengembangkan museum itu. Dan hanya kepada Edward itulah dirinya bisa terbuka. Selanjutnya adalah Jedrek Vysotsky, seorang pria berkebangsaan Polandia yang bekerja dalam bidang perbaikan komponen bagian panas mesin turbin baling-baling pesawat dan dipecat dari pekerjaannya. Malangnya, keahliannya yang langka harus terkubur karena tidak ada pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya, membua Jedrek harus bertahan di Irlandia. Dia tidak mungkin kembali ke negara asalnya karena keluarganya tidak memiliki kenangan atau kehidupan di tempat asalnya karena mereka hidup dan berkembang di Irlandia. Bersama temannya Achar Singh, dia bermaksud untuk menancapkan eksistensinya hingga membuat mereka berarti, yakni dengan memecahkan rekor dalam bersepeda air di Guinness Book of Record.

Sampai tenggat waktu yang dimilikinya, Kitty bahkan tidak mengetahui benang merah dari orang-orang yang berasal dari catatan seratus orang milik Constance. Di sela-sela kesibukannya mengumpulkan bahan wawancara ini, ia masih terus saja diteror oleh Colin Maguire. Selain itu, kisah ini juga menyuguhkan cerita romansa Kitty dan orang-orang yang ia wawancarai. Untuk kehidupan Kitty sendiri, ada beberapa sosok lelaki yang mewarnai hari-harinya. Yang pertama Steve, temannya sedari kuliah. Lalu ada Pete, bosnya di Etcetera, dan ada Richie, teman lamanya yang tiba-tiba hadir mewarnai kisah Kitty. Ada kisah cinta, pengkhianatan, dan persahabatan di sana.

Sampai pada satu momen dia menyerah, Kitty mengunjungi rumah Constance dan berbincang dengan Bob di sana. Dari kisah yang dituturkan oleh Bob itulah, Kitty berhasil menghimpun cerita itu dan merasa yakin dapat menyuguhkan kisah yang diinginkan Constance untuk dituliskannya.


***

Harus saya akui, membaca kisah ini membutuhkan perjuangan bagi saya. Pada bagian-bagian awal, terasa cukup membosankan. Selain karena kisahnya yang monoton, tokoh heroine yang tidak menyenangkan (karena dia baru saja menjatuhkan dan merusak hidup seseorang), dan jalan cerita yang tidak tahu akan seperti apa. Namun, saat melalui setengah dari buku ini, seolah saya mendapatkan pencerahan dan rasa penasaran berhasil menggeret saya untuk membacanya sampai habis.

Tokoh Kitty yang tangguh dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, sejalan dengan alur cerita ini di mana dia harus mampu menghadapi permasalahan yang menimpanya. Kitty harus menekan egonya dan juga harus bangkit dari keterpurukan untuk mengobati rasa bersalah yang dimilikinya. Satu-satunya peluang adalah dengan mewujudkan keinginan Constance dan membuktikan pada semua orang kalau dirinya tidak mengecewakan mentornya itu.

Kitty menghabiskan waktunya dalam tenggat waktu yang diberikan, di bawah tekanan, serta teror dan rasa bersalah karena perkara Colin Maguire. Namun ternyata, dia berhasil menghimpunnya, menemukan apa yang Constance mau dari kisah seratus nama itu. Kitty mendapatkan pengalaman baru, menyelami emosi mereka semua, bahkan membentuk keterikatan antara keenamnya beserta mimpi yang ingin mereka wujudkan. Bagaikan satu lingkaran yang saling memiliki, mereka pun pada akhirnya membantu Kitty agar kisah mereka bisa diterima oleh meja redaksi. Bahkan, membantu Kitty menemukan seseorang yang tepat untuknya.

Penulis berhasil meramu emosi tokoh-tokohnya sehingga membuat pembaca merasakan apa yang dirasakan orang-orang dalam kisah ini. Saya benar-benar merasakan bagaimana Kitty dikhianati oleh orang yang memanfaatkan kesialannya. Saya juga turut menyelami kisah orang-orang yang diwawancarai Kitty. Bagaimana Archie menemukan Tuhan dalam penderitaannya.

"Dulu aku tidak percaya Tuhan. Lalu percaya, dan Dia mengecewakanku dan aku menghabiskan tujuh tahun membenci kekurangajaran-Nya, membenci gagasan akan Dia. Tapi itu sama saja dengan berterima kasih kepada-Nya, bukan? Bagaimana kau bisa membenci seseorang kalau kau tidak percaya mereka ada?"
--Halaman 256

Atau bahkan bagaimana Eva yang di awal cerita teramat tertutup hingga bagaimana dia mendedikasikan dirinya dalam pekerjaan yang dia jalani. Saya suka pekerjaan Eva, saya juga suka bahwa Eva memiliki detail yang mengejutkan dalam melakukan pekerjaannya.

Harus saya akui, saat saya membaca buku ini, bisa dibilang saya tidak berada dalam kondisi terbaik dalam hidup saya. Mengetahui bahwa semua orang punya kisahnya sendiri, saya jadi bercermin ke dalam diri sendiri bahwa saya, dalam kondisi yang seperti ini pun masih banyak punya kisah yang bisa saja saya bagi ke orang lain. Dengan semangat Kitty, juga bagaimana tokoh-tokoh di dalam kisah ini meramu penderitaan mereka dan menjalani hidup mereka masing-masing membuat saya dan bisa jadi pembaca lainnya memandang hidup dengan optimis.




Tiap orang biasa memiliki kisah luar biasa. Kita semua mungkin menganggap diri kita tidak hebat, bahwa kehidupan kita membosankan, hanya karena kita tidak melakukan sesuatu yang menggemparkan atau menghasilkan tajuk di surat kabar atau memegang penghargaan. Tapi sebenarnya kita semua melakukan sesuatu yang menakjubkan, yang berani, sesuatu yang seharusnya kita banggakan. Setiap hari orang melakukan hal-hal yang tidak dirayakan. Itulah yang harus kita tulis. Pahlawan tak dikenal, orang-orang yang tidak percaya bahwa mereka adalah pahlawan karena mereka hanya melakukan apa yang mereka yakini harus mereka lakukan dalam kehidupan mereka.
--Halaman 449

Oke, ini buku Cecelia Ahern pertama yang saya baca, dan saya tidak kapok untuk menikmati kisah yang lainnya :)




1 komentar:

  1. Hai nisa Rahma. Ada kontak, Id line atau Instagram yang bisa di hubungi?

    ReplyDelete

Recent Quotes

"Suatu ketika, kehidupanmu lebih berkisar soal warisanmu kepada anak-anakmu, dibanding apa pun." ~ Dawai-Dawai Ajaib Frankie Presto

Setting

Indonesia (40) Amerika (17) Inggris (11) Jepang (5) Perancis (4) Norwegia (3) Spanyol (3) Belanda (2) Irlandia (2) Korea (2) Saudi Arabia (2) Yunani (2) Australia (1) Fiji (1) Italia (1) Mesir (1) Persia (1) Swedia (1) Switzerland (1) Uruguay (1) Yugoslavia (1)

Authors

Jostein Gaarder (7) Paulo Coelho (6) Mitch Albom (4) Sabrina Jeffries (4) Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie (4) Colleen Hoover (3) Ilana Tan (3) John Green (3) Prisca Primasari (3) Annisa Ihsani (2) Cecelia Ahern (2) John Grisham (2) Miranda Malonka (2) Seplia (2) Sibel Eraslan (2) Suarcani (2) Adara Kirana (1) Adityayoga & Zinnia (1) Ainun Nufus (1) Aiu Ahra (1) Akiyoshi Rikako (1) Alice Clayton (1) Alicia Lidwina (1) Anggun Prameswari (1) Anna Anderson (1) Asri Tahir (1) Astrid Zeng (1) Ayu Utami (1) Charles Dickens (1) Christina Tirta (1) David Levithan (1) Deasylawati (1) Dee Lestari (1) Desi Puspitasari (1) Dewi Kharisma Michellia (1) Dy Lunaly (1) Dya Ragil (1) Elvira Natali (1) Emily Bronte (1) Emma Grace (1) Erlin Natawiria (1) Esi Lahur (1) Fakhrisina Amalia (1) Ferdiriva Hamzah (1) Frances Hodgson Burnett (1) Fredrick Backman (1) G.R.R. Marten (1) Gina Gabrielle (1) Haqi Achmad (1) Harper Lee (1) Hendri F Isnaeni (1) Ifa Avianty (1) Ika Natassa (1) Ika Noorharini (1) Ika Vihara (1) Indah Hanaco (1) JK Rowling (1) James Dashner (1) John Steinbeck (1) Jonathan Stroud (1) Kang Abik (1) Katherine Rundell (1) Korrie Layun Rampan (1) Kristi Jo (1) Kyung Sook Shin (1) Lala Bohang (1) Laura Lee Guhrke (1) Lauren Myracle (1) Maggie Tiojakin (1) Marfuah Panji Astuti (1) Mario F Lawi (1) Mark Twain (1) Maureen Johnson (1) Mayang Aeni (1) Najib Mahfudz (1) Nicholas Sparks (1) Novellina (1) Okky Madasari (1) Orizuka (1) Peer Holm Jørgensen (1) Pelangi Tri Saki (1) Primadonna Angela (1) Puthut EA (1) Rachel Cohn (1) Rainbow Rowell (1) Ratih Kumala (1) Rio Haminoto. Gramata (1) Rio Johan (1) Shinta Yanirma (1) Silvarani (1) Sisimaya (1) Sue Monk Kidd (1) Sylvee Astri (1) Tasaro GK (1) Thomas Meehan (1) Tia Widiana (1) Trini (1) Vira Safitri (1) Voltaire (1) Winna Efendi (1) Yuni Tisna (1)