The Time Keeper

Judul : The Time Keeper
Penulis : Mitch Albom
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 312 Halaman
ISBN : 9789792289770
Rating : 4 dari 5 





Blurb:

Dialah pencipta jam pertama di dunia. Dia dihukum karena mencoba mengukur anugerah terbesar dari Tuhan, diasingkan ke dalam gua hingga berabad-abad dan dipaksa mendengarkan suara orang-orang yang minta diberi lebih banyak waktu. Lalu dia kembali ke dunia kita, dengan membawa jam pasir ajaib dan sebuah misi: menebus kesalahannya dengan mempertmukan dua manusia di bumi, untuk mengajarkan makna waktu pada mereka.


***


Ketiganya, pada mulanya adalah teman: Dor, Alli, dan Nam. Hingga waktu berlalu dan mereka tumbuh menjadi dewasa. Dor dan Alli menikah, memiliki tiga orang anak, sementara Nam yang kuat menjadi penguasa kaya raya. Dor melakukan sebuah kesalahan besar yakni menghitung waktu. Dor memulai perhitungan dengan menghitung bayangan matahari, tetesan-tetesan air. Hingga dia dapat menghitung ukuran antara kegelapan dan cahaya.

Tidak ada perang tak berkesudahan antara siang dan malam. Dor telah memerangkap kedua-duanya di dalam mangkuk.
--- halaman 42

Dor dan Alli diasingkan di sebuah pulau karena Dor tidak berkenan membantu Nim dalam urusan kekuasaannya. Hal ini membuat Dor memiliki banyak waktu untuk melakukan pekerjaannya dalam menghitung waktu. Hingga suatu saat, Alli istrinya tertular penyakit dari orang yang berkunjung ke pulaunya. Dor menginginkan waktu, agar istrinya bisa disembuhkan, supaya ia bisa pergi memanggil penyembuh untuk istrinya. Saat itulah ada lelaki tua yang menghukumnya dalam masa yang teramat panjang, membuatnya mengerti terhadap pelajaran waktu yang begitu berharga. Dor terpenjara dalam gua, di sana dia dapat mendengar suara-suara manusia yang menderita; penderitaan yang ditimbulkannya karena berusaha menghitung waktu. Dia mendengar tentang orang-orang yang meminta lebih banyak waktu..., lebih banyak waktu....

Ketika manusia semakin terobsesi dengan jam-jamnya, kesedihan akibat waktu yang telah hilang menciptakan kekosongan permanen di hati manusia.
--- halaman 89

Sarah Lemon dan Victor Delamonte adalah orang-orang yang menginginkan waktu. Sarah adalah seorang gadis remaja yang pintar, namun bertubuh besar. Sarah tumbuh dari keluarga yang bercerai. Ibu dan ayahnya tidak bersatu lagi sejak ia berusia dua belas tahun. Sejak itu, ia tidak lagi dekat dengan ibunya, tak pernah mengobrol atau membicarakan tentang kehidupannya lagi. Ia menjadi sesosok gadis yang tertutup. Ia dikucilkan oleh pergaulan teman-temannya yang menilai fisik adalah segalanya. Sarah tidak pernah mengenal konsep cinta sampai ia bertemu dengan seorang pemuda bernama Ethan.

Sementara Victor Delamonte, seorang konglomerat yang waktunya dihabiskan untuk mengurus perusahaannya yang banyak. Ia memiliki istri bernama Grace, namun tidak mempunyai anak dari pernikahannya. Karena kesibukannya itulah Victor didera penyakit kanker dan gagal ginjal. Waktu yang dimilikinya di dunia tersisa dua bulan lagi. Victor mencari cara supaya dia bisa memilik waktu yang panjang, ia bersedia membayar mahal dari kekayaan yang dimilikinya. Dan ia dikenalkan dengan krionika.

Dari gua, Dor mendengarkan kedua orang ini dan jutaan orang lainnya mengeluh soal waktu. Pria tua yang dulu menghukumnya kembali datang, memberi Dor sebuah misi, untuk membantu dua orang yang tengah bermasalah dengan waktu. Dor diutus ke bumi, di masa kini, jauh setelah masa kehidupannya yang dia alami dulu bersama Alli, enam ribu tahun kemudian. Dor diberi jam pasir yang dapat ia gunakan untuk mengulur waktu sehingga banyak hal yang bisa ia pelajari dalam kehidupannya di masa kini. Ia bisa memperlambat suatu kejadian, namun tidak bisa benar-benar menghentikan waktu.

Dor memilih untuk bekerja di sebuah toko jam. Di sinilah ia bertemu dengan dua orang bagian dari misinya, yang membutuhkan kehadirannya untuk sesuatu yang belum Dor ketahui. Sarah Lemon menghabiskan uang jajannya untuk bepergian jauh dari rumahnya, mengunjungi toko jam, demi memberikan hadiah kepada Ethan; sebuah jam tangan. 

Kadang-kadang, kalau kau tidak mendapatkan cinta yang kauinginkan, dengan memberi kaupikir kau akan mendapatkannya.
--- halaman 162

Sarah bertemu dengan Dor, si pegawai toko jam, dan dengan pria tak dikenal itulah Sarah menceritakan semuanya tentang Ethan. Sebuah kisah yang tidak mungkin diceritakan kepada ibunya, atau teman-temannya yang tak ia punya.

Victor Delamonte pergi ke toko jam itu, sebelum memutuskan untuk melakukan misi tentang krionika yang akan mengubah hidupnya. Ia minta dicarikan jam paling antik yang bisa ia temui di sini, untuk dibawanya dalam percobaan krionika yang akan membawa Victor melampaui masa kini. Victor butuh banyak waktu, dan yang ingin dibawa bersamanya adalah penunjuk waktu. 

Dor sudah menemukan dua orang yang akan ditolongnya itu, maka dengan kemampuan memperlambat waktu dia mengamati kedua orang tersebut. Sarah seorang gadis yang tengah jatuh cinta dan memiliki problematika keluarga, dan Victor seorang jutawan yang membutuhkan waktu lebih, karena mengidap kanker yang menggerogotinya.

Akankah Dor bisa membantu mereka? Dapatkah ia kembali ke sisi istrinya yang tengah sekarat?


***


Buku ini bercerita tentang waktu. Sebuah dongeng tentang orang pertama yang mengukur waktu. 

Bayangkan bagaimana hidup kita apabila tidak ada pengukur waktu? Kita tidak akan pernah tahu jam berapa harus berangkat sekolah atau kerja, jam berapa seharusnya pulang atau berapa usia kita sekarang. 

Tetapi di sekitarmu tak ada yang menghitung waktu. Burung-burung tidak terlambat. Anjing tidak perlu melihat jam tangan. Rusa tidak ribut-ribut tentang hari-hari ulang tahun yang telah lewat.
Hanya manusia yang mengukur waktu.
Hanya manusia yang menghitung jam.
Itu sebabnya hanya manusia yang mengalami kketakutan hebat yang tidak dirasakan makhluk-makhluk lainnya.
Takut kehabisan waktu.
--- halaman 17

Membaca novel ini, pembaca disuguhkan tentang cerita soal waktu. Bagaimana orang melihat waktu dari sudut pandang Sarah Lemon, seorang gadis yang sedang jatuh cinta, lalu patah hati. Atau dari sisi Victor Delamonte yang kehidupannya dihabiskan dengan urusan bisnis, menumpuk harta kekayaan hingga dia terlupa peran istri yang begitu mencintai dan memperhatikannya. Waktu tidak bisa membeli kesehatan yang sudah hilang dari dirinya. Waktu juga tidak bisa bertambah hanya karena persiapan Sarah untuk bertemu dengan Ethan belum sempurna. "Waktu itu bagaikan pedang, jikalau kamu tidak bisa menggunakan pedang itu, maka pedang itu sendiri yang akan menghunusmu." Begitulah nasehat Imam Syafi'i kepada kita.

Terkadang kita bertanya-tanya, mengapa waktu yang kita miliki kurang? Bisakah kita menambah waktu untuk urusan-urusan yang belum selesai? Mengapa waktu kita miliki sehari hanya 24 jam saja? Itu kurang. Tidak cukup. Mungkin kita jugalah orang-orang yang didengar oleh Dor dalam penjaranya di gua, orang-orang yang selalu mengeluhkan waktu, orang-orang yang menyia-nyiakan waktu. Dalam novel ini. tamparan halus itu begitu keras terasa. Banyak pelajaran yang bisa dihimpun dari membaca kisahnya. Tentang orang-orang yang ingin mengakhiri hidupnya, namun di sisi yang lain ada pula yang ingin memperpanjang umurnya.

Saya jadi ingat sebuah surah di dalam al Qur'an tentang waktu:


Demi masa.  Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati dengan kesabaran. [Q.S. Al Ashr: 1-3]

Betapa tentang waktu mendapatkan porsi perhatian yang penting sekali, bahwa manusia yang tidak dapat memanfaatkan waktunya adalah termasuk orang-orang yang merugi. 

Dari novel ini saya mendapatkan banyak penjelasan, dan banyak tamparan. Saya (dan mungkin juga yang lainnya) terkadang termasuk orang-orang yang lalai, tidak memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Dan waktu yang berjalan itu menebas kita dengan pedangnya. Saya, seperti juga Dor, Sarah, dan Victor, adalah orang-orang yang belajar tentang "waktu". 

Tidak pernah ada kata terlambat atau terlalu cepat. Semuanya terjadi pada waktu yang telah ditetapkan.

Bila kita diberi waktu tak terbatas, tidak ada lagi yang istimewa. Tanpa kehilangan atau pengorbanan, kita tidak bisa menghargai apa yang kita punya.


Terima kasih kepada Mitch Albom atas pelajaran indahnya tentang waktu, untuk lebih menghargai waktu. :)

"Ada sebabnya Tuhan membatasi hari-hari kita."
"Mengapa?"
"Supaya setiap hari itu berharga."

0 komentar:

Post a Comment

Recent Quotes

"Suatu ketika, kehidupanmu lebih berkisar soal warisanmu kepada anak-anakmu, dibanding apa pun." ~ Dawai-Dawai Ajaib Frankie Presto

Setting

Indonesia (40) Amerika (17) Inggris (11) Jepang (5) Perancis (4) Norwegia (3) Spanyol (3) Belanda (2) Irlandia (2) Korea (2) Saudi Arabia (2) Yunani (2) Australia (1) Fiji (1) Italia (1) Mesir (1) Persia (1) Swedia (1) Switzerland (1) Uruguay (1) Yugoslavia (1)

Authors

Jostein Gaarder (7) Paulo Coelho (6) Mitch Albom (4) Sabrina Jeffries (4) Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie (4) Colleen Hoover (3) Ilana Tan (3) John Green (3) Prisca Primasari (3) Annisa Ihsani (2) Cecelia Ahern (2) John Grisham (2) Miranda Malonka (2) Seplia (2) Sibel Eraslan (2) Suarcani (2) Adara Kirana (1) Adityayoga & Zinnia (1) Ainun Nufus (1) Aiu Ahra (1) Akiyoshi Rikako (1) Alice Clayton (1) Alicia Lidwina (1) Anggun Prameswari (1) Anna Anderson (1) Asri Tahir (1) Astrid Zeng (1) Ayu Utami (1) Charles Dickens (1) Christina Tirta (1) David Levithan (1) Deasylawati (1) Dee Lestari (1) Desi Puspitasari (1) Dewi Kharisma Michellia (1) Dy Lunaly (1) Dya Ragil (1) Elvira Natali (1) Emily Bronte (1) Emma Grace (1) Erlin Natawiria (1) Esi Lahur (1) Fakhrisina Amalia (1) Ferdiriva Hamzah (1) Frances Hodgson Burnett (1) Fredrick Backman (1) G.R.R. Marten (1) Gina Gabrielle (1) Haqi Achmad (1) Harper Lee (1) Hendri F Isnaeni (1) Ifa Avianty (1) Ika Natassa (1) Ika Noorharini (1) Ika Vihara (1) Indah Hanaco (1) JK Rowling (1) James Dashner (1) John Steinbeck (1) Jonathan Stroud (1) Kang Abik (1) Katherine Rundell (1) Korrie Layun Rampan (1) Kristi Jo (1) Kyung Sook Shin (1) Lala Bohang (1) Laura Lee Guhrke (1) Lauren Myracle (1) Maggie Tiojakin (1) Marfuah Panji Astuti (1) Mario F Lawi (1) Mark Twain (1) Maureen Johnson (1) Mayang Aeni (1) Najib Mahfudz (1) Nicholas Sparks (1) Novellina (1) Okky Madasari (1) Orizuka (1) Peer Holm Jørgensen (1) Pelangi Tri Saki (1) Primadonna Angela (1) Puthut EA (1) Rachel Cohn (1) Rainbow Rowell (1) Ratih Kumala (1) Rio Haminoto. Gramata (1) Rio Johan (1) Shinta Yanirma (1) Silvarani (1) Sisimaya (1) Sue Monk Kidd (1) Sylvee Astri (1) Tasaro GK (1) Thomas Meehan (1) Tia Widiana (1) Trini (1) Vira Safitri (1) Voltaire (1) Winna Efendi (1) Yuni Tisna (1)