Rooftoppers -- Para Penghuni Atap

Judul : Rooftoppers -- Para Penghuni Atap
Penulis : Katherine Rundell
Penerbit : Metamind (Tiga Serangkai)
Tebal Buku : 300 Halaman
ISBN : 9786029251319
Rating : 4 dari 5



"Aku selalu berpikir bahwa jika cinta punya aroma, maka aromanya seperti roti yang masih hangat." ---halaman 198

***

Blurb:

Tidak ada yang percaya bahwa ibu Sophie selamat dari kecelakaan kapal yang terjadi ketika Sophie masih bayi. Kemungkinan selalu ada dan Sophie tidak kehilangan harapan untuk dapat bertemu dengan ibunya kembali. Saat lembaga kesejahteraan melayangkan surat kepada pengasuh Sophie agar mengirimkannya ke panti asuhan. Sophie melarikan diri ke Paris. Ia mencari ibunya dengan satu petunjuk, alamat yang tertulis di boks cello yang menyelamatkan nyawa Sophie saat masih bayi. Sophie pun bertemu para penghuni atap (rooftoppers) dan menjelajahi atap-atap Kota Paris untuk mcncari keberadaan ibunya sebelum harapan hilang selamanya.

***

Sophie adalah seorang bayi yang ditemukan di dalam kotak cello oleh Charles Maxim, tiga puluh enam tahun. Sejak saat itu, Charles memutuskan untuk merawat bayi itu seorang diri, dan menamainya Sophie. Charles belum pernah benar-benar mengenal seorang anak sebelumnya, sehingga kekhawatiran menyelubunginya.

"Sungguh, aku takut, memahami buku juh lebih mudah bagiku ketimbang memahami orang. Buku sangat mudah diajak bersahabat." ---halaman 3

Miss Elliot, agen perlindungan anak, datang mengunjungi Charles dan Sophie, hendak mengambil gadis mungil itu dan membawanya dalam perlindungan. Namun, Charles menolaknya, dan bersikeras untuk merawat Sophie seorang diri. 

"Aku akan menyayanginya. Itu pastilah cukup, apabila puisi yang kubaca belumlah cukup." ---halaman 7

Miss Elliot pantang menyerah, dia selalu datang mengunjungi Charles dan Sophie secara rutin untuk melakukan inspeksi. Dia mengamati perkembangan Sophie dan memberikan penilaian bahwa gadis kecil itu tumbuh tidak seperti sebagaimana lazimnya anak perempuan. Miss Elliot bertanya seputar apa yang Sophie makan, mengomentari penampilan, dan juga Sophie yang tidak bersekolah formal. Dia masih yakin kalau Sophie harus diselamatkan dari didikan Charles.

Sophie sendiri, seiring berjalannya waktu, merasa bahwa dia mengingat ibunya. Menurut Charles Sophie hanyalah berhalusinasi. Namun Sophie meyakinkan diri kalau dia tidak sedang mengkhayalkan itu semua. Sophie benar-benar merindukan ibunya.

Ibu adalah sesuatu yang kau butuhkan, seperti udara, dan air. Bahkan ibu di atas kertas pun lebih baik daripada tidak ada sama sekali, termasuk juga ibu khayalan. Ibu adalah tempat untuk meletakkan hatimu. Mereka adalah tempat beristirahat untuk memulihkan napasmu. ---halaman 33

Ketika berulang tahun kedua belas, Charles memberinya hadiah dua belas buku. Sophie amat senang dengan hadiah itu.

"Buku-buku yang kau baca di usiamu sekaranglah yang akan terus kau ingat. Buku akan menyibak dunia untukmu." ---halaman 35

Namun, kebahagiaan ulang tahunnya harus ternoda karena mereka mendapatkan surat inspeksi. Meskipun Charles dan Sophie sudah berusaha semaksimal mungkin menampilkan sesuatu yang layak pada inspektor itu--mereka membersihkan rumah, Sophie mengenakan pakaian perempuan dan menyisir rambutnya yang kusut--akan tetapi putusan pada Sophie tetap harus berlaku, bahwa Sophie harus tinggal di panti asuhan. Jika Charles tidak mau menyerahkan gadis itu, maka Charles akan dipenjara.

Sophie tidak mau masuk panti asuhan. Dan karena dia menemukan sesuatu di kotak cello-nya yang memungkinkan dirinya menemukan ibunya, maka Sophie dan Charles memutuskan untuk melarikan diri ke Paris.

Sesampainya di Paris, Charles berupaya untuk menemukan ibu Sophie melalui petunjuk yang ada, namun hasilnya nihil. Karena mengkhawatirkan Sophie akan ketangkap jika dia ikut menyusuri jalanan Paris, maka Sophie diminta untuk tidak keluar dari tempat penginapan. Sophie menemukan jendela yang menghubungkannya ke atap, dan dari sana, dia bertemu dan berkenalan dengan Matteo, si Penghuni Atap. Melalui perkenalan ini, Sophie juga bertemu dengan para penghuni atap lainnya, dan melakukan petualangan seru dengan mereka. Namun, pertemanan dengan Matteo ini harus dirahasiakan oleh Sophie dari Charles, ayahnya. Meskipun begitu, Charles bisa mengendus gelagat mencurigakan dari Sophie. Namun dia hanya mengatakan ini pada gadis kecilnya itu:

"Semua orang butuh rahasia. Hanya saja, pastikan rahasia itu baik." ---halaman 195

Lalu, selama mereka tinggal di Paris, apakah pada akhirnya Sophie akan menemukan ibunya?

***

Somtimes I judge a book by it's cover. Begitulah awal mula perkenalan saya dengan novel ini. Meskipun tidak berwarna merah muda (oke, saya mudah luluh dengan cover pink atau yang cantik bunga-bunga), tapi sampul buku ini benar-benar cantik: seorang gadis cilik yang berada di atap, dengan burung-burung di langit dan Menara Eiffel sebagai lanskap utama kota Paris. Lalu yang lebih meyakinkan saya adalah, saat membalik bukunya, ternyata nama si tokoh utama adalah Sophie (actually, I addicted with several names, ex: Sophie, Joshua, Benjamin, Abe, don't ask why *yha*). Oke, jadi pada akhirnya, saya memutuskan untuk membeli ini. 

Jujur harus saya katakan, sebenarnya saya takut dan sangsi membaca novel terjemahan selain dari penerbit tertentu, karena saya pernah mendapatkan buku-buku terjemahan yang kualitas terjemahan maupun penyuntingannya buruk. Jadi, saya tidak memberikan ekspektasi berlebih terhadap novel ini. Namun ternyata, kekhawatiran saya hilang begitu saja saat saya membaca halaman pertamanya. Terjemahannya keren.... Secara umum, meskipun masih ada beberapa kesalahan penulisan, tapi membaca novel ini tidak membuat saya kecewa. Jadi, bisa dibilang untuk novel ini, muluuus.

Dari segi jalannya cerita, Rooftoppers menyajikan cerita yang tidak biasa. Tentang hubungan ayah angkat dan anak yang seru meskipun di beberapa hal, saya harus menyepakati Miss Elliot tentang... bagaimana caranya mendidik anak perempuan yang tidak dimengerti oleh Charles (kenapa dia nggak sama Miss Elliot aja sih? xD *gemas*). Lalu yang membuat saya tak habis pikir adalah... bagaimana penulis menyajikan dunia yang tidak biasa: tentang kehidupan anak-anak di atas atap. Selama ini kita mendengar dan menyaksikan langsung kehidupan anak jalanan (di atas tanah), tapi tidak pernah terpikir tentang kehidupan di balik atap-atap yang menjulang tinggi. Bagaimana mereka hidup dari satu atap ke atap lainnya, mengetahui jenis-jenis genteng mana yang bisa didiami, dan bagaimana caranya terlindung dari pengamatan orang-orang di daratan. Membuat mereka benar-benar tersembunyi. Keren.

Tiga per empat novel ini, tone-nya begitu cepat, membuat saya rela harus begadang karena tak sabar mengetahui ending-nya. Seru, menegangkan. Apalagi buat yang phobia ketinggian seperti saya.

Setelah membaca ini, membuat saya lebih "peka" dan jadi sering mengamati atap-atap bangunan. Kalau di atap rumah saya sih, nggak ada ya, gentengnya dari seng jadi kalau ada orang pasti ketahuan :p

Satu pesan dari Matteo untuk Sophie, yang harus saya pelajari juga dalam kehidupan ini:

"Menunggu adalah bakat. Kau harus mempelajarinya." ---halaman 209

2 komentar:

  1. Saya takjub dengan dunia atap. Keren juga ya mereka bisa pindah-pindah dari bangunan yang satu ke bangunan lainnya. Bisa intip ke kamar mandi banyak rumah juga.. :) lho?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha aku gak kepikiran ngintip kamar mandi :D

      Iya seru banget,gak pernah menyangka ada yang bikin cerita dari atap. Sekarang kalau jalan jadi suka ngamatin atap bangunan :D

      Delete

Recent Quotes

"Suatu ketika, kehidupanmu lebih berkisar soal warisanmu kepada anak-anakmu, dibanding apa pun." ~ Dawai-Dawai Ajaib Frankie Presto

Setting

Indonesia (40) Amerika (17) Inggris (11) Jepang (5) Perancis (4) Norwegia (3) Spanyol (3) Belanda (2) Irlandia (2) Korea (2) Saudi Arabia (2) Yunani (2) Australia (1) Fiji (1) Italia (1) Mesir (1) Persia (1) Swedia (1) Switzerland (1) Uruguay (1) Yugoslavia (1)

Authors

Jostein Gaarder (7) Paulo Coelho (6) Mitch Albom (4) Sabrina Jeffries (4) Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie (4) Colleen Hoover (3) Ilana Tan (3) John Green (3) Prisca Primasari (3) Annisa Ihsani (2) Cecelia Ahern (2) John Grisham (2) Miranda Malonka (2) Seplia (2) Sibel Eraslan (2) Suarcani (2) Adara Kirana (1) Adityayoga & Zinnia (1) Ainun Nufus (1) Aiu Ahra (1) Akiyoshi Rikako (1) Alice Clayton (1) Alicia Lidwina (1) Anggun Prameswari (1) Anna Anderson (1) Asri Tahir (1) Astrid Zeng (1) Ayu Utami (1) Charles Dickens (1) Christina Tirta (1) David Levithan (1) Deasylawati (1) Dee Lestari (1) Desi Puspitasari (1) Dewi Kharisma Michellia (1) Dy Lunaly (1) Dya Ragil (1) Elvira Natali (1) Emily Bronte (1) Emma Grace (1) Erlin Natawiria (1) Esi Lahur (1) Fakhrisina Amalia (1) Ferdiriva Hamzah (1) Frances Hodgson Burnett (1) Fredrick Backman (1) G.R.R. Marten (1) Gina Gabrielle (1) Haqi Achmad (1) Harper Lee (1) Hendri F Isnaeni (1) Ifa Avianty (1) Ika Natassa (1) Ika Noorharini (1) Ika Vihara (1) Indah Hanaco (1) JK Rowling (1) James Dashner (1) John Steinbeck (1) Jonathan Stroud (1) Kang Abik (1) Katherine Rundell (1) Korrie Layun Rampan (1) Kristi Jo (1) Kyung Sook Shin (1) Lala Bohang (1) Laura Lee Guhrke (1) Lauren Myracle (1) Maggie Tiojakin (1) Marfuah Panji Astuti (1) Mario F Lawi (1) Mark Twain (1) Maureen Johnson (1) Mayang Aeni (1) Najib Mahfudz (1) Nicholas Sparks (1) Novellina (1) Okky Madasari (1) Orizuka (1) Peer Holm Jørgensen (1) Pelangi Tri Saki (1) Primadonna Angela (1) Puthut EA (1) Rachel Cohn (1) Rainbow Rowell (1) Ratih Kumala (1) Rio Haminoto. Gramata (1) Rio Johan (1) Shinta Yanirma (1) Silvarani (1) Sisimaya (1) Sue Monk Kidd (1) Sylvee Astri (1) Tasaro GK (1) Thomas Meehan (1) Tia Widiana (1) Trini (1) Vira Safitri (1) Voltaire (1) Winna Efendi (1) Yuni Tisna (1)